GIRO PADA BANK INDONESIA CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 545 – Schedule 3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING lanjutan

3. USE OF

SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIM ATES AND JUDGEMENTS continued Imbalan kerja karyawan Employee benefit Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya faktor yang dipertimbangkan oleh aktuaris berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atas asumsi-asumsi tersebut akan mempengaruhi nilai tercatat atas imbalan kerja karyawan. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja termasuk tingkat diskonto. Grup menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan nilai kini atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Grup mempertimbangkan tingkat suku bunga atas Obligasi Pemerintah yang mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu imbalan kerja karyawan. The present value of the employee benefit obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of employee benefit obligations. The assumptions used in determining the net cost income for employee benefits include the discount rate. The Group determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the pension obligations. In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of Government Bonds that have terms to maturity approximating the terms of the related employee benefit liability. Asumsi kunci liabilitas pensiun lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Other key assumptions for pension obligations are partly based on current market conditions.

4. KAS

4. CASH

2016 2015 Kas dalam khasanah Cash in vault Rupiah 72,915,995 68,143,994 Rupiah Mata uang asing Foreign currency Dolar Amerika 18,255 - United States Dollar Dolar Hong Kong 2,015 - Hong Kong Dollar Kas 199,972 195,000 Cash on hand 73,136,238 68,338,994

5. GIRO PADA BANK INDONESIA

5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

2016 2015 Rupiah 1,467,640,451 1,425,748,011 Rupiah Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo giro pada Bank Indonesia termasuk giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah Entitas Anak masing-masing adalah sebesar Rp 50.703.533 dan Rp 56.457.587. As at 31 December 2016 and 2015, current accounts with Bank Indonesia include amounts under Sharia banking principles Subsidiary of Rp 50,703,533 and Rp 56,457,587, respectively. Rasio GWM Grup pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut: As at 31 December 2016 and 2015, the GWM ratios of the Group are as follows: 379 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 546 – Schedule 5. GIRO PADA BANK INDONESIA lanjutan 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA continued 2016 2015 Bank Umum – Konvensional Commercial Bank – Conventional Giro Wajib Minimum Primer - Rupiah 7.52 8.35 Primary Statutory Reserve - Rupiah Giro Wajib Secondary Statutory Minimum Sekunder - Rupiah 14.46 12.21 Reserve- Rupiah Giro Wajib Minimum Primary Statutory Reserve Loan to Funding Ratio 0.00 0.00 Loan to Funding Ratio Bank Syariah 5.03 5.00 Sharia Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.183PBI2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Giro Wajib Minimum “GWM” Bank Umum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 6,5, GWM Sekunder sebesar 4 dari Dana Pihak Ketiga “DPK” dalam Rupiah dalam Rupiah dan GWM Loan to DepositRatio “LDR”. Selain itu, Bank juga wajib memenuhi GWM valuta asing sebesar 8 dari DPK dalam valuta asing. In accordance with the Bank Indonesia Regulation No.183PBI2016 dated 16 March 2016 regarding Minimum Statutory Reserves “GWM” in Rupiah, the Bank should comply with minimum reserve requirement in Rupiah which consist of Primary GWM of 6.5, secondary GWM of 4 calculated from Third Party Fund “TPF” in Rupiah as well as Loan to Deposit Ratio “LDR” Staturoy Reserves. Furthermore, the Bank shall also comply with minimum reserve requirement in foreign currency of 8 from TPF in foreign currencies. Pada tanggal 25 Juni 2015, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No.1711PBI2015 tentang perubahan atas PBI No.1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan valuta asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank harus memenuhi GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Funding Ratio LFR. PBI GWM LFR mulai berlaku pada tanggal 26 Juni 2015 dan perhitungan GWM LFR mulai berlaku 3 Augustus 2015. On 25 June 2015, Bank Indonesia issued a regulation No.1711PBI2015 concerning amendment of PBI No.1515PBI2013 regarding Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies the Bank should comply with a minimum reserve requirement in Rupiah consist of Primary GWM, Secondary GWM and Loan to Funding Ratio LFR Statutory Reserves. LFR Statutory Reserves Regulation is applied effectively since 26 June 2015 and GWM LFR calculation applied starting 3 August 2015. Pada tanggal 26 November 2015, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No.1721PBI2015 tentang perubahan kedua atas PBI No.1515PBI 2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 7,5. Peraturan tersebut berlaku efektif mulai tanggal 1 Desember 2015. On 26 November 2015, Bank Indonesia issued regulation No.1721PBI2015 regarding second amendment of PBI No.1515PBI2013 regarding Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies. The Bank should comply with minimum reserve requirement in Rupiah which consist of Primary GWM of 7.5. The regulation effective since 1 December 2015. Pada tanggal 16 Maret 2016, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 183PBI2016 tentang perubahan ketiga atas PBI No. 1515PBI2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional. Bank wajib memenuhi GWM dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Primer sebesar 6,5 dari dana pihak ketiga Rupiah. Peraturan tersebut berlaku efektif mulai tanggal 16 Maret 2016. On 16 March 2016, Bank Indonesia issued regulation No. 183PBI2016 regarding third amendment of PBI No.1515PBI2013 regarding Statutory Reserves at Bank Indonesia for Commercial Banks in Rupiah and Foreign Currencies. The Bank should comply with minimum reserve requirement in Rupiah which consist of Primary GWM of 6.5 third party fund in Rupiah. The regulation effective since 16 March 2016. 380 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 547 – Schedule 5. GIRO PADA BANK INDONESIA lanjutan 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA continued GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia “SBI”, Surat Utang Negara “SUN”, Surat Berharga Syariah Negara “SBSN”, danatau kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Primer dan GWM Loan to Funding Ratio “LFR” yang dipelihara di Bank Indonesia. Primary Minimum Statutory Reserve is a minimum reserve that should be maintained by the Bank in Current Accounts with Bank Indonesia. Secondary Minimum Statutory Reserve is the minimum reserves that should be maintained by the Bank, comprised of Certificates of Bank Indonesia “SBI”, Government Debenture Debt “SUN”, Sharia Government Securities “SBSN”, andor excess reserve which represent the excess reserve of the Bank’s Current Accounts in Rupiah over the Primary Minimum Statutory Reserve and the Minimum Statutory Reserve on Loan to Funding Ratio LFR. GWM LFR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia, besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LFR ditetapkan batas bawah LFR target 80 dan batas atas LFR target 92 serta KPMM insentif 14. Batas atas LFR target Bank sebesar 94 dalam hal Bank memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target waktu tahapan pencapaian rasio kredit UMKM, memenuhi rasio NPL total kredit secara bruto kurang dari 5 dan memenuhi rasio NPL kredit UMKM secara bruto kurang dari 5. The Minimum Statutory Reserve on LFR is the additional reserve that should be maintained by the Bank in the form of Current Accounts with Bank Indonesia, if the Bank’s LFRis below the minimum of LFR targeted by Bank Indonesia 80 or if the Bank’s LFR above the maximum of LFR targeted by BI 92 and the Capital Adequacy Ratio “CAR” is below BI requirement of 14.The maximum LFR of the Bank is 94, if Bank has met Micro, Small and Medium Loan Ratio “UMKM” faster than the requirement, total gross NPL ratio below 5, and total gross NPL UMKM ratio below 5. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 621PBI2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang “Giro Wajib Minimum Dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah” sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 823PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006, Peraturan Bank Indonesia No. 1023PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008, dan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 1814PBI2016 tanggal 18 Agustus 2016, setiap bank diwajibkan memelihara GWM dalam Rupiah dan valuta asing yang besarnya ditetapkan masing-masing sebesar 5 dan 1 dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing. Bank yang memiliki rasio pembiayaan dalam Rupiah terhadap dana pihak ketiga dalam Rupiah kurang dari 80, wajib memelihara tambahan GWM dalam Rupiah yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah dana pihak ketiganya. Based on Bank Indonesia Regulation No. 621PBI2004 dated 3 August 2004 regarding “Minimum Statutory Reserve Requirements in Rupiah and Foreign Currencies of Commercial Banks under Sharia Principle” as amended, by Bank Indonesia Regulation No. 823PBI2006 dated 5 October 2006, No. 1023PBI2008 dated 16 October 2008, and the lastest amandement No. 1814PBI2016 dated 18 August 2016, each bank is required to maintain Minimum Statutory Reserve Requirements GWM in Rupiah and foreign currencies equivalent to 5 and 1 of its third party funds denominated in Rupiah and foreign currencies, respectively. Bank that has financing to funding ratio in Rupiah of less than 80, is required to maintain additional GWM in Rupiah which amount is determined in accordance with its funding. Bank telah memenuhi Peraturan Bank Indonesia yang berlaku tentang GWM Bank Umum Konvensional dan Syariah pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015. The Bank has fulfilled the prevailing Bank Indonesia’s Regulation regarding Minimum Reserve Requirement for Conventional and Sharia Banks as at 31 December 2016 and 2015. 381 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 548 – Schedule 6. GIRO PADA BANK LAIN 6. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANK a. Berdasarkan bank a. By bank 2016 2015 Rupiah Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 17,368,338 5,863,075 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri Persero Tbk 1,447,675 2,042,334 PT Bank Mandiri Persero Tbk PT Bank Syariah Mandiri 1,230,053 934,675 PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk 100,000 - Persero Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk 56,322 11,731 PT Bank Pan Indonesia Tbk 20,202,388 8,851,815 Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo giro pada bank lain pihak ketiga yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah Entitas Anak masing-masing adalah sebesar Rp 6.359.797 dan Rp 2.849.669. As at31 December 2016 and 2015, current accounts with other banks third parties include amountunder Sharia banking principles Subsidiary of Rp 6,359,797 and Rp 2,849,669, respectively. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijaminkan. As at 31 December 2016 and 2015, there are no current account with other banks pledged as collateral.

b. Berdasarkan kolektibilitas sesuai Peraturan

Bank Indonesia

b. By collectibility according to Bank Indonesia

Regulation Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, semua giro pada bank lain diklasifikasikan lancar. All current accounts with other banks are classified as current as at 31 December 2016 and 2015.

c. Perubahan cadangan kerugian penurunan

nilai adalah sebagai berikut: c. The changes in allowance for impairment losses are as follows: 2016 2015 Saldo awal tahun - 70,797 Balance at beginning of the year Pemulihanpenyisihan tahun Reversaladditional provision berjalan Catatan 35 - 70,797 during the year Note 35 Saldo akhir tahun - - Balance at end of the year Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung berdasarkan kualitas aset produktif untuk perbankan Syariah sesuai dengan catatan 2g. Provision for impairment losses is calculated based on earnings assets quality for Sharia banking in Note 2g. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, tidak terdapat giro pada bank lain yang mengalami penurunan nilai. As at 31 December 2016 and 2015, there is no current accounts with other banks classified as impaired. Manajemen berpendapat tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015. Management believes that no allowances for impairment losses is required as at 31 December 2016 and 2015. 382 PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015 Expressed in thousands Rupiah unless otherwise stated Lampiran – 549 – Schedule 7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

7. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND