242
TABEL KOMPOSISI DANA YANG DIHIMPUN
dalam Jutaan Rupiah Uraian
31 Desember 2016
2015 Jumlah
Jumlah
Giro 490.407
2,51 445.620
2,59 Tabungan
1.617.021 8,28
1.126.929 6,56
Deposito Berjangka 17.416.843
89,21 15.600.517
90,84
Jumlah 19.524.271
100,00 17.173.066
100,00
Adapun komposisi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut:
TABEL KOMPOSISI DEPOSITO BERJANGKA BERDASARKAN JATUH TEMPO
dalam Jutaan Rupiah Jangka Waktu Deposito
31 Desember 2016
2015 Jumlah
Jumlah
1 bulan 7.203.667
41,36 6.250.814
40,07 3 bulan
6.230.026 35,77
5.045.674 32,34
6 bulan 2.631.048
15,11 3.055.3866
19,59 12 bulan
1.352.102 7,76
1.248.643 8,00
Jumlah 17.416.843
100,00 15.600.517
100,00
PENEMPATAN ATAU PENYALURAN DANA
Berikut ini akan diuraikan lebih mendalam mengenai bidang perkreditan yang merupakan salah satu kegiatan utama Perseroan:
Kredit Produktif 1.
Corporate Lending
Kredit produktif modal kerja dan investasi yang diberikan untuk portfolio kredit high end CORPORATE CUSTOMERS Listing Companies, Company Owned by Indonesian Conglomerats, National Company,
dengan plafond diatas Rp50.000 juta termasuk kredit sindikasi dengan bank-bank besar. Segmen industry manufacture, trading, property shopping mall, office building, real estate, kondominium, apartment,
transportasi dan komunikasi.
2. Commercial Lending
- Commercial Enterprise Lending
Kredit produktif modal kerja investasi yang diberikan kepada High End COMMERCIAL CUSTOMERS, akan difokuskan pada perusahaan-perusahaan yang memiliki supply chainvalue
chain untuk mendukung cross selling kredit segmen lainnya dengan plafond diatas Rp 10.000 Juta sd Rp50.000 Juta.
243 17.416.843
15.600.517
- Small Medium Enterprise Lending
Kredit produktif modal kerja investasi yang diberikan dengan plafon diatas Rp250 Juta sd Rp10.000 Juta. Segmen industri adalah trading, small manufacturing, transportation, home industry,
jasa, bengkel, rumah makan, termasuk fasilitas kredit non organik yang diberikan kepada BPR atau LKBB yang memiliki customer based sesuai dengan kriteria UU Republik Indonesia No. 20 Tahun
2008, tanggal 4 Juli 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
3. Multi Finance Lending
Kredit yang diberikan kepada perusahaan pembiayaan multi finance dalam bentuk modal kerja cicilan yang digunakan untuk pembiayaan kepada end user baik untuk pembiayaan mobil, motor, alat berat,
elektronik,
dll.
Kredit Konsumtif a. Kredit Pemilikan Rumah
Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur untuk pembelian, pembiayaan kembali refinancing, pengambil alihan kredit dari kreditur lain take over rumah, toko, ruko, rukan, villa, kavling, rusun, kondominium,
konstruksi atau renovasi.
b. Kredit Pemilikan Mobil
Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur untuk membeli mobil yang pengembalianya dengan sistim angsuran bulanan.
c. Kredit Multi Guna
Fasilitas kredit yang diberikan kepada perorangan wiraswasta, profesional, karyawan berdomisili di wilayah kerja cabang, membutuhkan dana dalam rangka konsumsi atau pengembangan usaha yang berkaitan
dengan bidang profesinya dan menyerahkan agunan berupa tanah dan bangunan.
d. Kredit Implant Banking
Fasilitas kredit konsumer yang diberikan kepada karyawan suatu perusahaan secara kolektif berdasarkan perjanjian kerjasama antara Perseroan dengan perusahaan atau koperasi karyawan dan perjanjian kredit
antara Perseroan dengan Karyawan perusahaan yang bersangkutan.
Skema Proses Pemberian Kredit Kepada Nasabah:
WĞƌƉĂŶũĂŶŐĂŶ ĂƐŝůŝƚĂƐŶŶƵĂů
ZĞǀŝĞǁ
Refreshing Normal Credit Process
ĚĞŶƚŝĨŝŬĂƐŝ WŽƚĞŶƐŝĂů
ĞďŝƚƵƌ ;EĞǁ ƵƐƚŽŵĞƌͿ
ƌŽƐƐĞůůŝŶŐͬ WĞŶĂŵďĂŚĂŶ
ĂƐŝůŝƚĂƐ ƌĞĚŝƚ DĞůĂŬƵŬĂŶ
Ăůů sŝƐŝƚ
ƵŶƚƵŬ ŵĞŶĂǁĂƌŬĂŶ
ƉƌŽĚƵŬ WĞŶŐƵŵƉƵůĂŶ
ĂƚĂĚĂƌŝ WŽƚĞŶƐŝĂů
ĞďŝƚƵƌ ŚĞĐŬŝŶŐ͕
dƌĂĚĞŚĞĐŬŝŶŐ ΘWĞŶŝůĂŝĂŶ
:ĂŵŝŶĂŶ WĞŶŐŝƌŝŵĂŶ
ĂƚĂŬĞĂŶƚŽƌ WƵƐĂƚͬƌĞĚŝƚ
WƌŽĐĞƐƐŽƌ
WƌŽƐĞƐ WĞƌƐĞƚƵũƵĂŶ
ƌĞĚŝƚ WƌŽƐĞƐ
WĞŶŐŝŬĂƚĂŶ ƌĞĚŝƚ
WƌŽƐĞƐ WĞŶĐĂŝƌĂŶ
ƌĞĚŝƚ WĞŵĂŶƚĂƵĂŶ
WĞŶŐĞŵďĂůŝĂŶ ƌĞĚŝƚ
WĞůƵŶĂƐĂŶ ƌĞĚŝƚ
dƵŶŐŐĂŬĂŶ ĞǁĂũŝďĂŶ
WƌŽƐĞƐŽĨƚ ŽůůĞĐƚŝŽŶ
WƌŽƐĞƐ,ĂƌĚ ŽůůĞĐƚŝŽŶ
ZĞŵĞĚŝĂůͬ džĞĐƵƚŝŽŶͬ
ŝƚĂ:ĂŵŝŶĂŶ WƌŽƐĞƐ
ZĞƐƚƌƵŬƚƵƌŝƐĂƐŝ
ildin ale C lt re ϭ
hƉŐƌĂĚĞƌĞĚŝƚĞŐĂůΘ ĚŵŝŶŝƐƚƌĂƚŝŽŶŶŽǁůĞĚŐĞ͗
• ZĞǀŝĞǁƐƉĞŬ ĞŐĂů • WĞŶƵŶũƵŬŬĂŶ EŽƚĂƌŝƐ
• DŽŶƚŝŽƌŝŶŐ ŬƚĂ WĞŶŐŝŬĂƚĂŶ ƌĞĚŝƚ
• ĞƌũĂƐĂŵĂ ƐƵƌĂŶƐŝ͕Ěůů
“Cold” Pipeline “Warm” Pipeline
mpro e Credit
C lt re Ϯ
i ipline o nt
aintenan e
“Hot” Pipeline
ϯ tron emedial
Pro e ϰ
244
Berikut adalah tabel posisi kredit yang diberikan Perseroan per sektor sesuai kategori Bank Indonesia per 31 Desember 2016 dan 2015:
PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT BERDASARKAN SEKTOR EKONOMI
dalam Jutaan Rupiah
Uraian 31-Des
2016 2015
Nilai Nilai
Pihak Ketiga
Lembaga Pembiayaan 3.841.578
26,53 2.807.890
21,46 Real Estate
2.427.911 16,77
2.030.271 15,52
Perdagangan, Restoran dan Hotel 2.275.334
15,71 2.149.499
16,43 Industri
1.774.744 12,26
1.724.663 13,18
Syariah 1.209.988
8,36 1.072.368
8,20 Konstruksi
835.073 5,77
1.022.228 7,81
Jasa-jasa sosial Masyarakat 444.190
3,07 450.769
3,45 Lain-lain
1.671.107 11,54
1.826.745 13,96
Jumlah 14.479.925
100,00 13.084.433
100,00 Pihak Berelasi
Lembaga Pembiayaan 46.962
80,95 -
- Perdagangan, Restoran dan Hotel
1.193 2,06
- -
Syariah 2.702
4,66 3.314
34,47 Lain-lain
7.157 12,34
6.301 65,53
Jumlah 58.014
100,00 9.615
100,00
PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT BERDASARKAN JANGKA WAKTU
dalam jutaan Rupiah Uraian
31-Des 2016
2015 Nilai
Nilai
Kurang dari 1 Tahun 391.610
2,69 751.999
5,74 1-2 Tahun
6.187.531 42,56
5.606.382 42,82
2-5 Tahun 4.048.576
27,85 3.076.895
23,50 Lebih dari 5 Tahun
3.910.223 26,90
3.658.771 27,94
Jumlah 14.537.940
100,00 13.094.047
100,00
PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT BERDASARKAN JENIS KREDIT
dalam Jutaan Rupiah
Keterangan 31 Desember
2016 2015
Jumlah Jumlah
Pinjaman Tetap 8.038.703
55,29 7.631.078
58,28 Pinjaman Konsumen
508.247 3,50
544.280 4,16
Pinjaman Rekening Koran 870.230
5,99 1.058.895
8,09 Pinjaman Tetap dengan Angsuran
3.789.571 26,07
2.615.929 19,98
Pinjaman Karyawan -
0,00 -
0,00 Pinjaman tanpa Anggunan
479 0,00
788 0,01
Pinjaman Serbaguna 118.020
0,81 167.397
1,28 Syariah
1.212.690 8,34
1.075.681 8,22
Jumlah Kredit 14.537.940
100,00 13.094.048
100,00
245 3.841.578
2.807.890 2.427.911
2.030.271 2.275.334
2.149.499 1.774.744
1.724.663 1.209.988
1.072.368 835.073
1.022.228 444.190
450.769 1.671.107
1.826.745 14.479.925
13.084.433
46.962 -
- 1.193
- -
2.702 3.314
7.157 6.301
391.610 6.187.531
4.048.576 3.910.223
14.537.940 13.094.047
lah lah
8.038.703 7.631.078
3.789.571 2.615.929
14.537.940 100,00
13.094.048 100,00
Berikut ini adalah tabel komponen penyisihan penghapusbukuan kredit per 31 Desember 2016 dan 2015 :
dalam Jutaan Rupiah
Cadangan kerugian penurunan nilai pinjaman 31 Desember
2016 2015
Saldo awal tahun 269.304
184.713 Penerimaan kembali pinjaman yang telah dihapusbukukan tahun berjalan
4.719 6.021
Penyisihan pembalikan tahun berjalan 167.518
114.048 Penghapusan tahun berjalan
164.448 35.478
Saldo Akhir Tahun 277.093
269.304
PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN Aset keuangan, selain aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi FVTPL, dievaluasi terhadap
indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Untuk investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap
sebagai bukti obyektif terjadinya penurunan nilai. Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
• kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau • pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
• terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan re-organisasi keuangan. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak terdapat
bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok
aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil
pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak memperngaruhi periode dari pengalaman historis.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Grup harus menghitung:
• Probability of default ”PD” – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
• Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut discounted cash flow.
246
• Loss given default ”LGD” – Grup mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Grup apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat
diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default EAD. Model perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan
agunan.
• Loss identification period ”LIP” – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kreditpembiayaan secara individual.
• Exposure at default ”EAD” – Grup mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kreditpiutang pembiayaan selama minimal tiga tahun. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet
fasilitas kreditpiutang pembiayaan pada posisi laporan dengan probability default PD, loss identification period LIP dan loss given default LGD.
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai diakui dalam aset
keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus kas masa depan pada saat
menghitung penurunan nilai. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah
diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi. Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada
tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung
ke penghasilan komprehensif lain. Cadangan kerugian penurunan nilai tahun 2014, 2013, 2012 dan 2011 untuk entitas anak yang bergerak di bidang
perbankan syariah, kecuali piutang Murabahah dan aset keuangan lainnya, mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia No. 821PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan perubahannya, Peraturan Bank Indonesia
No. 99PBI2007 tanggal 18 Juni 2007, No. 1024PBI2008 tanggal 16 Oktober 2008 dan No. 1313 PBI2011 tanggal 24 Maret 2011 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 016POJK.032014 tanggal 18 November 2014
tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai bank umum berdasarkan prinsip syariah diatur
dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 8SEOJK.032015 tanggal 10 Maret 2015 tentang Penilaian Kualitas Aset Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Penilaian kualitas dan cadangan kerugian
penurunan nilai dilakukan terhadap giro pada bank umum syariah, penempatan pada bank lain, investasi pada sukuk, pinjaman Qardh dan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset berdasarkan hasil penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Berdasarkan peraturan diatas, aset tertentu diklasifikasikan dalam kategori berikut dengan besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:
247
• ”LGD”
• ”LIP”
• ”EAD”
Klasifikasi Persentase Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lancar Minimum
1 Dalam Perhatian Khusus
Minimum 5
Kurang Lancar Minimum
15 Diragukan
Minimum 50
Macet Minimum
100 Persentase cadangan kerugian penurunan nilai di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai
agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset yang diklasifikasikan lancar dan tidak dijamin dengan agunan tunai.
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI, surat berharga yang diterbitkan pemerintah berdasarkan prinsip syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS serta bagian aset produktif yang dijamin dengan jaminan pemerintah
tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai. Aset dihapusbukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset
tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar danatau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai penambahan
cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional tahun berjalan.
Berikut ini adalah tingkat Kolektibilitas kredit per 31 Desember 2016 dan 2015:
KOLEKTIBILITAS KREDIT
dalam Jutaan Rupiah Kolektibilitas
31 Desember 2016
2015 Jumlah
Jumlah
Lancar 12.412.935
85,38 10.938.512
83,54 Dalam Perhatian Khusus
1.519.208 10,45
1.511.375 11,54
Kurang Lancar 60.244
0,41 158.499
1,21 Diragukan
89.690 0,62
88.482 0,68
Macet 455.863
3,14 397.179
3,03
Jumlah Kredit 14.537.940
100,00 13.094.047
100,00
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 277.093
269.304
Jumlah Kredit - Neto 14.260.847
12.824.744
Berikut ini disajikan tabel yang merinci aset produktif Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015:
KOMPOSISI ASET PRODUKTIF - NETTO
dalam Jutaan Rupiah
Aset Produktif 31 Desember
2016 2015
Giro pada bank Lain 20.202
8.852 Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain
1.449.178 1.837.189
Efek-efek 7.282.892
5.830.697 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- 214.535
Pinjaman yang diberikan 14.260.847
12.824.744 Tagihan Akseptasi
9.730 6.050
Penyertaan Saham 60
60
248
Aset Produktif 31 Desember
2016 2015
Agunan yang diambil alih 532.102
202.461 Liabilitas komitmen dan kontinjensi
1.642.157 1.400.539
Jumlah 25.197.168
22.325.127
KOMPOSISI ASET PRODUKTIF - BRUTO
dalam Jutaan Rupiah
Aset Produktif 31 Desember
2016 2015
Giro pada bank Lain 20.202
8.852 Penempatan pada bank Indonesia dan bank lain
1.449.178 1.837.189
Efek-efek 7.282.892
5.834.147 Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
- 214.535
Pinjaman yang diberikan 14.537.940
13.094.048 Tagihan Akseptasi
9.730 6.050
Penyertaan Saham 60
60 Agunan yang diambil alih
558.847 213.977
Liabilitas komitmen dan kontinjensi 1.642.157
1.400.539
Jumlah 25.501.006
22.609.397
KEBIJAKAN PENDANAAN Dalam kegiatan operasinya Perseroan membutuhkan likuiditas yang digunakan untuk membiayai kegiatan
investasi baik pemberian kredit, penanaman dalam surat-surat berharga, transaksi antar bank, pembayaran bunga dan lain-lain. Sebagian dari investasi tersebut antara lain seperti pemberian kredit kepada sektor Lembaga
Pembiayaan dan Real Estate. Sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi tersebut sebagian besar berasal dari
Giro, Tabungan serta dari Deposito Berjangka yang sebagian besar berjangka waktu pendek, yaitu 1 bulan dan 3 bulan.
Penerbitan obligasi bertujuan untuk memperbaiki komposisi sumber pendanaan jangka panjang dan mengurangi mismatch atau ketidak-sesuaian jumlah aset jangka panjang dengan sumber dana jangka panjang dalam rangka
pengendalian risiko likuiditas dan risiko suku bunga. Obligasi-obligasi yang diterbitkan Perseroan memiliki periode jatuh tempo yang berbeda-beda, agar tidak terlalu membebani arus kas Perseroan.
Dalam rangka pengelolaan likuiditas, manajemen Perseroan juga menetapkan kebijakan yang mengharuskan tersedianya Secondary Reserve berupa penempatan dalam Surat-surat Berharga dan SBI dalam jumlah yang
memadai. Secondary Reserve bersifat sangat likuid dan karenanya biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan yang diperlukan sewaktu-waktu.
PENDAPATAN IMBAL JASA FEE BASED INCOME
Perseroan menyadari bahwa pendapatan bunga bersih dimasa mendatang akan mengalami koreksi yang cukup berarti sebagai akibat langsung dari ketatnya persaingan, oleh sebab itu Perseroan terus berupaya untuk
meningkatkan kegiatan yang menghasilkan pendapatan non-bunga atau imbal jasa fee based income. Berikut diuraikan beberapa kegiatan usaha Perseroan yang menghasilkan pendapatan imbal jasa:
249 532.102
202.461 1.642.157
1.400.539 25.197.168
22.325.127
20.202 8.852
1.449.178 1.837.189
7.282.892 5.834.147
- 4.535
14.537.940 13.094.048
9.730 6.050
60 60
558.847 213.977
1.642.157 1.400.539
1. Treasury