105
2. Persyaratan Keanggotaan
Anggota Komite Audit memenuhi kualifikasi sekurang-sekurangnya sebagai berikut: -
Semua anggota komite wajib memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik. -
Semua anggota Komite harus memiliki pemahaman yang relevan dan signifikan dari bisnis Perseroan.
- Setidak tidaknya salah satu anggota komite dari pihak independen memiliki keahlian dibidang
keuangan atau akuntansi. -
Setidak tidaknya salah satu anggota dari pihak independen memiliki keakhlian di bidang hukum atau perbankan.
3. Masa Tugas
- Masa tugas anggota Dewan Komisaris yang merangkap sebagai anggota Komite Audit, sama dengan
masa kerja penunjukannya sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
- Masa tugas anggota Komite Audit yang bukan merupakan anggota Dewan Komisaris tidak lebih lama
dari masa jabatan Dewan Komisaris dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
SEKRETARIAT
Corporate Secretary Biro Direksi akan bertindak sebagai sekretaris Komite, kecuali ditentukan lain oleh Komite.
MEKANISME KERJA 1.
Rapat Komite -
Komite akan mengadakan rapat sesuai keperluan Perseroan, sekurang-kurangnya setiap 3 tiga bulan sekali.
- Sekretaris Komite ataupun setiap anggota dapat mengusulkan untuk diadakan Rapat Komite.
2. Pemberitahuan
Tanggal, waktu dan tempat dari setiap rencana Rapat Komite akan disampaikan pemberitahuan oleh Sekretaris Komite kepada seluruh anggota Komite tanpa terkecuali.
3. Dokumen Pendukung
Dokumen pendukung jika diperlukan akan distribusikan oleh Sekretaris Komite kepada semua anggota Komite setidak tidaknya 3 tiga hari kerja sebelum rapat diselenggarakan.
4. Kehadiran
Yang berhak hadir dalam rapat hanyalah anggota Komite dan Undangan. -
Rapat Komite dapat mengundang Satuan Kerja Audit Internal dan atau Direktur yang membawahi SKAI.
- Komite dapat mengundang pada siapapun yang diperlukan sebagai narasumber bahasan seperti:
pejabat eksekutif Bank, kantor akuntan publik sebagai auditor ekstemal Perseroan, ataupun penasehat ahli dari ekstemal jika diperlukan.
106
5. Kuorum
- Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan jika dihadiri oleh paling kurang 51 lima puluh satu persen
dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris lndependen dan Pihak lndependen.
- Keputusan rapat komite dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
- Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak. 6.
Dokumentasi -
Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan oleh sekretaris dengan tertib. -
Perbedaan pendapat dissenting opinions yang terjadi dalam rapat komite, wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.
- Risalah rapat ditandatangani oleh Ketua, dan dibagikan kepada seluruh anggota untuk konfirmasi
sesegera mungkin setelah pertemuan masing-masing dan diajukan untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya.
7. Benturan Kepentingan
Anggota Komite tidak akan berpartisipasi dalam rapat Komite dan pembahasan ataupun tidak akan memberikan suara pada masalah apapun dalam hal dirasakan adanya konflik kepentingan.
KEWENANGAN a
Kewenangan 1.
Komite berwenang untuk menguji atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian internal termasuk kecukupan proses
laporan keuangan Perseroan.
2. Komite berwenang menerima laporan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja Audit
Internal pada setiap kegiatan operasional dan fungsional Perseroan.
3. Komite berwenang memantau dan menganalisis pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal,
dengan meminta kertas kerja serta memberikan saran dan perbaikan proses Audit yang dilakukan.
4. Komite berwenang melakukan penelitian atas syarat dan keabsahan kantor Akuntan publik, sebelum
ditunjuk menjadi Auditor Eksternal Perseroan.
5. Komite berwenang untuk meminta kertas kerja Auditor Ekternal untuk memastikan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan prinsip pemeriksaan yang berlaku.
6. Komite berwenang meminta dokumen yang membuktikan bahwa tindak lanjut hasil audit telah
dilaksanakan dengan baik dan benar serta tepat waktu.
7. Komite berwenang untuk membuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai tindakan yang
diperlukan atas kajian yang dilakukan. b
Hak Akses
Anggota Komite memiliki hak akses yang tidak terbatas kepada manajemen, pejabat eksekutif, seluruh karyawan dan catatan bank, termasuk laporan hasil audit internal maupun eksternal, laporan hasil rating
internal maupun eksternal, laporan konsultan ahli dan lain sebagainya sepanjang bertujuan untuk kepentingan pembahasan yang terkait.
Bantuan Ahli Ekstemal Komite atau salah satu anggota Komite berwenang untuk meminta pendapat dari ahli eksternal, guna
mendapatkan saran independen guna kepentingan Perseroan, dengan syarat anggota harus memohon ijin pada Ketua terlebih dahulu dan atau jika komite memutuskan perlunya bantuan akhli eksternal.
107
EVALUASI KINERJA KOMITE AUDIT
Evaluasi terhadap kinerja anggota Komite baik secara individual maupun secara kolektif, dilakukan setiap 1 satu tahun oleh Dewan Komisaris dengan menggunakan metoda evaluasi dalam suatu sistem yang ditetapkan dalam
Keputusan Dewan Komisaris, sebagai bahan penilaian perpanjangan masa kerja anggota Komite Audit untuk tahun berikutnya dengan menggunakan indikator berikut:
1.
Kehadiran dalam rapat Komite. 2.
Penguasaan materi yang akan dibahas. 3.
Kesediaan menyediakan waktu dan upaya dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota Komite.
4. Kesediaan berpartisipasi dalam kegiatan di luar kantor seperti kunjungan ke unit bisnis.
5. Kualitas dan saran yang diberikan dalam rapat-rapat.
6. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi atas financial reporting, memastikan bahwa laporan keuangan
tidak melanggar prinsip-prinsip akutansi yang berlaku dengan melakukan analisis secara bulanan atas pos pos laporan keuangan.
7. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi terhadap, pengendalian internal untuk memastikan bahwa Bank
telah menerapkan nya dengan baik 5 pilar: -
Pengawasan oleh BOD dan BOC, serta budaya pengendalian pengawasan langsung oleh atasan, Identifikasi dan Penilaian Risiko.
- Identifikasi dan Penilaian Risiko.
- Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi.
- Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi.
- Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
8. Pemantauan dan Koreksi Penyimpangan.
9. Terlaksananya evaluasi tahunan tentang penerapan pengendalian internal Perseroan.
10. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi terhadap Satuan Kerja Audit intern SKAI yaitu sebagai salah
satu penanggung jawab berjalannya pengendalian internal, maka Komite Audit memastikan bahwa telah dilakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
11. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi terhadap external audit yakni tentang persyaratan dan evaluasi
penunjukkan KAP. KODE ETIK KOMITE AUDIT
1. Etika berkaitan dengan keteladanan bahwa seluruh angggota Komite Audit harus mendorong terciptanya
perilaku etis dan menjunjung the highest ethical standard di Perseroan sehingga setiap anggota Komite Audit dapat menjadi teladan yang baik bagi Karyawan Perseroan.
2. Etika berkaitan Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan bahwa seluruh anggota Komite Audit
harus melaksanakan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan Perseroan yang berlaku.
3. Etika berkaitan dengan keterbukaan dan kerahasiaan Informasi bahwa seluruh anggota Komite Audit harus
menjaga kerahasiaan informasi Perseroan dan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan Perseroan dan mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia Perseroan yang diperoleh selama
menjabat di Perseroan.
4. Etika berkaitan dengan peluang Perseroan dan keuntungan pribadi bahwa seluruh anggota Komite Audit
dilarang mengambil keuntungan diri sendiri, keluarga, kelompok usahanya danatau pihak lain dari peluang bisnis Perseroan.
5. Etika berkaitan dengan benturan kepentingan bahwa seluruh anggota Komite Audit dilarang berada
disituasi atau kondisi tertentu dimana kepentingan anggota Komite Audit bertentangan dengan kepentingan Perseroan, namun apabila terjadi benturan kepentingan, maka harus diungkapkan dan
anggota Komite Audit yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perseroan yang berkaitan dengan benturan kepentingan tersebut.
6. Etika Pemberian dan penerimaan hadiah donasi bahwa seluruh anggota Komite Audit dilarang
memberikan atau menawarkan sesuatu serta menerima sesuatu untuk kepentingan pribadi, baik langsung ataupun tidak langsung dari mitra bisnis yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
108
7. Etika independensi dalam bertindak bahwa seluruh anggota Komite Audit harus mengambil sikap,
pendapat dan tindakan yang didasarkan atas unsur objektivitas, profesional dan independen demi kepentingan Perseroan yang seimbang dengan kepentingan para pemangku kepentingan.
8. Terkait dengan pengunduran diri bahwa anggota Komite Audit dapat mengundurkan diri dari jabatannya
sebelum masa jabatannya berakhir dimana anggota Komite Audit yang mengundurkan diri wajib menyampaikan permohonan pengunduran diri kepada Dewan Komisaris selambat-lambatnya 30 tiga
puluh hari kerja.
FREKUENSI RAPAT DAN TINGKAT KEHADIRAN
Nama Jabatan
Rapat Internal Komite Audit Total Jumlah Rapat
Tingkat Kehadiran
Gunawan Tenggarahardja Ketua
8 100
Oliver Simorangkir Anggota
6 75
Tonny Setiadi Anggota
8 100
Retno Dwijanti Widaningsih Anggota
8 100
LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE AUDIT TAHUN 2016 Sepanjang tahun 2016, Komite Audit telah melakukan penelaahan melalui rapat, dan berdasarkan kesimpulan
penelaahan rapat, disampaikan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan Komisaris, antara lain sebagai berikut: 1.
Telah melakukan penelaahan rencana audit tahun 2016 dan realisasi pencapaiannya. 2.
Telah melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Satuan Kerja Audit Internal SKAI, memantau cakupan obyek pemeriksaan, tindak lanjut temuan auditor internal maupun eksternal, memantau
pemeriksaan SKAI terhadap kecukupan pengendalian internal Bank. 3.
Melakukan penelaahan atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan yang berlaku dan peraturan perundang-undangan dalam kegiatan usaha bank.
4. Penelaahan Laporan Keuangan serta Pengendalian Internal periode Desember 2015, Maret, Juni dan
September 2016. Memberikan pendapat tentang kewajaran Laporan Keuangan kepada Dewan Komisaris terutama untuk pos-pos Pengakuan Pendapatan, Pengakuan Biaya yang diamortisasi, Kredit baru yang
diberikan, serta memberikan rekomendasi untuk Perbaikan Pengendalian Internal berkelanjutan.
5. Penelaahan Pemeriksaan Umum Oleh OJK untuk BVIC posisi Januari 2016. Melakukan review atas temuan
OJK tentang Pencatatan kredit pada Kantor Kas dan Stuktur Organisasi Cabang Area; Perhitungan Lembur dan Alokasi Biaya Pendidikan dan Pelatihan; Akuntansi atas Amortisasi Biaya atas biaya iklan dan Aktivitas
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan melakukan monitoring atas perbaikan yang dilakukan
6. Penelaahan Pemeriksaan IT Oleh OJK untuk BVIC posisi Januari 2016. Melakukan review atas rekomendasi
hasil pemeriksaan tentang IT Strategic Plan; Perhitungan CKPN dan Business Continuity Plan and Disaster Recovery Plan.
7. Melakukan penelaahan atas hasil Laporan Hasil Pemeriksaan LHP SKAI Semester I 2016 untuk 9 Cluster
dan Semester II 2016 untuk 10 Cluster dan 2 Divisi. a. Memberi catatan pendalaman atas obyek dan substansi pemeriksaan
b. Memberikan rekomendasi untuk memberikan peningkatan aktivitas pengendalian internal di masing-
masing unit kerja seperti Divisi di Kantor Pusat, Kantor CabangCapemKK. c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk meningkatkan kualitas audit yang lebih
mendalam atas pemeriksaan divisi di Kantor Pusat seperti misi, strategi dan tujuan. d. Memberikan saran untuk pemenuhan rencana kerja Divisi SKAI.
8. Memberikan rekomendasi penunjukkan Kantor Akuntan Publik KAP untuk general audit atas Laporan
Keuangan PT Bank Victoria International Tbk., dan anak perusahaan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.
a. Sebagaimana peraturan BI No.322PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 yang diubah dengan PBI
No.750PBI2005 dan PBI No.1414PBI2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank serta BAPEPAM No. Kep-431BL0212 tentang Penyampaian
109
an
Laporan Tahunan emiten atau Perusahaan Publik maka bank wajib menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang telah terdaftar di Bank Indonesia dan Penunjukan Akuntan Publik dan atau Kantor
Akuntan Publik yang sama oleh Bank paling lama dilakukan untuk periode audit 5 tahun buku berturut- turut.
b. Merekomendasikan Kantor Akuntan Publik yang akuntabel dan memiliki reputasi baik, serta terdaftardalam daftar KAP di website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dan tidak termasuk
dalam daftar hitam IIa. 9. Memberikan rekomendasi kepada peserta rapat Komite Audit yang tertuang dalam Notulen Rapat.
10. Coaching dan pengarahan kepada Divisi SKAI dalam pelaksanaan dan penulisan LHP Risk Based Audit. KAJI ULANG DAN PERSETUJUAN
Piagam dan Pedoman Kerja Komite Audit merupakan panduan untuk mempermudah Komite Audit dalam memahami pelaksanaan tugas dan wewenangnya secara efektif, efisien, transparan, kompeten, independen dan
dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat Piagam dan Pedoman Kerja Komite Audit merupakan kompilasi dari prinsip‐prinsip hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada peraturan perundang‐
undangan yang berlaku serta berbagai ketentuan rinci yang terdapat dalam Anggaran Dasar Perseroan dan berbagai ketentuan hukum lainnya yang tetap mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Piagam
dan Pedoman Kerja Komite Audit ini. Pengembangan dari Piagam dan Pedoman Kerja Komite Audit harus selalu dilakukan sesuai kebutuhan Perseroan
dan didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan. Apabila terdapat perubahan Anggaran Dasar danatau ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi isi
atau keberlakuan Piagam dan Pedoman Kerja Komite Audit ini, maka akan dilakukan penyesuaian. Satuan Kerja Audit Internal
Mengacu pada Peraturan No. IX.I.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496BL2008 tanggal 28 Nopember 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perseroan telah
membentuk dan memiliki Piagam Audit Internal dan telah mengangkat Teguh Sukaryanto selaku Kepala Satuan Kerja Audit Internal SKAITerintegrasi Anti Fraud terhitung sejak 30 Juni 2015 sesuai dengan Surat Keputusan
Direksi No.031SK-DIRHCM0615 tentang Mutasi dan Penetapan Jabatan Karyawan tertanggal 30 Juni 2015. Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance GCG, maka diperlukan praktik pengawasan yang
mengacu pada prinsip tata kelola yang transparan, accountable, responsibility, independen dan fairness, sehingga dapat memastikan terwujudnya Perseroan yang sehat, berkembang secara wajar dan dapat menunjang
perekonomian Nasional. Bahwa fungsi dan pelaksanaan audit intern Perseroan yang efektif, memegang peranan penting dalam terwujudnya hal tersebut.
Sebagai landasan dalam pelaksanaan fungsi audit intern diperlukan Piagam Audit Internal Audit Chartered yang berisikan visi, misi, kedudukan, tujuan, ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab, peranan, wewenang, kode etik
serta prosedur pemeriksaan. Oleh karena itu berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.003SK-DIR0216, tanggal 17 Februari 2016 ditetapkan Piagam Audit Intern Internal Audit Charter PT. Bank Victoria International Tbk. yang
berisi: PIAGAM AUDIT INTERN INTERNAL AUDIT CHARTER PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk.
Dokumen ini merupakan landasan kerja bagi Audit Intern Perseroan yang mencakup misi, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Perseroan
SPFAIB dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris.
110
a. Misi Audit Intern Perseroan
Terpenuhinya secara baik kepentingan Perseroan dan masyarakat penyimpan dana merupakan bagian dari misi Audit Intern Perseroan. Hal ini perlu dikemukakan karena sebagai badan usaha, di dalam Perseroan
terdapat dan bertemu berbagai macam kepentingan dari pihak-pihak terkait, seperti pemilik, manajemen, pegawai dan nasabah.
Walaupun terdapat perbedaan kepentingan diantara pihak-pihak terkait tersebut, namun pada hakekatnya kepentingan tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu tercapainya Perseroan yang sehat dan mampu
berkembang secara wajar. Dalam kaitan ini, Audit Intern Perseroan berfungsi untuk memastikan terwujudnya Bank yang sehat,
berkembang secara wajar dan dapat menunjang perekonomian Nasional.
b. Ruang Lingkup
- Piagam Audit Intem Perseroan ini mencakup pengaturan mengenai peranan, kewenangan, tanggung
jawab metodologi, kompetensi, independensi dan ruang lingkup fungsi intemal audit. -
Piagam Audit Intemal Perseroan ini merupakan ketentuan yang bersifat umum dan pelaksanaannya dijabarkan lebih lanjut dalam Sistem Prosedur dan Teknik Pemeriksaan lntem Perseroan.
c. Struktur Arsitektur Kebijakan dan Prosedur Internal Audit
Kebijakan Manajemen risiko Perseroan Merupakan kebijakan tertulis yang menjadi landasan dalam pelaksanaan aktivitas secara berhati-hati dan
bertanggungjawab serta menjadi dasar pedoman dalam setiap penyusunan ketentuan dalam pengelolaan manajemen risiko.
Piagam Audit Intern Perseroan Merupakan kebijakan tertulis yarg besifat strategis dan jangka panjang yang menjadi landasan pokok dalam
pelaksanaan fungsi internal audit Perseroan.
Sistem Prosedur dan Teknik Pemeriksaan Intern Perseroan Merupakan pedoman kegiatan audit yang mengacu kepada Kebijakan Manajemen Risiko Perseroan dan
merupakan penjabaran rinci dari pelaksanaan audit di Perseroan.
d. Mekanisme Pengendalian Umum
Mekanisme pengendalian umum adalah setiap kebijakan dan kegiatan yang ditetapkan oleh manajemen Perseroan di bidang pengawasan dalam rangka memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kepentingan
Bank Perseroan, masyarakat penyimpan dana dan pengguna jasa serta perekonomian Nasional dapat terpelihara dengan baik dan dapat dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
e. Struktur dan Kedudukan dalam Organisasi
Struktur Organisasi Untuk menjaga independensi dan objektivitas agar mampu mengungkapkan pandangan dan pemikirannya
tanpa pengaruh ataupun tekanan dari Manajemen atau pihak lain, maka Dewan Komisaris melalui Komite Audit bertanggung jawab atas hasil pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Audit
Intem SKAI. Dalam kaitan ini Dewan Komisaris berwenang meminta Direksi untuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan SKAI dan Direksi bertanggung jawab menciptakan struktur pengendalian intern,
111
menjamin terselenggaranya Fungsi Audit lntem di setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan Audit Intem sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris.
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala SKAI diangkat dan diberhentikan oleh Direksi Perseroan dengan persetujuan dari Dewan Komisaris
dan dilaporkan kepada Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan. Kedudukan dan Hubungan SKAI dengan Manajemen dan Dewan Komisaris
SKAI harus mendapat dukungan dari Manajemen dan Dewan Komisaris agar para Auditor dapat memperoleh kerjasama sepenuhnya dari Auditee dalam melaksanakan pekerjaannya tanpa hambatan.
Hubungan SKAI dengan Manajemen -
Manajemen bertanggung jawab untuk menciptakan struktur pengendalian intern, menjamin terselenggaranya Fungsi Audit Intern Perseroan dalam setiap tingkatan Manajemen dan
menindaklanjuti temuan Audit Intern Perseroan sesuai dengan kebijakan ataupun pengarahan yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
- SKAI sebagai mitra dari Manajemen untuk meningkatkan dan mendorong berjalannya internal control
dengan baik. -
Menyampaikan laporan kepada Manajemen atas setiap hasil pemeriksaan yang dilakukan. -
Memberikan saran kepada Manajemen untuk memperkuat internal control. -
Direksi berkewajiban memberikan tanggapan dan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan yang dilakukan. -
Menyampaikan laporan kepada Manajemen tentang tindak lanjut hasil pemeriksaan. Hubungan SKAI dengan Dewan Komisaris
- Tanggung jawab akhir pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris antara lain dengan mengevaluasi
hasil temuan pemeriksaan oleh SKAI. Dalam kaitan ini, Dewan Komisaris berwenang untuk meminta Manajemen menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan SKAI.
- Menyetujui Piagam Audit Intern, menanggapi rencana Audit Intern dan masalah-masalah yang
ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan pemeriksaan khusus oleh SKAI apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
- Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal Auditee tidak menindaklanjuti laporan Kepala
Divisi SKAI. -
Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI.
f. Independensi dan Objektivitas
Fungsi Internal Audit harus independen, dan Internal Auditor harus objektif dalam melaksanakan pekerjaannya.
Independensi Organisasi
Kepala SKAI bertanggung jawab kepada Direktur Utama Perseroan. Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran audit serta wewenang dalam memantau tindak lanjut maka kepala SKAI berkomunikasi
langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit. SKAI maupun masing-masing Auditor Intern, harus mempunyai independensi dalam melakukan audit dan
mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesinya dan standar audit yang berlaku umum.
Independensi tersebut sangat penting agar produk yang dihasilkannya memiliki kemanfaatan yang optimal bagi terselenggara dan terjaminnya kepentingan Perseroan dan masyarakat.
112
Dalam hubungan ini Auditor Intern harus independen dari kegiatan yang diperiksa dan Auditor Intern dianggap independen apabila dapat bekerja dengan bebas dan objektif.
Objektivitas Internal Auditor Internal Auditor harus objektif, tidak memihak dan menghindari kemungkinan timbulnya pertentangan
kepentingan conflict of interest. Internal Auditor harus memiliki sikap mental yang baik yang tercermin dari integritas, objektivitas, menjaga kerahasiaan, dan kompeten sebagaimana yang tertuang dalam Kode Etik
Internal Auditor. Untuk menjaga objektivitas, Internal Auditor harus menghindari audit di area yang sebelumnya menjadi
tanggung jawabnya dalam batas waktu sekurang-kurangnya satu tahun. Jika prinsip independensi dan objektivitas tidak dapat dicapai, hal ini harus diungkapkan kepada Direktur
Utama. Teknis dan rincian pengungkapan ini tergantung pada alasan tidak terpenuhinya prinsip independensi dan objektivitas tersebut.
g. Ruang Lingkup, Wewenang dan Tanggung Jawab Ruang lingkup dari Pekerjaaan
Ruang lingkup pekerjaan audit SKAI harus mencakup seluruh aspek dan unsur kegiatan Perseroan yang secara langsung ataupun tidak langsung diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat terselenggaranya secara
baik kepentingan Bank dan masyarakat. Dalam hubungan ini pemeriksaan dan penilaian dilakukan atas:
-
Kecukupan dan efektifitas struktur pengendalian intern dan kualitas pelaksanaannya. -
Segala aspek dan unsur dari organisasi Perseroan sehingga mampu menunjang analisis yang optimal dalam membantu proses pengambilan keputusan oleh manajemen.
Wewenang dan Tanggung Jawab Wewenang, kedudukan dan tanggung jawab SKAI dalam organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dan
mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan ukuran-ukuran standar pekerjaan yang dituntut oleh profesinya sebagai Auditor Intern Perseroan.
Kewenangan: -
Melakukan audit terhadap kegiatan semua unit kerja dalam organisasi Perseroan dan perusahaan anak.
- Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris danatau Komite Audit.
- Mengadakan rapat dengan Direksi, Dewan Komisaris danatau Komite Audit.
- Mengakses seluruh informasi, catatan, karyawan dan hal-hal lain yang dianggap perlu terkait dengan
tugas dan fungsinya. -
Melakukan penelusuran terhadap kasus atau masalah pada setiap aspek dan unsur kegiatan baik berupa penipuan, pemalsuan, penggelapan, pencurian, pembongkaran, perampokan atau hal-hal
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian material maupun immaterial bagi Perseroan. Tanggung jawab untuk melakukan penelusuran terhadap kasusmasalah tersebut terbatas padasampai dengan
pengungkapan dan pelaporan kepada manajemen.
Tanggung Jawab: -
Merencanakan dan melaksanakan audit dengan penekanan pada bidang atau aktivitas yang mempunyai risiko tinggi serta mengevaluasi prosedur atau sistem pengendalian intern yang ada untuk
memperoleh keyakinan bahwa tujuan dan sasaran Perseroan dapat dicapai secara optimal dan berkesinambungan.
113
- Mengembangkan dan menjalankan program untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas Internal
Audit. -
Internal Audit bertanggungjawab atas rekomendasi yang diberikan, memantau tindak lanjut dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya.
- Bekerja sama dengan Komite Audit.
h. Pelaksanaan Pengawasan Internal
Sistem pengendalian internal Bank Victoria mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.522DPNP Tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum tanggal 29 September 2003.
Elemen Sistem Pengendalian Internal Bank meliputi sebagai berikut: 1. Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian.
Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Direksi telah memantau efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian internal, sehingga Dewan Komisaris memiliki peran aktif untuk
memastikan adanya perbaikan terhadap permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas sistem pengendalian internal. Direksi bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan dan strategi serta
prosedur pengendalian intern. Direksi juga bertanggung jawab untuk memantau kecukupan dan efektifitas dari sistem pengendalian intern. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab dalam
meningkatkan etika kerja dan integritas yang tinggi serta menciptakan kultur organisasi yang menekankan pada seluruh pegawai Bank mengenai pentingnya pengendalian internal yang berlaku di Bank.
2. Identifikasi dan penilaian risiko. Penilaian risiko merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh Direksi dalam rangka
identifikasi, analisis dan menilai risiko yang dihadapi Bank untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan.
3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi. Kegiatan pengendalian meliputi kebijakan, prosedur dan praktek yang memberikan keyakinan pejabat
dan pegawai Bank bahwa arahan Dewan Komisaris dan Direksi Bank telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian dapat membantu Direksi termasuk Komisaris Bank dalam mengelola dan
mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian Bank. Pemisahan fungsi dimaksudkan agar setiap orang dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan
menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional.
4. Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi. Sistem Akuntansi meliputi metode dan catatan dalam rangka mengidentifikasi, mengelompokkan,
menganalisis, mengklasifikasi, mencatatmembukukan dan melaporkan transaksi Bank. Sistem Informasi harus dapat menghasilkan laporan mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan manajemen
risiko dan pemenuhan ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan Direksi. Sistem Komunikasi harus mampu memberikan informasi pada seluruh pihak baik internal maupun
ekstern, seperti otoritas pengawasan Bank, auditor ekstern, pemegang saham dan nasabah Bank.
5. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan. Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan
pengendalian internal. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan kerja
operasional maupun oleh satuan kerja audit intern SKAI.
114
Dalam upaya memantau dan melakukan tindakan koreksi penyimpangan, SKAI telah melakukan kegiatan pemeriksaan operasional dan keuangan di kantor-kantor Bank yang meliputi Perkreditan, Dana Pihak Ketiga
DPK, Penerapan APU dan PPT dan Know Your Customer KYC, Teller dan Uang Tunai, Security, Service Excellence, Laporan Keuangan, Gedung dan Inventaris, dan lain-lain.
4.
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia merupakan aset utama dari Perseroan dan memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan usaha Perseroan. Menyadari hal tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa
untuk dapat mencapai misi Perseroan, maka mutlak diperlukan usaha-usaha yang dapat menunjang pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat dicapai pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal. Seiring dengan rencana pengembangan usaha yang meliputi perluasan jaringan kantor, pengembangan produk
dan layanan, maka kebutuhan sumber daya manusia baik dari segi kuantitas maupun kualitas secara otomatis akan meningkat. Perseroan secara berkala menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan pelatihan bagi
karyawannya, yang meliputi: a. Pengembangan Technical Skill sebanyak 170 program training, yang mencakup antara lain
▪ Training Tematik Pelaporan LBU 2008 Tahun 2016 Bank Indonesia
▪ Training Edukasi Workshop LKPBU, Form Laporan Pejabat Ekesekutif, Tenaga Kerja, Jaringan
Kantor dan Laporan Publikasi Publik ▪
Training Workshop PSAKTerkini Sesuai Konvergensi IFRS Per 1 Januari 2015 ▪
Training “Pelaporan Sistem Debitur SID Dalam Rangka Program Data Quality Control QC SID Tahun 2016”
▪ Training Akuntansi Aset Tetap Persediaan PSAK 16, PSAK 48, PSAK 58, PSAK 14, ISAK 9
ISAK 11 ▪
Training Persiapan Reporting LBU Agustus 2016 : Enhancement LBU Implementasi Seluruh Form Terkait Kredit
▪ Training PSAK 50 55
▪ Training PSAK 55 - CKPN
▪ Training Seminar Issuance of Sukuk Debt
▪ Training Basic Treasury Management
▪ Training Corporate Financial Analyst
▪ Training Effective Writing Proposal
▪ Training Fundamental Kredit
▪ Training Operasional Devisa
▪ Training Penanganan Kredit Bermasalah Teknik Eksekusi Agunan
▪ Training Pengetahuan Produk Kredit BBN
▪ Training Penilaian Agunan Bagi Bisnis Perkreditan Bank
▪ Training Product Knowledge Credit Procedure
▪ Training Penyamaan Pemahaman dan Persepsi Proses Kredit
▪ Training Trade Finance Selling Skill
▪ Training Treasury Forex - Devisa
▪ Pemeliharaan Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Refreshment LSPP
▪ Certified Risk Professional CRP
▪ Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko
▪ Training Mitigasi Risiko Pemalsuan Cek BG
▪ Training Pendalaman Materi BSMR dan LSPP
▪ Training Penerapan Manajemen Risiko Operasional di Lingkungan Kerja Refreshment BSMR
▪ Training Pengukuran Risiko
▪ Training Penyelarasan Fungsi Kepatuhan, Pengendalian Internal dan Management Risiko Dalam
Rangka Peningkatan Efektifitas Penerepan Good Corporate Government Refresment Managemen Risiko
115
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
Training Strest Test Risiko Pasar dan Likuiditas ▪
Training Strest Test Bank Konglomerasi Keuangan ▪
Ujian Kompetensi Manajemen Risiko LSPP dan BSMR ▪
FGD - Kedisiplinan Karyawan, Kepatuhan Terhadap Penerapan SOPSK - DIR Mitigasi Fraud ▪
Training Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan TKM ▪
On Job Training di Bagi Karyawan Baru Kantor Pusat ▪
Training Pemantauan Pelaksanaan Program APU PPT ▪
Training Audit Untuk Memenuhi Aspek Kepatuhan Akuntabilitas Laporan Keuangan ▪
Training Audit Treasury ▪
Training Mencegah dan Meminimalisir Fraud di Lingkungan Kerja ▪
Training Peranan Bank Dalam Mencegah Kejahatan Perbankan Melalui Pengawasan Internal Terpadu ▪
Training Fraud Awareness Whistleblower System ▪
Training IT Audit – General Control ▪
Workshop Pra Konvensi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Audit Intern Bank ▪
Workshop CCNP Roting Switching ▪
Training Sertifikasi “Cisco 210 - 216” ▪
Training “CPP Creative Graphic Design Adobe Illustrator ” ▪
Training “Digital Banking MySys Connect Forum ” ▪
Training Android Programming using Android Studio ▪
Training Creative Power Point ▪
Training dan Sosialisasi Internet Banking dan Mobile Banking ▪
Training Data Center Best Practice ▪
Training Internet Banking Mobile Banking ▪
Training Security CCNA ▪
Training SKNBI Generasi 2 Tahap 2 ▪
Training User Group Sistem BI - RTGS dan BI - SSSS ▪
Training Workshop data Quality Control SID ▪
Training Writing Queries using MS SQL Server 2008 ▪
Customer Experience Management CEM ASIA SUMMIT 2016 ▪
Pelatihan Asesor Kompetensi ▪
Seminar Antisipasi dan Represi Kejahatan Melalui Internet pada Industri Keuangan ▪
Training “Strategic Workshop Panel Discussion 2017 : Economic Financial Outlook” ▪
Seminar Economy Outlook 2017 ▪
Training Memahami Indikator Ekonomi, Menguak Peluang Bisnis ▪
Training ACI World Congress ke 55 ▪
Training Kiat Menyusun SOP with KPI ▪
Training Operasional dan Pendampingan Cabang Manado ▪
Training Pembekalan Calon Kepala Operasional ▪
Training Market Outlock Stock Valuation Knowledge ▪
Training Market Outlook, Strategy Likuiditas dan Strategi Portfolio Allocation ▪
Training Nasional Kearsipan ▪
Training Seminar Executive Roundtable ▪
Training Pertemuan FKKJ KPWD Selain BI di Wilayah Kliring Jakarta ▪
Training Sosialisasi Pengembangan Layanan Telkom Pay dan Review Performasi Layanan Multibiller Finnet
▪ Training “Fraud Preventation in Banking Industry”
▪ Training Assesment Basic Branch Manager
▪ Training Bankers Advanced Excel From Zero To Master : Meningkatkan Kinerja Menurunkan Tingkat
Kesalahan ▪
Training Best Practice Research Potensi Ekonomi Wilayah Untuk Bisnis Bank ▪
Training Common Reporting Standard ▪
Training Evaluasi dan Refreshment Terkait Penyelenggaraan SKNBI ▪
Training Evaluasi Forkomkas Tahun 2016 ▪
Training Evaluasi Penyelenggaraan Kliring Tahun 2016 ▪
Training of Trainer Keaslian Pengelolaan Uang Rupiah Di Bank Indonesia Bogor
116
▪ Training Refreshment Layanan Kiriman Uang Western Union
▪ Training Sharing Knowledge Penanganan Tindak Pidana Pencucian Uang
▪ Training Advanced Writing Policy Procedure SOP
▪ Training Seminar “National Anti Fraud Conference 2016”
▪ Training Seminar “Pengawasan Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan”
▪ Training Workshop Analisa Fraud Dalam Laporan Keuangan
▪ Training English For Business
▪ Training Program Pelatihan Effective Personal Productivity
▪ Gathering Perkaba Bank Indonesia Kota Bandung
▪ Training Analisa Lingkungan Hidup - Efisiensi Energi 2016
▪ Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3
▪ Training Diklatsar Satpam
▪ Training Beauty Class Grooming
▪ Training Pengetahuan dan Pencegahan Penyakit Tulang Belakang
▪ Training Study Kelayakan Pembukaan Jaringan Kantor
▪ Training Product Knowledge Problem Solving
b. Pengembangan Soft Skill sebanyak 18 program training diantaranya yaitu sebagai berikut :
▪ Training “Engagement A Solid Team To Achieve Extraordinary Result in 2016”, Team Building
Outbond ▪
Training Performance Coaching Problem Solving ▪
Training Build A Harmonious Team And Synergistic ▪
Training Positive Mental Attitude ▪
Training Work With Passion ▪
Training K3 Service is My Priority - Togetherness for Sustainable Growth OutBond ▪
Training Roleplay Customer Experience ▪
Training Leadership ▪
Training Move Up Move Forward ▪
Training Take Us Higher Retreat PD Bank Victoria ▪
Training “Motivasi Meningkatkan Hubungan Persaudaraan Antar Messenger Bank Victoria” ▪
Training Bersiap Menjadi Muslim Pemenang Sejati Tadabur Alam ▪
Training Motivasi The Greatest Gift of All Natal Bank Victoria 2016 ▪
Training Satu Hati Dalam Kemuliaan Ramadhan Buka Bersama Pelatihan dan pengembangan karyawan akan selalu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kemampuan
karyawan. Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan karyawan, perseroan memberikan berbagai fasilitas seperti tunjangan
hari raya, jaminan sosial tenaga kerja jamsostek, upah karyawan di atas upah minimum propinsi UMP dan pemberian jaminan kesehatan dalam bentuk penggantian biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit sampai
dengan batas tertentu. Fasilitas-fasilitas tersebut diberikan kepada seluruh karyawan perseroan yang telah berstatus karyawan tetap.
REKRUTMEN, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sistem Rekrutmen Perseroan: Sistem rekrutmen pada Perseroan mengacu kepada adanya kebutuhan operasional serta melihat peran dan
fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Berikut ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi:
a.
Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan kebutuhan tenaga kerja
Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain, mengajukan permintaan pengunduran diri, adanya PHK, dll. Dengan melihat dinamika
117
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
▪ ▪
dari beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya manusia yang sudah tersusun maka akan diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut. b. Mencari informasi jabatan melalui analisa jabatan.
Untuk memperoleh uraian jabatan job description dan spesifikasi jabatan job spessification sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan. Perseroan menerapkan sistem persyaratan jabatan secara hati-hati dan
sejelas mungkin sehingga dalam penerapannya kandidat yang didapatkan benar-benar sesuai dengan yang diperlukan.
c.
Menetapkan sumber, media, dan sarana untuk mendapatkan kandidat yang tepat.
Dua alternatif untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan staf untuk masa yang akan datang telah direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa
kira-kira karyawan yang ada saat ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar perusahaan maka perlu dipertimbangkan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat untuk mendaptkan
kandidat tersebut. d. Memilih metode-metode proses rekrutmen yang tepat.
Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh Perseroan dalam melakukan rekrutmen seperti iklan, employee referrals, walk-ins write-ins, head hunter, lembaga pendidikan, dan berbagai sumber lain. Perseroan
juga dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. e.
Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan.
Mengumpulkan berkas-berkas lamaran kandidat, dan meminta kandidat untuk mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah disediakan untuk selanjutnya diproses dalam tahap seleksi.
f.
Menyaring menyeleksi kandidat.
Prosedur seleksi perlu dilakukan karena: 1 pelaksanaan tugas pada jabatan yang akan diisi memerlukan ciri-ciri fisik dan psikis tertentu yang tidak
dimiliki oleh setiap orang; 2 ada lebih banyak kandidat yang tersedia dibandingkan jumlah jabatan yang akan diisi. Ada banyak teknik
atau metode seleksi yang digunakan oleh Perseroan dalam menyaring karyawan. Hal terpenting untuk diperhatikan adalah bahwa masing-masing teknik seleksi mengukur karakteristik tertentu, sehingga akan
memberi informasi yang berbeda-beda mengenai kandidat. Pemilihan suatu teknikmetode sebagai predictor dalam prosedur seleksi sangat tergantung pada: ciri-ciri pekerjaan, validitas dan reliabilitas metode,
persentase calon yang terseleksi, dan biaya penggunaan teknik tertentu. Perseroan menggunakan teknik seleksi sebagai berikut :
• Mengisi formulir lamaran, data biografi, referensi dan rekomendasi; • Test kemampuan dan kepribadian;
• Wawancara oleh HRD dan End User; • Test fisikfisiologis test simulasi pekerjaan untuk posisi-posisi tertentu;
• Assessment oleh pihak independen eksternal.
Sistem Pelatihan Pengembangan Karyawan : Pelatihan dan pengembangan merupakan bagian penting bagi pengembangan produktifitas dan efektifitas
karyawan guna mencapai tujuan umum Perseroan, yaitu memiliki karyawan yang kompeten memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang memadai untuk dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya dengan lebih baik.
118
a. Berdasarkan sasarannya, training yang diberikan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2 jenis,
yaitu : 1. Technical Training
Merupakan jenis pelatihan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk menambah keterampilan dan keahlian sesuai dengan jenis pekerjaannya.
2. Non Technical Training Merupakan jenis pelatihan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk membentuk perilaku,
dan sifatnya menambah pengetahuan dan wawasan di luar pekerjaannya.
b. Berdasarkan teknis pelaksanaannya, training yang diberikan kepada karyawan dapat dibedakan dalam 2 dua kategori, yaitu :
1. On the Job Training
Meliputi semua upaya untuk melatih karyawan di tempat kerja yang sesungguhnya. Yang termasuk dalam kategori on the job training ini antara lain: magang, rotasi pekerjaan.
2. Off the Job Training Meliputi semua upaya untuk menambah pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan karyawan pada
waktu yang terpisah dengan waktu kerja reguler. Yang termasuk dalam kategori off the job training ini antara lain: kursus-kursus, workshop, seminar. Pelaksanaan off the job training dapat berupa program-
program training internal in-house - yaitu training yang dilaksanakan di dalam Perseroan, maupun program-program training eksternal off-site - yaitu training yang dilaksanakan di luar Perseroan
dengan melibatkan pihak luar vendor.
SERIKAT PEKERJA Hingga 31 Desember 2016, Perseroan tidak memiliki Serikat Pekerja.
KOMPOSISI JUMLAH KARYAWAN Seiring dengan perkembangan usaha Perseroan, sumber daya manusia yang ada terus mengalami peningkatan
baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Sampai dengan Prospektus ini dibuat, Perseroan memiliki karyawan sebanyak 1.226 orang per tanggal 28 Februari 2017 dan per tanggal 31 Desember 2016, Perseroan memiliki
karyawan sebanyak 1.224 orang termasuk Direksi dan Komisaris. Adapun komposisi karyawan Perseroan berdasarkan jenjang pendidikan, jabatan, usia dan status disajikan dalam
tabel-tabel di bawah ini: Data Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan 31 Desember
2016 2015
S1-S2 542
520 D1-3
197 198
SMU 485
459
Total 1.224
1.226
119
Data Karyawan Menurut Jenjang Jabatan Jenjang Jabatan
31 Desember 2016
2016
Direksi 5
5 Manajer
275 260
Pelaksana 944
912
Total 1.224
1.117
Data Karyawan Menurut Jenjang Usia
Jenjang Usia 31 Desember
2016 2015
61 – 70 Tahun 9
9 51 – 60 Tahun
60 60
41 – 50 Tahun 263
264 31 – 40 Tahun
403 405
20 – 30 Tahun 489
488
Total 1.224
1.226 Data Karyawan Menurut Status
Status 31 Desember
2016 2015
Pegawai Tetap 659
661 Pegawai Tidak Tetap
190 163
Outsourcing 375
353
Total 1.224
1.177 Data Karyawan Berdasarkan Lokasi Perseroan
Provinsi Status
31 Desember 2016
2015
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Pegawai Tetap
50 61
Pegawai Tidak Tetap 15
12 Outsourcing
49 47
Dki Jakarta Pegawai Tetap
578 587
Pegawai Tidak Tetap 160
128 Outsourcing
303 289
120
Provinsi Status
31 Desember 2016
2015
Jawa Barat Pegawai Tetap
9 11
Pegawai Tidak Tetap 7
6 Outsourcing
8 7
Jawa Timur Pegawai Tetap
14 11
Pegawai Tidak Tetap 3
8 Outsourcing
11 10
Sulawesi Utara Pegawai Tetap
8 Pegawai Tidak Tetap
5 Outsourcing
4 Total
1.224 1.117
Sampai dengan tanggal penerbitan Prospektus ini, Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja berkewarganegaraan asing, baik tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap.
ENTINTAS ANAK Adapun komposisi karyawan Entitas Anak selama 2 dua tahun terakhir yaitu 2016 dan 2015 berdasarkan Status:
Data Karyawan Menurut Status
Status 31 Desember
2016 2015
Pegawai Tetap 182
198 Pegawai Tidak Tetap
42 40
Outsourcing
Total
224
238
Perseroan tidak melaksanakan program kepemilikan saham oleh manajemen dana tau karyawan Management Employee Stock Option Plan MESOP. Hal ini diterapkan sesuai dengan kode etik bank dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya insider trading. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Sistem pembayaran gajiupah bagi karyawan Perseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum Regional UMR sesuai dengan ketentuan pembayaran upah minimum yang berlaku di Jakarta. Dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan karyawan, perseroan memberikan berbagai fasilitas seperti Tunjangan Hari Raya, Jaminan Sosial Tenaga Kerja BPJS Ketenagakerjaan , upah karyawan di atas upah minimum propinsi UMP dan pemberian
Asuransi Kesehatan dalam bentuk penggantian biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit sampai dengan batas tertentu. Fasilitas - fasilitas tersebut diberikan kepada seluruh karyawan perseroan yang telah berstatus
karyawan tetap. Disamping penyediaan berbagai macam fasilitas tersebut di atas, Perseroan secara terencana mengadakan
perbaikan sistem pengupahan dan secara berkala melakukan peningkatan upah gaji karyawan dengan memperhatikan tingkat laju inflasi dan produktivitas.
121
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku,
menjunjung standar etika tertinggi melalui prinsip transparancy, prinsip accountability, prinsip responsibility, prinsip independency dan prinsip fairness sebagai berikut:
1.
Prinsip Transparansi Transparancy terlihat pada penyampaian laporan tahunan kepada publik dan penunjukan Komisaris Independen serta Komite Audit.
2. Prinsip Akuntabilitas Accountability diterapkan melalui pelaksanaan organisasi yang bertanggung jawab
di setiap tingkat karyawan sesuai tugas dan wewenang masing-masing dan semua tindakan yang dilakukan harus berlandaskan pada data, fakta serta dilakukan dengan azas keterbukaan dan bijaksana.
3. Prinsip Tanggung Jawab Responsibility dengan menerapkan kesesuaian atau kepatuhan di dalam
pengelolaan Perseroan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. 4.
Prinsip Independency, yaitu Perseroan dikelola secara profesional oleh manajemen yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing, tanpa benturan kepentingan maupun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Prinsip Keadilan Fairness, misalnya pada promosi karyawan sesuai dengan talenta dan kinerjanya, reward
dan penalty yang sesuai dengan aturan perusahaan. Perseroan juga menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam bentuk komitmen, aturan perusahaan,
standar operasi perusahaan serta etika penyelenggaraan usaha yang sehat. Kinerja Perseroan sangat berkaitan erat dengan risiko usaha. Dengan demikian, proses dan struktur usaha yang
berlandaskan Tata Kelola Perusahaan yang baik telah memperhatikan proses identifikasi, penanggulangan risiko usaha. Pengelolaan risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Kelola Perusahaan dan Perseroan
telah menerapkan manajemen risiko secara cermat dan tepat-guna untuk mencapai kinerja Perseroan yang diharapkan dengan risiko yang minimal.
5.
PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERSEROAN
Tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bagian dari implementasi Good Corporate Governance industri perbankan yang telah diatur dalam Arsitektur Perbankan Indonesia. Perseroan
juga menyadari bahwa hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan semua pihak adalah hal yang sangat penting karena merupakan kunci sukses bagi kelangsungan usaha Perseroan. Oleh karena itu, sudah menjadi
komitmen Perseroan untuk turut serta mendukung berbagai aktivitas sosial baik didalam lingkungan maupun diluar lingkungan Bank.
Selama tahun 2016, Perseroan telah melakukan beberapa kegiatan seperti donor darah untuk karyawan melalui Palang Merah Indonesia PMI , santunan kepada keluarga karyawan Bank yang membutuhkan, bantuan sosial
kepada masyarakat yang membutuhkan seperti Lembaga Pelayanan Anak Tuna Netra Yayasan Elsafan Duren Sawit Jakarta dan Yayasan Pendidikan Quark serta memberikan donasi bantuan sumbangan untuk korban Gempa
Aceh pada bulan Desember 2016 melalui Palang Merah Indonesia PMI. Dalam rangka mensukseskan edukasi masyarakat di bidang perbankan, Perseroan secara aktif
menyelenggarakan program pendidikan melalui sosialisasi langsung di sekolah - sekolah dan di beberapa tempat- tempat strategis lainnya dalam mempromosikan pentingnya menabung serta dalam rangka mendukung program
Ayo Ke Bank dari Otoritas Jasa Keuangan OJK. Perseroan terus memperluas program edukasi tersebut hingga mencakup pengenalan edukasi tentang produk - produk perbankan umum dan keamanan bertransaksi. Di tahun
- tahun mendatang program CSR Perseroan akan dilakukan secara berkesinambungan terutama dibidang pendidikan dan kesejahteraan sosial. Langkah ini sejalan dengan penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
122
6. STRUKTUR HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGAWASAN DAN PENGURUSAN