Main core capital CET I Paid-up Capital
77
PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report
dan terkontrol. Infrastruktur IT khususnya infrastruktur Data Center yang digunakan Bank tersebut merupakan salah satu
yang terbaik yang digunakan di Bank sekelas. Dalam melakukan mitigasi risiko operasional, Bank telah
melakukan upaya-upaya untuk senantiasa meningkatkan kualitas supervisi atas kegiatan operasional, meskipun
hasil pemeriksaan audit internal maupun eksternal masih menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan operasional.
Peningkatan pemahaman terhadap ketentuan dilakukan untuk meningkatkan kualitas transaksi, sehingga mampu mencegah
terjadinya risiko operasional dengan cara melalui berbagai aktivitas dan sosialisasi ketentuan yang dilakukan pejabat
Kantor Pusat ke kantor-kantor cabang. Risiko stratejik secara komposit dinilai moderate. Pencapaian
pengumpulan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit tercapai sedikit dibawah target yang telah ditetapkan. Tingkat efisiensi
yang merupakan salah satu parameter dalam perhitungan risiko stratejik yang tercermin pada rasio BOPO yaitu sebesar 90,56
per Desember 2016 mengalami penurunan bila dibandingkan posisi September 2016 yaitu sebesar 86,11, meskipun
demikian dari sisi biaya dana, Bank telah mampu menurunkan tingkat Cost of Fund.
Hasil pelaksanaan PUT 1 melalui HMETD di tahun 2016 telah meningkatkan aspek permodalan Bank. Total modal sebesar
Rp454,47 miliar per Desember 2016 telah memenuhi kewajiban pemenuhan struktur permodalan Bank yang dikaitkan dengan
jaringan kantor. Meskipun demikian Bank masih tergolong kategori Bank BUKU 1 sehingga menjadikan kegiatan usaha
Bank masih terbatas, khususnya dalam upaya pelaksanaan aktivitas tertentu, yang tentu saja akan mengurangi daya
saing Bank pada industri perbankan nasional. Dengan struktur permodalan yang semakin kuat dari rencana PUT 2 dengan
HMETD yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 dan dengan didukung bisnis dari pemegang saham yang baru dinilai Bank
akan mampu memenuhi syarat sebagai Bank BUKU 2 sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis untuk meningkatkan
keuntungan Bank. Risiko hukum dinilai tetap low to moderate, dengan risiko
inheren dinilai low to moderate dan kualitas penerapan manajemen risiko dinilai satisfactory. Beberapa kelemahan
yang mungkin timbul terhadap aspek legal perjanjian kredit dan pengikatan agunan dalam proses transaksi kredit channeling
dan pemberian kredit lainnya, saat ini sudah terdapat progress penyelesaian.
better controlled. IT infrastructure particularly Data Center infrastructure used by the Bank is one of the best used by Banks
in its class. To mitigate operational risk, the Bank has made efforts
to constantly improve the quality of supervision over the operations, although the results of internal and external audits
can still show their operational weaknesses.
Improved understanding of the provisions made to improve the quality of the transaction, so as to prevent the occurrence
of operational risk in a way through a variety of activities and socialization provisions made official to the Head Office branch
offices. Strategic risk in the composite is rated moderate. Achievement
of third party funds and loan portfolio reached slightly below the set target. The level of efficiency is one of the parameters in
the calculation of strategic risk as reflected in the ROA ratio that is equal to 90.56 by December 2016 has decreased compared
to that of September 2016 to 86.11. Nevertheless, on the cost of funds, the Bank has been able to reduce Cost of Fund
level.
The result of the PUT 1 through HMETD in 2016 has increased the Bank’s capital aspect. Total capital amounted Rp454.47
billion as of December 2016 has met the obligations of the Bank capital structure that is associated with the office network.
Nonetheless, the Bank still falls into category BOOK 1 Bank making the Bank’s business activity is still limited, particularly
in efforts to implement specific activities, which of course will reduce the competitiveness of the Bank in the national banking
industry. with a stronger capital structure of the plan PUT 2 with HMETD that will be implemented in 2017 and with the support
of the business of the new shareholder the Bank is deemed able to qualify as BOOK 2 Bank and can enhance business growth
to increase profit.
Legal risk is considered to remain as low to moderate, with the inherent risk as low to moderate and the quality of risk
management as satisfactory. Some of the disadvantages that may arise on the legal aspects of the credit agreement
and binding of collateral in the process of channeling credit transactions and other credits are currently in progress of
completion.
78
PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016
Peringkat risiko kepatuhan secara komposit dinilai low to moderate. Tidak terdapat pelanggaran signifikan yang
dilakukan oleh Bank selama penilaian satu tahun terakhir. Untuk menumbuhkan kesadaran seluruh karyawan akan
pentingnya kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan, telah disusun compliance charter sebagai guidance bagi semua
pihak dalam organisasi Bank Ina Perdana dan telah diberlakukan secara formal. Untuk memastikan kepatuhan operasional Bank
terhadap seluruh ketentuan dan peraturan yang melingkupinya maka harus dipastikan bahwa seluruh sistem dan prosedur
operasional telah memenuhi ketentuan dan peraturan otoritas yang berlaku. Oleh karena itu telah dilakukan Quality Assurance
Policy and Procedur yaitu proses assesment terhadap kebijakan dan prosedur internal yang dilakukan oleh Unit Kerja Kepatuhan
terhadap setiap sistem, prosedur atau kebijakan intern yang akan dikeluarkan. Dengan demikian setiap potensi ketidakpatuhan
Bank terhadap ketentuan atau peraturan perudang-undangan dapat dideteksi dan diperbaiki.
Peringkat risiko reputasi secara komposit dinilai low to moderate. Parameter penilaian risiko reputasi salah satunya
adalah tingkat keluhan nasabah. Tingkat keluhan nasabah antara lain bersumber dari ketidakpuasan nasabah atas
pelayanan Bank, maupun pengelolaan Bank atas keluhan yang disampaikan oleh nasabah.
Kualitas penerapan manajemen risiko secara keseluruhan
dinilai “Satisfactory”. Proses identifikasi secara proaktif dan
pengukuran sudah dilakukan dan terus diupayakan agar dapat menjangkau seluruh aktifitas. Demikian pula proses monitoring
sudah dilakukan secara berkala meskipun perlu peningkatan konsistensi dan ketepatan waktu. Infrastruktur IT yang
digunakan dalam rangka proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, masih terus dikembangkan untuk mencapai
efektifitas pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran dan monitoring risiko tiap aktifitas perbankan yang lebih baik, antara
lain dengan mengupayakan penggantian core banking system yang sampai dengan saat ini masih dalam proses untuk dapat
mengakomodasi perkembangan dan pertumbuhan layanan bisnis Bank. Untuk menjamin tersedianya kelangsungan system
dalam kondisi disaster, Bank telah melakukan uji coba DRC dan BCP dengan hasil yang baik.
Untuk meningkatkan standar pelayanan konsumen bank telah memiliki kebijakan dan mekanisme pelayanan, perlindungan
dan penyelesaian pengaduan konsumen serta kebijakan transparansi penggunaan data pribadi nasabah. Selain itu telah
ditunjuk pejabat yang berfungsi dalam melayani penyelesaian pengaduan konsumen. Peningkatan layanan konsumen juga
dilakukan melalui upaya penerapan transaksi perbankan melalui EDC yang saat ini masih dalam pengajuan untuk memperoleh
persetujuan dari otoritas perbankan. The rank of compliance risk in composite is low to moderate.
There were no significant violations committed by the Bank over the past year’s assessment. To raise awareness of all employees
of the importance of compliance with rules and regulations, the Bank has prepared compliance charter as guidance for all
parties in Bank Ina Perdana and has been formally enacted. To ensure compliance with the Bank’s operations to all the rules and
regulations encompassing, it must be ensured that the entire system and operational procedures are in compliance with the
applicable regulatory authorities. Therefore, Quality Assurance Policy and Procedure that have been done are the assessment
process of the internal policies and procedures carried out by the Compliance Unit towards each system, procedures or internal
policies to be issued. Thus any potential non-compliance with the Bank of the provisions of law or regulation can be detected
and corrected.
Reputation risk ranking in composite is low to moderate. One of reputation risk assessment parameters is the level of customer
complaints. Customer complaint rate among others derived from customer dissatisfaction with the services of the Bank, as
well as the management of the Bank.
Quality of risk management as a whole was ranked “Satisfactory”. The process of proactively identifying and measuring has been
done and continues to be pursued in order to reach the entire activity. Similarly, the process of monitoring has been carried
out periodically eventhough its consistency and timeliness needs to be increased. IT infrastructure used in the process
of identifying, measuring and monitoring risk is still being developed to achieve effectiveness of better implementation
of the process of identifying, measuring and monitoring risk of every banking activities, among others by seeking the
replacement of core banking system which is up to now is still in process to accommodate the development and growth of
the Bank’s business services. To guarantee the continuity of the system in case of disaster, the Bank has conducted trials DRC
and BCP with good results. To improve the customer service standard, the bank stipulate
Policy and mechanism of customer service, protection and complaint settlement, as well as transparency policy of the
utilization of customer’s private data. Moreover, an official is appointed to serve in customer complain settlement. Customer
service improvement also conducted through the application of banking transaction via EDC which is currently in the submission
process to obtain approval from banking authority.