62
di 2016 sebesar 11,03 atau menjadi Rp14,54 triliun dari Rp13,09 triliun di 2015. Berdasarkan pihakjenis nasabah, kinerja produk pinjaman mengalami peningkatan sebesar 11,03 atau Rp1,44 triliun dari
Rp13,09 triliun di 2015 menjadi Rp14,54 triliun di 2016. Peningkatan kinerja produk pinjaman didominasi oleh pihak ketiga. Kinerja produk pinjaman pihak ketiga mengalami peningkatan sebesar 10,67 atau sebesar
Rp1,39 triliun dari Rp13,08 triliun di 2015 menjadi Rp14,48 triliun di 2016.
3. Jasa Layanan
Jasa layanan merupakan usaha penunjang yang disediakan Perseroan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah Perseroan dalam melakukan berbagai kegiatan. Selama 2016, Perseroan telah melakukan
berbagai inovasi untuk meningkatkan pemberian jasa layanan Bank. Hal ini telah berhasil meningkatkan kinerja jasa layanan yang diuraikan sebagai berikut. Secara keseluruhan, kinerja jasa layanan di 2016
mengalami peningkatan sebesar 44,75 atau sebesar Rp4,25 triliun dari Rp9,50 triliun di tahun 2015 menjadi Rp13,75 triliun di tahun 2016. Kinerja jasa layanan Bank didominasi oleh layanan kliring yang mengalami
peningkatan sebesar 54,91 atau Rp4,26 triliun dari Rp7,75 triliun di tahun 2015 menjadi Rp12,01 triliun di tahun 2016. Selain itu, peningkatan tersebut berasal dari ATM Victoria yang mencapai 38,38 atau
sebesar Rp320,71 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan dana pihak ketiga. Namun demikian beberapa kinerja jasa layanan menunjukkan penurunan. Penurunan tersebut terjadi pada jasa layanan Surat
Kredit Berdokumen Dalam Negeri SKBDN dan bank garansi yang menurun sebesar 100,00. Penurunan juga terjadi pada pembayaran listrik PLN postpaid dan prepaid yang masingmasing menurun 17,77 dan
42,50. Selain itu penurunan juga terjadi pada Western Union, bank garansi, pembayaran Telkom, dan pembayaran gaji karyawan yang masing-masing menurun sebesar 42,28, 12,52, dan 0,55. Penurunan
ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dan kondisi lingkungan bisnis yang relevan.
Segmen Syariah Segmen syariah dijalankan oleh Entitas Anak seperti halnya segmen konvensional, segmen syariah memiliki
produk dan jasa berupa produk simpanan, produk pembiayaan, dan jasa dan layanan: 1.
Produk Simpanan Produk simpanan merupakan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh Perseroan melaui berbagai
produk tabungan, giro, dan deposito. Kinerja jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun segmen syariah mengalami Kenaikan. Secara keseluruhan, jumlah dana pihak ketiga mengalami kenaikan sebesar
7,66 atau sebesar Rp83 miliar dari total perolehan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun di tahun 2015 sebesar Rp1,083 miliar menjadi Rp1,166 miliar di tahun 2016. Kenaikan ini berasal dari produk deposito
berjangka yang mencapai 10,06 atau sebesar Rp102 miliar dari Rp1,025 miliar di tahun 2015 menjadi Rp1,127 miliar di tahun 2016.
2. Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan segmen syariah mencakup produk pembiayaan UMKM dan Non UMKM. Secara keseluruhan, kinerja produk pembiayaan segmen syariah mengalami peningkatan sebesar 15,97 atau
Rp167,01 miliar dari Rp1,05 triliun di 2015 menjadi Rp1,21 triliun di 2016. Peningkatan produk pembiayaan ini berasal dari produk pembiayaan non UMKM yang meningkat sebesar Rp870,91 miliar di tahun 2016.
Di sisi lain, produk pembiayaan UMKM yang mencakup pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah mengalami penurunan masing-masing sebesar 82,48, 73,49, dan 64,35. Penurunan ini sejalan dengan
penurunan produk simpanan segmen syariah yang diakibatkan adanya peningkatan persaingan pada industri perbankan syariah.
3.
Jasa dan Layanan Dari segi jasa dan layanan segmen syariah tidak mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, jasa dan layanan
segmen syariah berasal dari perolehan jasa Bank Garansi yang tercatat sebesar Rp2,53 miliar.
63
Tabel Segmen konvensional dan Segmen Syariah:
dalam jutaan Rupiah
SEGMEN KONVENSIONAL DAN SEGMEN SYARIAH 31 Desember
2016 2015
Pendapatan bunga dan syariah - bersih 265.458
316.495 Pendapatan Operasional
312.489 202.083
Beban operasional lainnya 454.063
391.862 Laba rugi operasional
123.884 126.715
Jumlah Aset 24.679.513
22.056.162 Jumlah Liabilitas
22.032.872 19.940.425
Tabel Segmen Geografis:
dalam jutaan Rupiah
SEGMEN GEOGRAFIS 31 Desember 2016
Jadetabek Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
Luar Jawa Jumlah
Pendapatan bunga dan Syariah – neto 323.796
12.543 12.227
4.598 303.624
Beban Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan
170.471 9.186
402 192
179.447 Pendapatan operasional lainnya
312.306 516
587 50
313.458 Beban umum dan administrasi, tenaga
kerja dan lain-lain 328.971
11.627 7.769
4.004 352.371
Laba Operasional 136.660
32.840 19.009
452 85.264
Pendapatan non operasional-neto 21.524
9.453 3.142
1.331 7.599
Laba sebelum pajak penghasilan 158.184
42.293 22.150
878 92.862
Beban pajak penghasilan 7.500
- -
- 7.500
Laba tahun berjalan 165.684
42.293 22.150
878 100.362
Jumlah Aset 25.721.687
106.395 128.918
42.981 25.999.981
Jumlah Liabilitas 21.305.870
294.287 447.437
127.317 22.174.912
dalam jutaan Rupiah
SEGMEN GEOGRAFIS 31 Desember 2015
Jadetabek Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
Luar Jawa Jumlah
Pendapatan bunga dan Syariah – neto 357.370
13.471 3.904
8.676 356.480
Beban Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non-keuangan
146.732 7.388
3.573 2.925
153.472 Pendapatan operasional lainnya
202.473 551
290 -
203.314 Beban umum dan administrasi, tenaga
kerja dan lain-lain 291.768
11.817 7.794
2.115 313.494
Laba Operasional 121.344
32.125 27
3.636 92.828
Pendapatan non operasional-neto 16.368
20.188 5.022
7.672 1.170
Laba sebelum pajak penghasilan 104.975
11.938 4.995
4.036 93.997
Beban pajak penghasilan 76
- -
- 76
Laba tahun berjalan 105.051
11.938 4.995
4.036 94.073
Jumlah aset 22.441.145
395.398 354.043
60.100 23.250.686
Jumlah Liabilitas 19.303.172
379.089 286.167
63.181 20.031.590
64
SUMBER DAN JUMLAH ARUS KAS Arus kas aktivitas operasi
Pada tahun 2016 Perseroan mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi yang mencapai Rp785,605 juta mengalami peningkatan dari kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi yang sebesar
Rp503,034 juta di 2015. Peningkatan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi khususnya diperoleh dari penerimaan dari pendapatan bunga dan syariah dan komisi serta kenaikan dalam kewajiban operasi terkait
simpanan nasabah. Arus kas dari untuk aktivitas investasi
Selama tahun 2016, Perseroan mencatatkan arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi yang mencapai Rp1,980,687 juta mengalami peningkatan dari kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi di tahun 2015
yang sebesar Rp1,069,814 juta Peningkatan arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi tersebut khususnya digunakan untuk pembelian aset tidak berwujud berupa piranti lunak yang cukup signifikan di 2016.
Arus kas dari untuk aktivitas Pendanaan Pada tahun 2016, Perseroan mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan yang mencapai
Rp342,924 juta mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan yang sebesar Rp30 ribu di 2015. Peningkatan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan
khususnya berasal dari penambahan modal saham disetor dimuka dan pelaksanaan waran di 2016. IKATAN MATERIAL TERKAIT INVESTASI BARANG MODAL
Pada tahun 2016, Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki ikatan material terkait investasi barang modal yang dilakukan. Seluruh kegiatan investasi barang modal dalam bentuk tanah dan bangunan, kendaraan bermotor,
mesin-mesin dan peralatan, perlengkapan dan perabotan kantor, serta aset pra-operasional dibiayai oleh Perseroan dalam mata uang Rupiah.
Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT Victoria Insurance pihak berelasi dan PT Asuransi Takaful Umum dengan nilai pertanggungan seluruhnya pada tanggal
31 Desember 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing sebesar Rp313.935.985 dan Rp295.328.977. Manajemen Perseroan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup
kemungkinan kerugian atas aset tetap yang dipertanggungkan. Jenis, tujuan, dan nilai investasi barang Modal
Pada tahun 2016, Perseroan dan Entitas Anak telah melakukan investasi barang modal dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan operasional Perseroan. Adapun kegiatan investasi barang modal tersebut sebagai
berikut:
dalam jutaan Rupiah
Keterangan 2016
Tanah dan Bangunan 3.847.609
Kendaraan Bermotor 529.225
Mesin-mesin dan Peralatan 2.304.258
Perlengkapan dan Perabotan Kantor 732.988
Aset dalam Penyusutan 1.040.904
Jumlah Investasi Barang Modal 8.454.984
65
9 25
8 88
4 4
Langkah-langkah Antisipasi terhadap risiko pasar atas transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs maupun fluktuasi suku bunga
Langkah-langkah dan rencana yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko pasar atas transaksi yang terkait dengan risiko nilai tukar dan suku bunga adalah dengan melakukan penetapan dan kontrol limit risiko pasar seperti
Limit Cut Loss serta melakukan stress test. SENSITIVITAS TERHADAP RISIKO PASAR
Dalam rangka upaya meminimilakan kerugian akiat fluktuasi niai tukar dan suku bunga, Perseroan memiliki strategi maupun langkah-langkah untuk memitigasi risiko tersebut sehingga tidak berdampak negatif terhadap usaha
Perseroan. Hal-hal yang dilakukan Perseroan antara lain analisis risiko dan limit untuk aktivitas trading, dilakukan proses mark to market untuk posisi trading, monitoring Posisi Devisa Neto, pemantauan Value at Risk Var
memperhatikan posisi gap aset dan liabilitas Perseroan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga, melakukan stress test dengan beberapa scenario diantaranya skenario terburuk worst case scenario dan lain-lain.
66
Dalam menjalankan usahanya Perseroan tidak lepas dari risiko yang ada. Risiko-risiko yang material yang dihadapi Perseroan yang dapat mempengaruhi pendapatan maupun permodalan Perseroan, telah disusun
berdasarkan bobot dari yang paling signifikan dan dampak masing-masing risiko terhadap kinerja adalah sebagai berikut:
A. RISIKO USAHA YANG BERKAITAN DENGAN PERSEROAN
1. RISIKO KREDIT Risiko Kredit adalah potensi terjadinya default atau gagal bayar selaku penerbit Obligasi pada saat jatuh
tempo dimana Perseroan mengalami penurunan kinerja keuangan sehingga terjadi penurunan rating Perseroan.
Pengelolaan Risiko Kredit diantaranya :
• Disesuaikan dengan Rencana Bisnis business plan Perseroan yang disusun secara realistis dan komprehensif.
• Dalam rangka mendukung pengembangan usaha dan tetap menjaga kualitas portfolio, Perseroan menyusun kebijakan dan prosedur.
• Menetapkan tingkat risiko yang bersedia diambil, dengan tujuan memitigasi risiko kredit yang mungkin timbul melalui penetapan limit yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Perseroan.
• Penerapan four eyes principle
2. RISIKO PASAR