69
• •
•
•
• •
•
• •
• 8. RISIKO KEPATUHAN COMPLIANCE RISK
Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Perseroan tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko kepatuhan adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari perilaku Perseroan yang
menyimpang atau melanggar standar yang berlaku secara umum, ketentuan danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengelolaan risiko kepatuhan dilaksanakan antara lain dengan :
• Perseroan bersama dengan Divisi Compliance, KYCIntegrated System Procedure bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
APU dan PPT di Perseroan. Dalam pelaksananannya untuk mendukung efektifitas kepatuhan Perseroan didukung oleh komite eksekutif yaitu komite Pemantau Pelaksanaan Good Corporate
Governance.
• Melakukan uji kepatuhan terhadap kebijakan atau aktivitas perusahaan. • Melakukan sosialisasi secara berkala berkenaan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh regulator.
• Melakukan pemisahan fungsi yang jelas dalam jenjang organisasi. • Mendukung budaya kepatuhan, yaitu nilai, perilaku, dan tindakan yang mendukung kepatuhan
Perseroan atas hukum dan peraturan yang berlaku.
9. RISIKO ENTITAS ANAK
Perseroan telah melakukan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan Entitas Anak yaitu PT Bank Victoria Syariah ”BVIS”. Risiko-risiko yang material yang dihadapi Entitas Anak Perseroan
yang dapat mempengaruhi pendapatan maupun permodalan, telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko terhadap kinerja adalah sebagai berikut:
a. Risiko Kredit
Entitas Anak yang bergerak di bidang jasa perbankan Syariah dalam keadaan usaha yang normal akan aktif dalam pemberian pembiayaan berbasis Syariah kepada para nasabah. Semakin besar
porsi pembiayaan yang bermasalah karena adanya keraguan atas kemampuan nasabah dalam membayar kembali pinjaman yang diberikan, menurunkan pendapatan dan permodalan Entitas
Anak. Semakin tinggi tingkat jumlah pembiayaan bermasalah, semakin besar kebutuhan biaya penyisihan kerugian aktiva produktif, yang akan menurunkan keuntungan.
b. Risiko Likuiditas
Sebagian besar keperluan pendanaan Entitas Anak merupakan dana jangka pendek, sedangkan sebagian besar kredit yang disalurkan berjangka menengah dan panjang. Kesenjangan antara
sumber pendanaan dengan pemberian kredit maka terdapat Risiko likuiditas yang menyebabkan Entitas Anak tidak dapat memenuhi komitmennya kepada nasabah dan pihak lainnya.
Ketidakmampuan Entitas Anak memenuhi komitmen pada nasabah atau pihak lain akan menyebabkan turunnya kepercayaan Nasabah dan penarikan dana secara besar-besaran oleh
Nasabah
rush yang akan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Entitas Anak.
70
c. Risiko Pasar
Sebagai Bank Syariah non-devisa maka Entitas Anak menghadapi risiko pasar, khususnya Risiko Tingkat Suku Bunga. Karena sumber-sumber dan penggunaan dana Entitas Anak seperti
penempatan pada bank lain, investasi dalam surat berharga, deposito berjangka dan kewajiban- kewajiban pasar uang lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, maka perubahan-
perubahan pada tingkat suku bunga mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih.
d. Risiko Operasional
Risiko Operasional yaitu ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan berpotensi meningkatkan risiko operasional yang dapat mempengaruhi operasional bank. Lemahnya sistem operasional akan mengakibatkan peningkatan biaya
operasional yang pada akhirnya akan mempengaruhi laba usaha. Disamping itu, adanya faktor penyebab risiko operasional secara umum akan mengakibatkan terganggunya kelancaran
operasional dan mutu pelayanan kepada nasabah dan pada gilirannya akan menurunkan kinerja dan daya saing Entitas Anak.
e. Risiko Lainnya
Risiko lainnya meliputi yaitu risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan, risiko imbal hasil dan risiko investasi, berpotensi muncul bila mutu pelayanan yang diberikan ke nasabah
belum maksimal dan tidak mengantisipasi kondisi eksternal serta tidak mematuhi dan menyesuaikan Perubahan kebijaksanaan pemerintah dalam industri perbankan dari waktu ke waktu
yang dapat mempengaruhi kinerja dan kegiatan usaha Entitas Anak karena menuntut dilakukannya penyesuaian-penyesuaian tata cara pelaksanaan kegiatan operasional Perseroan.
Ketidakmampuan Entitas Anak dalam mengantisipasi, memenuhi danatau menyesuaikan diri dengan kondisi eksternal dan ketentuan-ketentuan tersebut akan menimbulkan kerugian atau
dikenakan sanksi yang berdampak negatif terhadap kinerja Entitas Anak.
Selain itu, Kinerja anak perusahaan terhadap Perseroan membawa dapat membawa dampak positif maupun yang kurang menguntungkan bagi perseroan yang dapat memicu risiko reputasi.Sebagai
Bank publik dan mengingat usaha Perseroan berlandasan kepercayaan masyarakat. Perseroan wajib memberikan perhatian terhadap potensi timbulnya Risiko Reputasi. Reputasi yang tidak baik
pada anak perusahaan dapat mempengaruhi reputasi Perseroan secara umum.
10. RISIKO PERUBAHAN TEKNOLOGI