Kurikulum Perkembangan Kurikulum di Indonesia

perkembangan, kebutuhan serta kepentingan siswa; 7 kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, tekhnologi, dan seni; 8 kurikulum harus relevan dengan kebutuhan siswa; 9 kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan siswa; 10 kurikulum harus memperhatikan kepentingan nasional dan daerah; dan yang terakhir 11 penilaian hasil belajar digunakan untuk mengetahui kekurangan siswa. Kesebelas prinsip di atas merupakan komponen yang penting dalam melakukan perubahan kurikulum. Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli memiliki persamaan yaitu kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan meliputi tujuan, isi, dan cara melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu perangkat pendidikan yang mengatur tujuan, isi pelajaran, dan pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Pendidikan di Indonesia dari tahun 1945 sudah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Pertama, Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia dengan mengunakan istilah rencana pelajaran. Rencana Pelajaran ini memuat hal-hal pokok yang meliputi daftar mata pelajaran, alokasi waktu, serta garis besar proses pengajaran. Kegiatan pembelajaran lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat daripada pendidikan pikiran. Materi pembelajaran berdasarkan kenyataan yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari, namun perhatian lebih mengacu pada kesenian dan pendidikan jasmani Trianto: 2009. Kedua , Rencana Pelajaran 1950 ini muncul dikarenakan adanya UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Rencana Pelajaran 1950 hampir sama dengan Rencana Pelajaran 1947. Rencana Pelajaran ini termasuk kurikulum dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah separated curriculum Suparlan: 2011. Ketiga , Rencana Pelajaran 1952 dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini menerapkan peraturan yaitu setiap mata pelajaran diajarkan oleh satu orang guru. Masa Rencana Pelajaran 1952 terbentuk kelas masyarakat. Kelas masyarakat adalah sekolah khusus bagi lulusan SR 6 Tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas ini mengajarkan keterampilan bagi anak yang tidak mampu sekolah ke jenjang SMP, sehingga bisa langsung bekerja Trianto: 2009. Keempat, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida Suparlan: 2011. Kelima , Kurikulum 1968. Kurikulum 1968 adalah kurikulum yang pertama kali menggunakan istilah kurikulum di Indonesia Suparlan: 2011. Kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat sosialis. Pendidikan pada kurikulum ini menekankan pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 bersifat correlate subject curriculum yaitu materi tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada 3 kelompok besar yaitu pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 mengajarkan materi teoritis dan tidak mengkaitkan hal-hal faktual di lingkungan. Trianto: 2009. Keenam , Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir berdasarkan ketetapan MPR Nomor IV MPR 1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang”. Metode, materi, dan tujuan pelajaran kurikulum ini tertuang secara gamblang dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional PPSI, yang kemudian lahir rencana pelajaran setiap satuan bahasan Trianto: 2009. Ketujuh , Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Kurikulum ini berlaku berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 0461 U 1983 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Perbaikan Kurikulum. Lebih lanjut, Suparlan 2011 mengatakan bahwa kurikulum 1984 memiliki 4 aspek yang disempurnakan, yaitu: 1 pelaksanaan PSPB, 2 penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, 3 pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, 4 pelaksanaan pelajaran berdasarkan keruntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Trianto 2009 menambahkan bahwa kurikulum ini menerapkan sistem Cara Belajar Siswa Aktif CBSA yang meliputi mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan serta siswa menjadi subyek belajar kegiatan pembelajaran. Kedelapan , Kurikulum 1994. Kurikulum ini mematok pendidikan menjadi 9 tahun SD sampai SMP. Kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum 1975 melalui pendekatan tujuan dan kurikulum 1984 melalui tujuan pendekatan proses. Zahara Idris dan Lisma Jamal menyatakan bahwa kurikulum 1994 menerapkan muatan lokal serta penyempurnaan tiga kemampuan dasar yaitu membaca, menulis, dan menghitung yang fungsional Trianto: 2009. Kesembilan , Kurikulum 2004. Kurikulum ini belum sepenuhnya diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Kurikulum 2004 disebut sebagai KBK Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompetensi merupakan penyatuan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dalam kebiasaan dalam berpikir dan bersikap Trianto: 2009. KBK memiliki empat komponen yang meliputi Kurikulum dan Hasil Belajar KHB, Penilaian Berbasis Kelas PBK, Kegiatan Belajar Mengajar KBM, serta Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah PKBS Trianto: 2009. Kesepuluh , Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mulai berlaku mulai tahun 2006. KTSP adalah hasil perbaikan dari KBK yang telah diuji coba kelayakannya secara publik, melalui beberapa sekolah yang dijadikan sasaran proyek. Tujuan KTSP adalah menanamkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut Trianto: 2009. Lebih lanjut, Suparlan 2011 mengatakan bahwa kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia antara lain adalah Rencana Pelajaran 1947, Rencana Pelajaran 1950 mata pelajaran terpisah-pisah terurai, Rencana Pelajaran 1958 penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950 dan digunakan sampai dengan tahun 1964, Rencana Pelajaran 1964 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958 dan digunakan sampai tahun 1968, Kurikulum 1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 penyempurnaan dari kurikulum 1975, Kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006. Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun berjalan terus demi mencapai suatu tujuan pendidikan. Perubahan demi perubahan terlihat selalu mengacu pada kurikulum sebelumnya. Perubahan ini bertujuan untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya agar lebih baik. Perbaikan tersebut guna mengembangkan pendidikan di Indonesia agar semakin maju. Total perubahan kurikulum di Indonesia adalah 10 kali yakni dimulai dari rencana pelajaran 1947 hingga KTSP 2006. Tahun ajaran 2014 2015 Indonesia merubah kurikulum kembali yaitu dari kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013.

2.1.6. Kurikulum 2013

Kurikulum yang dianut bangsa Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan dalam suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan dan menyelaraskan kemampuan yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan Fadlillah: 2014. Berbeda dengan Mulyasa 2013, Beliau menyatakan bahwa kurikulum 2013 adalah tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi KBK yang dahulu pernah diujicobakan pada tahun 2004. Kurikulum 2013 menganut sejarah yang menyatakan bagaimana manusia mengembangkan kehidupan dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai, serta berbagai aspek lain yang sesuai dengan potensinya sendiri Kunandar: 2014. Paparan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mempunyai tujuan meningkatkan pendidikan meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2.1.6.1. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia mempunyai karakteristik yang beragam salah satunya yaitu kurikulum 2013. Kemendikbud 2014 menyatakan bahwa Kurikulum 2013 memiliki delapan karakteristik yang meliputi : 1 isi atau konten kurikulum yang meliputi kompetensi-kompetensi dalam mata pelajaran; 2 KI menjadi gambaran aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; 3 KD dalam satu tema yang harus dipelajari siswa; 4 KI dan KD diutamakan dalam ranah sikap dan juga kemampuan kognitif; 5 semua KD dan kegiatan pembelajaran dikembangkan demi mencapai kompetensi inti; 6 KD saling memperkuat, memperkaya antar mata pelajaran; 7 silabus dikembangkan menjadi rancangan belajar yang mencantumkan KD dalam satu tema; 8 RPP dikembangkan dari setiap KD. Selain memiliki delapan karakteristik, kurikulum 2013 juga memiliki karakteristik pada pendekatan dan penilaian.

2.1.6.2. Pendekatan Saintifik

Karakteristik dalam pendekatan yaitu kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas dalam pengembangan sikap, keterampilan, serta pengetahuan Kemendikbud: 2014. Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2014 lampiran IV menyatakan bahwa pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajaran yang memuat lima pengalaman belajar pokok, yaitu: 1. Mengamati Mengamati merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan menyimak, melihat, membaca, dan mendengar. 2. Menanya Menanya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai suatu informasi yang belum dipahami dari apa yang sudah ditemui dan dilihat. 3. Mengumpulkan informasi eksperimen Mengumpulkan informasi eksperimen adalah kegiatan mengumpulkan informasi yang dilakukan setelah siswa memperoleh sebuah materi dengan cara melakukan eksperimen-eksperimen. 4. Mengasosiasikan mengolah informasi Mengasosiasikan mengolah informasi adalah kegiatan mengolah informasi yang dilakukan dengan cara mengolah data-data yang didapatkan kemudian diproses untuk menemukan hasil yang dicari. 5. Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaikan hasil dengan menceritakan apa yang didapatkan dari materi yang sudah dipelajari.