Produk Pinjaman Jasa Layanan

61 • • • • • • • • • • • •

g. Risiko Kepatuhan, dikelola dengan cara:

• Perseroan bersama dengan Divisi Kepatuhan UKPNTerintegrasi bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme APU dan PPT di Perseroan. Dalam pelaksananannya untuk mendukung efektifitas kepatuhan Perseroan didukung oleh komite eksekutif yaitu komite Pemantau Pelaksanaan Good Corporate Governance. • Perseroan mempunyai komitmen yang kuat untuk senantiasa mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kelemahan apabila terjadi. • Mendukung budaya kepatuhan, yaitu nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung kepatuhan Perseroan atas hukum dan peraturan yang berlaku. h. Risiko Reputasi, dikelola dengan cara: • Melakukan pemantauan terhadap setiap berita yang berkaitan dengan Perseroan di media massa. • Optimalisasi fungsi unit customer complaint, merupakan salah satu usaha yang dilakukan Perseroan untuk meningkatkan pengelolaan risiko reputasi. Unit ini berfungsi untuk menerima dan menyelesaikan keluhan dari nasabah Perseroan terkait dengan produk dan pelayanan Perseroan. • Menerapkan kepada seluruh unit bisnis seperti front-line officer sebagai garda depan bagi Perseroan dalam melayani kebutuhan nasabah dan memberikan informasi perbankan. SEGMEN OPERASI DIKAITKAN DENGAN KONDISI KEUANGAN PERSEROAN Segmen operasi Perseroan dibagi ke dalam segmen konvensional dan segmen syariah. Penjelasan tiap-tiap segmen diuraikan sebagai berikut: Segmen Konvensional Segmen konvensional memiliki produk dan jasa berupa produk simpanan, produk pinjaman, dan jasa layanan: 1. Produk Simpanan Produk simpanan merupakan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Perseroan melaui berbagai produk tabungan, giro, dan deposito. Pada tahun 2016, jumlah rekening dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Perseroan masih didominasi oleh produk tabungan. Berdasarkan kinerjanya, jumlah rekening dana pihak ketiga tersebut mengalami peningkatan sebesar 26,87 atau menjadi 83.615 unit rekening dari 65.905 unit rekening di 2015. Peningkatan tersebut khususnya disebabkan peningkatan jumlah rekening produk tabungan sebesar 28,67 dari 47.128 unit rekening di 2015 menjadi 60.639 unit rekening di 2016. Selain itu peningkatan rekening dana pihak ketiga juga disebabkan oleh peningkatan jumlah rekening produk deposito berjangka sebesar 25,06 dari 16.821 unit rekening di 2015 menjadi 21.036 unit rekening di 2016. Namun, pada produk giro terjadi penurunan jumlah rekening sebesar 0,82 atau sebanyak 16 unit rekening. Meskipun dari banyaknya unit rekening produk giro mengalami penurunan, tapi dari jumlah dana mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari sisi jumlah dana pihak ketiga, secara keseluruhan, kinerja jumlah dana pihak ketiga juga mengalami peningkatan sebesar 13,69 atau menjadi Rp19,52 triliun dari Rp17,17 triliun di 2015. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun Perseroan masih didominasi oleh jumlah dana produk deposito berjangka. Peningkatan dana produk deposito berjangka sebesar 11,64, peningkatan dana produk tabungan sebesar 43,49, dan peningkatan dana produk giro sebesar 10,05.

2. Produk Pinjaman

Produk pinjaman merupakan pemberian kreditpembiayaan kepada pihak ketiga, baik perorangan maupun perusahaan. Dalam mendukung kinerja produk pinjaman, Perseroan senantiasa menawarkan tingkat suku bunga yang menarik dan bersaing. Perseroan juga menerapkan percepatan proses kredit dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal tersebut telah berhasil meningkatkan kinerja produk pinjaman 62 di 2016 sebesar 11,03 atau menjadi Rp14,54 triliun dari Rp13,09 triliun di 2015. Berdasarkan pihakjenis nasabah, kinerja produk pinjaman mengalami peningkatan sebesar 11,03 atau Rp1,44 triliun dari Rp13,09 triliun di 2015 menjadi Rp14,54 triliun di 2016. Peningkatan kinerja produk pinjaman didominasi oleh pihak ketiga. Kinerja produk pinjaman pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 10,67 atau sebesar Rp1,39 triliun dari Rp13,08 triliun di 2015 menjadi Rp14,48 triliun di 2016.

3. Jasa Layanan

Jasa layanan merupakan usaha penunjang yang disediakan Perseroan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah Perseroan dalam melakukan berbagai kegiatan. Selama 2016, Perseroan telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan pemberian jasa layanan Bank. Hal ini telah berhasil meningkatkan kinerja jasa layanan yang diuraikan sebagai berikut. Secara keseluruhan, kinerja jasa layanan di 2016 mengalami peningkatan sebesar 44,75 atau sebesar Rp4,25 triliun dari Rp9,50 triliun di tahun 2015 menjadi Rp13,75 triliun di tahun 2016. Kinerja jasa layanan Bank didominasi oleh layanan kliring yang mengalami peningkatan sebesar 54,91 atau Rp4,26 triliun dari Rp7,75 triliun di tahun 2015 menjadi Rp12,01 triliun di tahun 2016. Selain itu, peningkatan tersebut berasal dari ATM Victoria yang mencapai 38,38 atau sebesar Rp320,71 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan dana pihak ketiga. Namun demikian beberapa kinerja jasa layanan menunjukkan penurunan. Penurunan tersebut terjadi pada jasa layanan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri SKBDN dan bank garansi yang menurun sebesar 100,00. Penurunan juga terjadi pada pembayaran listrik PLN postpaid dan prepaid yang masingmasing menurun 17,77 dan 42,50. Selain itu penurunan juga terjadi pada Western Union, bank garansi, pembayaran Telkom, dan pembayaran gaji karyawan yang masing-masing menurun sebesar 42,28, 12,52, dan 0,55. Penurunan ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan bisnis yang relevan. Segmen Syariah Segmen syariah dijalankan oleh Entitas Anak seperti halnya segmen konvensional, segmen syariah memiliki produk dan jasa berupa produk simpanan, produk pembiayaan, dan jasa dan layanan: 1. Produk Simpanan Produk simpanan merupakan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Perseroan melaui berbagai produk tabungan, giro, dan deposito. Kinerja jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun segmen syariah mengalami Kenaikan. Secara keseluruhan, jumlah dana pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar 7,66 atau sebesar Rp83 miliar dari total perolehan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun di tahun 2015 sebesar Rp1,083 miliar menjadi Rp1,166 miliar di tahun 2016. Kenaikan ini berasal dari produk deposito berjangka yang mencapai 10,06 atau sebesar Rp102 miliar dari Rp1,025 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1,127 miliar di tahun 2016.

2. Produk Pembiayaan