PENGGUNAAN LABA NETO APPROPRIATION OF NET INCOME

89 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Indonesian language. PT BANK INA PERDANA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK INA PERDANA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2016 and for the Year Then Ended Expressed in Million of Rupiah, unless otherwise stated 34. INFORMASI LAINNYA 34. OTHER INFORMATION a. Manajemen Modal a. Capital Management Tujuan utama kebijakan manajemen permodalan Bank adalah untuk memastikan bahwa Bank telah memenuhi persyaratan modal yang diwajibkan dan memastikan Bank telah menjaga peringkat kredit yang kuat dan rasio modal yang sehat agar dapat mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai saham para pemegang saham. The primary objectives of the Bank’s capital management policy are to ensure that the Bank complies with externally imposed capital requirements and that the Bank maintains strong credit ratings and healthy capital ratios in order to support its business and to maximize the shareholders’ shares value. Manajemen menggunakan peraturan rasio permodalan untuk memantau kecukupan modal sesuai dengan standar industri. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran modal tersebut terutama didasarkan kepada pemantauan kebutuhan modal yang diwajibkan terhadap modal yang tersedia. The management use capital ratio regulation to monitor capital adequacy in accordance with industry standard. Bank Indonesias approach for capital measurement is primarily based on the monitoring of capital requirement to the available capital. Bank telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan untuk periode yang disajikan. The Bank has complied with capital requirement for the periods presented. KPMM pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 yang dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: CAR as of December 31, 2016 and 2015 calculated in accordance with Bank Indonesia regulation are as follows: 31 Desember 31 Desember December 31, December 31, 2016 2015 JutaMillion JutaMillion Modal Capital Modal inti Tier 1 Core capital Tier 1 Modal inti utama CET-1 454.469 280.166 Common equity CET-1 Modal inti tambahan AT-1 - - Additional Tier AT-1 Total modal inti Tier 1 454.469 280.166 Total core capital Tier 1 Modal pelengkap Tier 2 - - Supplementary capital Tier 2 Total Modal 454.469 280.166 Total capital Aset tertimbang menurut risiko ATMR: Risk weighted assets ATMR: Risiko kredit setelah Credit risk after memperhitungkan risiko spesifik 1.356.855 1.277.943 taking the specific risk Risiko pasar - 19.659 Market risk Risiko operasional 139.966 127.548 Operational risk Total ATMR untuk risiko kredit, Total ATMR for credit risk, market and pasar dan operasional 1.496.821 1.425.150 operational Rasio KPMM Capital Adequacy Ratio Rasio CET-1 30,36 19,66 CET-1 Ratio Rasio Tier 1 30,36 19,66 Tier 1 Ratio Rasio Tier 2 - - Tier 2 Ratio Rasio Total 30,36 19,66 Total Ratio Rasio Minimum CET-1 4,50 4,50 CET-1 Minimum Ratio Rasio Minimum Tier 1 6,00 6,00 Tier 1 Minimum Ratio Rasio KPMM Minimum Minimum CAR based on berdasarkan profil risiko 8,00 8,00 risk profile 90 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Indonesian language. PT BANK INA PERDANA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK INA PERDANA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2016 and for the Year Then Ended Expressed in Million of Rupiah, unless otherwise stated 34. INFORMASI LAINNYA lanjutan 34. OTHER INFORMATION continued b. Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN aset keuangan terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar 0,98 dan 0,10. b. Allowance of impairment losses CKPN ratio of financial assets to total earning assets as of December 31, 2016 and 2015 amounting to 0.98 and 0.10, respectively. c. Rasio aset produktif bermasalah terhadap jumlah aset produktif pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar 1,93 dan 0,16. c. The non performing earning assets ratio to total earning assets as of December 31, 2016 and 2015 are 1.93 and 0.16, respectively. d. Rasio kredit terhadap jumlah pendanaan Loan to funding ratio - LFR pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing- masing sebesar 76,30 dan 82,83. d. Loan to funding ratio LFR as of December 31, 2016 and 2015 are 76.30 and 82.83, respectively. e. Bank menerima surat dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset Persero “PPA” No. S.073PAK-PAKP1007 tanggal 24 Oktober 2007 tentang Pelunasan Kewajiban Debitur dengan jumlah USD172.599,73. Tagihan PPA kepada Bank tersebut terkait dengan fasilitas LC jatuh tempo yang berasal dari pengalihan tagihan PT Bank Umum Nasional “BUN” Bank Beku Kegiatan Operasi yang dialihkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional “BPPN”. Bank telah menanggapi hal tersebut melalui surat No. BIPDIR065X07 tanggal 29 Oktober 2007 yang menjelaskan bahwa tagihan tersebut tidak tercatat dalam pembukuan Bank dan Bank tidak memiliki tunggakan kewajiban kepada BUN. Sebagai tanda itikad baik, Bank telah melakukan setoran kepada PPA sebesar Rp250 pada tanggal 9 September 2008. Pada tanggal 23 Januari 2013, Panitia Urusan Piutang Negara PUPN Cabang DKI melalui suratnya No. PJPN- 005PUPNC.10.032013 telah mengirimkan penetapan jumlah piutang negara kepada Bank dimana jumlah piutang Negara yang wajib dilunasi Bank adalah sebesar USD189.859,70. Bank melalui Kantor Hukum Musa Sinambela Partners, telah mengirimkan surat No. 010PLO-MSPIII2013 tanggal 6 Maret 2013 kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL Jakarta untuk meninjau kembali Surat Keputusan PUPN tersebut. e. The Bank received a letter from the PT Perusahaan Pengelolaan Aset Persero PPA No. S.073PAK-PAKP1007 dated October 24, 2007 regarding the repayment obligation of debtor amounting to USD172,599.73. PPA bill to the Bank related to maturity LC facility derived from the transfer of claims PT Bank Umum Nasional BUN Suspension Bank Operations were transferred to the Indonesian Bank Restructuring Agency IBRA. The Bank has responded through letter No. BIPDIR065X07 dated October 29, 2007 explaining that the bill was not recorded in the books of the Bank and they have no outstanding obligations to BUN. As good intention from the Bank, on September 9, 2008, the Bank has deposited to PPA the amount of Rp250. On January 23, 2013, State Receivables Committee PUPN, DKI Branch, through it’s letter No. PJPN-005PUPNC.10.03 2013 has sent stipulation of state receivables from the Bank in which the amount of state receivables that should be paid by the Bank amounted to USD189,859.70. The Bank through the Law Office Musa Sinambela Partners, has sent a letter No. 010PLO- MSPIII2013 dated March 6, 2013 to State Assets and Auction Service Office KPKNL Jakarta to review the decree of PUPN. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, belum ada kesepakatan ataupun jawaban dari KPKNL atas penyelesaian tagihan tersebut. As of the completion of these financial statements, there is no deal or answer from KPKNL on the settlement of receivables.