Belajar Teori yang Mendukung
perkembangan. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah siswa dapat aktif mengembangkan
pengetahuannya sendiri
Schunk: 2012.
Teori belajar
konstruktivisme didukung oleh teori Piaget. Teori Piaget membahas mengenai struktur kognitif anak.
SuryonoHariyanto 2012 mengatakan, Piaget berpendapat bahwa perkembangan anak yang bermakna dapat membangun struktur kognitifnya untuk
dapat memahami dan menanggapi pengalaman di lingkungannya. Struktur kognitif anak dapat meningkat sesuai dengan perkembangan usianya menuju
aktivitas mental
yang kompleks.
Trianto 2012
mengatakan bahwa
perkembangan kognitif
anak yang
aktif dapat
membangun pemahaman
pengetahuan serta realita dari pengalaman dan komunikasi mereka sendiri. Teori konstruktivisme adalah teori yang menekankan bahwa melalui pengalaman di
lingkungan masing-masing dapat membentuk pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan.
Teori belajar konstrukivisme mendapat dukungan dari Vygotsky. Schunk 2012 Zona Perkembangan Proksimal ZPD Zone of Proximal Develompment
menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dilakukan siswa sendiri dengan apa yang dapat dilakukan siswa dengan bantuan orang lain. Orang lain
yang dimaksud adalah teman sebaya, guru, dan orang tua. Vygotsky menekankan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan sosial. Interaksi
dengan lingkungan sosial dan teman sebaya dapat mendorong perkembangan kognitif anak. Dari teori Vygotsky tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas
anak yang dilakukan melalui bantuan teman sebaya dapat mempengaruhi
perkembangan intelektual anak. Sitepu 2012 mengatakan bahwa konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zona Perkembangan Proksimal ZPD yaitu jarak
antara perkembangan pemecahan masalah secara mandiri dengan perkembangan pemecahan masalah dengan bantuan orang lain teman sebaya.
Teori konstruktivisme menurut Piaget dan Vygotsky, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat dibentuk oleh anak secara mandiri maupun dengan
bantuan teman melalui interaksi sosial di lingkungan tempat mereka tinggal. Teori konstruktivisme
pada rencana
pelaksanaan pembelajaran
harian berbasis
permainan anak ditunjukkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk pengalaman dan interaksi sosialnya. Pengalaman bermain dan interaksi
dengan teman sebaya tersebut dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya.