Kewajiban Rekening administratif accounts Payable

113 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Komposisi Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan number of Employee Composition Based on Education Level Tingkat Pendidikan 2015 2016 Educational Level S2 9 10 Post Graduate S1 178 174 Graduate D3 – D4 29 30 Diploma D1 2 2 Diploma SLTA 94 105 Senior High School Jumlah 312 321 Total Komposisi Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian number of Employee Composition Based on Employment Status Status Kepegawaian 2015 2016 Employment Status Tetap 236 238 Permanent Tidak Tetap 8 11 Non Permanent Outsourcing 68 72 Outsourcing Jumlah 312 321 Total Komposisi Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin number of Employee Composition Based on gender Jenis Kelamin 2015 2016 gender wanita 115 115 Female Pria 197 206 Male Jumlah 312 321 Total Komposisi Jumlah Karyawan Berdasarkan usia number of Employee Composition Based on age usia 2015 2016 age 20 - 24 tahun 24 18 20 - 24 years old 25 - 29 tahun 78 84 25 - 29 years old 30 - 34 tahun 78 82 30 - 34 years old 35 - 39 tahun 46 48 35 - 39 years old 40 - 44 tahun 26 29 40 - 44 years old 45 - 49 tahun 36 35 45 - 49 years old 50 - 54 tahun 14 15 50 - 54 years old 55 tahun 10 10 55 years old Jumlah 312 321 Total 2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016 114 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Teknologi Informasi Information Technology Sejalan dengan program Bank Ina Perdana untuk mengembangkan bisnisnya dan menuju Digital Bank, teknologi informasi memainkan peran yang sangat krusial dalam memastikan semua kemampuan perusahaan dapat tersedia dan memadai untuk mendukung rencana bisnis. Mengingat keuangan dan sumber daya teknis yang terbatas, sangat penting untuk memiliki strategi yang akan memungkinkan TI Bank Ina Perdana untuk fokus dan memprioritaskan kegiatan dan inisiatif yang dijalankan untuk mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Ada berbagai kekuatan yang mempengaruhi investasi TI, misalnya peluang di pasar untuk meningkatkan pendapatan revenue-driven, perbaikan harus dibuat dalam fungsi pendukung process improvement, atau perubahan sistem yang diperlukan karena peraturan baru. PROgRaM STRaTEgIS TI Program Strategis TI Bank Ina Perdana berjangka waktu 5 tahunan yang terdiri dari 3 tahap. Pada tahap pertama atau program jangka pendek 2016, TI difokuskan untuk mengembangkan produk dasar layanan digital. Adapun produk direncanakan untuk diimplementasikan pada tahap ini adalah Virtual Account dan EDC Debit. Pada tahap kedua dari strategi TI atau program jangka menengah 2017-2018, TI difokuskan pada pembangunan fondasi Digital Banking dengan aktivitas utama penggantian sistem Core Banking serta diikuti aktivitas peluncuran beberapa produk dan layanan digital. Adapun produk dan layanan digital yang direncanakan untuk diimplementasikan pada tahap ini adalah Internet Banking individu dan bisnis dan Mobile Banking, Uang Elektronik e-Money, Laku Pandai. Along with Bank Ina’s program to develop its business and toward Digital Bank, IT holds a crucial role to ensure all company’s ability to be available and adequate to support business plan. Considering limited financial and technical resource, it is important to have strategy which will enable the IT of Bank Ina to focus and prioritize implemented activity and initiative in supporting the overall company’s strategy. Various power affecting IT investment such as revenue driven opportunity in the market, process improvement, changes in the regulatory requirement. STRaTEgIC IT PROgRaM Strategic IT Program of Bank Ina term of 5 years consist of 3 phase. First phase of short term program 2016, IT is focused on developing the digital service basic product. Product is planned to be implemented on this phase is Virtual Account and EDC Debit. Moreover, this phase also includes compliant by improving the current system and applied new ability as required by regulator. Second phase of IT strategy or medium term program 2017- 2018, IT is focused on the establishment of Digital Banking foundation with main activity of changing Banking Core system and followed by launching several products and digital service. The product and digital service planned to be implemented in this phase is Internet Banking individual and business and Mobile Banking, Electronic Money e-Money, Laku Pandai. 114 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 115 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulator dan peningkatan keamanan transaksi bagi nasabah, proyek NSICCS akan dijalankan pada awal 2017. Tahap ini juga berfokus pada pengembangan layanan paymentpembayaran serta peluncuran layanan cash management dan supply chain financing. Penguatan infrastruktur pendukung seperti email server dan domain controller menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tahap kedua ini. Untuk mempersiapkan tahap berikutnya, TI juga menumbuhkan organisasinya dengan pembentukan peran Application Management serta IT Governance, termasuk di dalamnya sumber daya dan kemampuan dalam mendukung implementasi proyek. Pada tahap ketiga dari strategi TI 2019 - 2020, TI difokuskan pada digitization of back-end process melalui implementasi Loan Origination System LOS, Document Management System, dan HR Management System. Guna meningkatkan corporate brand image, aktivitas peremajaan Corporate Website disertai dengan Digital Marketing juga akan dilakukan pada tahap ini. Dalam mengantisipasi bisnis yang lebih besar dan lebih kompleks karena tumbuhnya bisnis, kemampuan analisa data dan bisnis intelijen dasar juga akan dikembangkan dengan memiliki Enterprise MIS dan Reporting Platform. Untuk menjawab kebutuhan komputasi yang meningkat dan sejalan dengan rencana pemindahan Kantor Pusat KPO dan KPNO ke lokasi baru, aktivitas data center upgrade akan dijalankan untuk mengaktifkan infrastruktur teknis yang kuat, aman, gesit, dan terukur. Untuk melengkapi roadmap teknologi yang membawa dari satu tahap ke tahap berikutnya, TI Bank Ina Perdana Perdana juga mengidentifikasi “5 Prioritas Strategis TI” untuk memastikan fokus yang seimbang pada pengembangan kemampuan sumber daya manusia dan proses. 5 Prioritas Strategis TI adalah: 1. Nimble Gesit Membangun kemampuan project management yang cepat dalam menghasilkan nilai-nilai bisnisbusiness value. 2. Sustainable Berkesinambungan Mengembangkan ketahanan operasional TI yang dapat mendukung volume dan perkembangan bisnis. 3. Growth Bertumbuh Menumbuh kembangkan individu dan membangun budaya TI berkinerja tinggi. 4. Managed Terkendali Pengendalian melalui standar, tata kelola, manajemen risiko serta transparansi biaya TI. 5. Partnership Kemitraan Penguatan TI melalui kerja sama strategis dengan vendor. Seiring dengan meningkatnya peran TI di Bank Ina Perdana, pengembangan organisasi dan SDM TI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Program Strategis TI. Organisasi TI yang kuat akan menjadi fondasi sebuah Digital Bank yang kuat. As form of compliance to the regulator and transaction security improvement for the customer, the NCICCS project will be implemented in the beginning of 2017. This phase also focused on the development of payment service as well as launching of cash management service and supply chain financing. Supporting infrastructure reinforcement such as email server and domain controller cannot be separated in this second phase. In order to prepare the next phase, IT will grow its organization by forming Application Management role as well as IT Governance, including resources and ability in supporting project implementation. The third phase of IT strategy 2019-2020, IT will focus on digitization of back-end process through implementation of Loan Origination System LOS, Document Management System, and HR Management System. In order to improve corporate brand image, rejuvenation activity of Corporate website along with Digital Marketing will also be performed in this phase. In anticipating bigger and complex business due to business growth, the ability to analyse data and basic business intelligent will also be developed by having Enterprise MIS and Reporting Platform. To answer the increasing need of computing and in line with the plan of Head Office transfer KPO and KPNO to new location, centre upgrade data activity will be implemented to activate strong, safe, nimble and estimated technical infrastructure. In completing roadmap technology carried from one phase to the one, IT of Bank Ina also identifies “5 IT Strategy Priority” to ensure balance focus and process on the ability development of human resource. 5 IT Strategic Priority: 1. Nimble Developed a fast project management ability to produce business value. 2. Sustainable Develop IT operational endurance to support business volume and development. 3. Growth Growing individual and developing IT culture with high performance. 4. Managed Management through standard, governance, risk management and cost transparency of IT. 5. Partnership IT enforcement through strategic cooperation with vendor. Along with the increasing role of IT at Bank Ina, IT organization and human resource development cannot be separated from IT Strategic Program. Strong IT organization will become a strong Digital Bank foundatioin. anaLisis pembahasan manajemen ManageMent disCussiOn analysis 05 Secara umum dari strategi bisnis tahun 2016 di tengah tantangan dinamika dan perlambatan pertumbuhan ekonomi, kinerja kerja Bank Ina Perdana mampu mencatat laba yang meningkat sebesar 8,05 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan tetap mampu merefleksikan sebagai Bank sehat. Generally, despite challenges in the dynamics and economic growth slowdown, in view of business strategy in 2016, Bank Ina Perdana was able to record an increase in profit of 8.05 compared to the previous year, and was able to prove itself to be a healthy Bank. 118 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 analisis Pembahasan Manajemen Management Discussion Analysis PT Bank Ina Perdana Tbk saat ini mengedepankan visi untuk menjadi bank Retail serta Digital Banking sebagai pedoman pelaksanaan strategi pemasaran. Dasar penentuan pondasi tersebut dikarenakan potensi bisnis yang masih terbuka lebar bagi pengembangan bisnis Bank dimasa mendatang. PT Bank Ina Perdana currently upholds the vision to be Retail and Digital Banking Bank as guidelines in implementing the marketing strategy. The foundation is built due to wide open business potential for business development of Bank in the future. PEREKOnOMIan IndOnESIa 2016 Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 meningkat didukung oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga serta perbaikan kinerja investasi. Perekonomian tercatat tumbuh sebesar 5,02 yoy, membaik dibandingkan dengan tahun 2015 yang tumbuh sebesar 4,88 yoy. Dengan pertumbuhan ini, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Diantara negara- negara besar dan negara-negara tetangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 hanya kalah dari Tiongkok, India, dan Philipina. Pertumbuhan ekonomi 2016 juga berhasil memutus trend perlambatan pertumbuhan yang terjadi sejak 2011. Ini tentu menumbuhkan optimisme bahwa siklus perlambatan ekonomi Indonesia telah berakhir dan siklus percepatan ekonomi tengah dimulai. Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2016 terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh cukup kuat sebesar 5,01, lebih cepat dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai 4,96. Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai 56,5 seiring terjaganya daya beli masyarakat karena rendahnya inflasi yang tercatat 3,02 di tahun 2016. Terkait investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM mencatat realisasi investasi tahun 2016 mencapai Rp612,8 triliun meningkat 12,4 dibandingkan tahun 2015. Realisasi belanja negara selama tahun 2016 yang diharapkan sebagai pendorong pertumbuhan, tercatat sebesar Rp1.859,46 triliun, naik dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp1.810 triliun, namun IndOnESIa’S ECOnOMY In 2016 The growth of Indonesia’s Economy in 2016 was backed by the stable power of consumption of households as well as performance improvement in the investment sector. The economy stated to have grown as high as 5.02 yoy, improving from 2015 which experienced a 4.88 yoy growth. with this increase, Indonesia was recorded as one of the countries with the highest economic growth in the world. Amongst developed and neighboring countries, Indonesia’s 2016 economic growth was only defeated by China, India, and The Philippines. The growth in 2016 also broke a longstanding trend of slowing growth since 2011. This certainly fueled optimism that Indonesia’s economic downturn cycle has ended and the cycle of accelerated economic growth was underway. By expenditure review, Indonesia’s 2016 economic growth was propelled mainly by the strong growth of household consumption which grew to 5.01, higher than that of 2015, which were at 4.96. The contribution of household consumption towards 2016 economic growth hit 56.5, due to the rise of people’s purchasing power as inflation rate that was recorded at a low 3.02 in 2016. In relation to investment, Indonesia Investment Coordinating Board BKPM recorded in 2016, investment realization reached Rp612.8 billion, which gained an increase of 12.4 from 2015. State spending realization which were expected to boost economic growth, recorded at Rp1.859.46 trillion, and upsurge from 2015’s Rp1.810 trillion. However, some of the allocation of spending settled on banking sector, 119 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report sebagian alokasi belanjanya masih mengendap di perbankan sehingga tidak berdampak pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB. Pada tahun 2016 juga dilakukan pemangkasan anggaran belanja sebesar Rp137,61 triliun untuk mencegah meningkatnya defisit anggaran. Neraca Pembayaran Indonesia NPI triwulan IV2016 mencatat surplus sebesar USD4,5 miliar didorong oleh defisit transaksi berjalan yang menurun dan surplus transaksi modal dan finansial yang cukup besar. Defisit transaksi berjalan triwulan IV2016 tercatat sebesar USD1,8 miliar 0,8 PDB lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD4,7 miliar 1,9 PDB, ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan pendapatan primer. Surplus transaksi modal dan finansial yang tercatat sebesar USD6,8 miliar, terutama bersumber dari surplus investasi lainnya sejalan dengan berlanjutnya repatriasi dana tax amnesty. Untuk keseluruhan tahun, kinerja NPI 2016 mencatat surplus USD12,1 miliar, membaik secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat defisit USD1,1 miliar. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2016 tercatat USD116,4 miliar atau sebesar 8,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai tukar Rupiah pada triwulan IV2016 mengalami tekanan antara lain berasal dari meningkatnya ketidakpastian global terkait pilpres AS, kenaikan FRR, dan meningkatnya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang luar negeri pada akhir tahun. Pada triwulan IV2016, secara point to point Rupiah melemah 3,13 menjadi Rp13.473 per dolar AS. thus did not affect the growth of Growth Domestic Product GDP. In 2016, Indonesia also experienced a budget cut of Rp137.61 trillion to prevent the rise of budget deficit. Indonesia’s Balance of Payments BOP on 4th quarter of 2016 Q42016 reported a surplus of 4.5 billion USD which were supported by the decreasing Current Account Deficit CAD and a significant surplus of both capital and financial transaction. Current Account Deficit was recorded at USD 1.8 billion 0.8 GDP, lower than the previous quarter which was reported at USD 4.7 billion 1.9 GDP, supported by the performance improvement of Balance of Trade and primary income. The surplus of capital and financial transaction was at USD 6.8 billion, and was mainly derived from other investment surplus with the continuation of tax amnesty fund repatriation. For the whole year, Indonesia’s 2016 BOP recorded a surplus of USD 12.1 billion, improving significantly compared to the previous year which experienced a deficit of USD 1.1 billion. with such improvement, Indonesia’s foreign exchange reserves at the end of December 2016 stood at USD 116.4 billion or equivalent to 8.4 months of import and external debt payment. Rupiah exchange rate in Q42016 experienced pressure, among others, from the rise of global insecurities pertaining to USA presidential election, the rise of FRR and the increasing need for US Dollars for foreign debt payments at year end. On Q42016, Rupiah fell 3.13 point to point, to Rp13.473.00 USD. 120 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 akan meningkat didorong investasi dan ekspor, serta konsumsi yang tetap kuat. Ekspor diperkirakan meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas yang menjadi produk utama ekspor Indonesia. Disisi lain, inflasi di awal tahun 2017 akan mengalami tekanan yang terutama disumbang oleh kelompok Administered Prices dan kelompok inti. Inflasi Administered Prices didorong oleh kenaikan biaya administrasi perpanjangan STNK, tarif listrik, dan bahan bakar khusus. walaupun tekanan inflasi diperkirakan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi tahun 2017 sebesar 4 ±1. Bank Indonesia memproyeksikan untuk keseluruhan tahun 2017, ekonomi Indonesia dapat tumbuh pada kisaran 5 - 5,4 yoy. Pada tahun 2017, fase pemulihan ekonomi diperkirakan terus berlanjut terutama didorong oleh membaiknya kinerja ekspor dan mulai menggeliatnya investasi yang didukung oleh meningkatnya pembiayaan. Sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup stabil. KInERJa PERBanKan naSIOnaL 2016 Bank Indonesia menilai bahwa ketahanan industri perbakan masih tetap kuat didorong oleh memadainya rasio kecukupan modal dan terkendalinya risiko kredit. Kebutuhan permodalan industri perbankan masih berada pada level yang cukup kuat dan jauh di atas threshold nya. Pada triwulan IV2016 permodalan perbankan mengalami peningkatan, sebagaimana tercermin pada Capital Adequacy Ratio CAR sebesar 22,69 lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 22,33 dan terus meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya sehingga diperkirakan masih mampu untuk menahan dampak negatif dari peningkatan risiko kredit yang terindikasi dari Rasio Non Performing Loan NPL gross akhir triwulan IV2016 sebesar 2,93. Pertumbuhan kredit triwulan IV2016 tercatat sebesar 7,9 yoy, meningkat lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,5 yoy walaupun untuk keseluruhan tahun 2016 lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2015 yang mencapai 10,5 yoy. Dana Pihak Ketiga DPK triwulan IV2016 tercatat tumbuh sebesar 9,6 yoy, lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,3 yang didorong dana repatriasi tax amnesty yang tinggi diakhir tahun 2016. Namun demikian, tingkat efisiensi perbankan tahun 2016 menurun yang tercermin dari rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional BOPO mencapai 82,22, naik sekitar 73 basis point dari tahun 2015. Biaya operasional tahun 2016 naik 9,67 melebihi kenaikan pendapatan operasional yang tumbuh 8,7. Kenaikan biaya operasional perbankan, salah satu disebabkan biaya pencadangan Bank yang naik 33,87 menjadi Rp147,47 triliun. Bank Indonesia has predicted Indonesia’s Economy to grow in 2017, backed by investment and export, as well as stable consumption. Export was predicted to rise consequently as the price of commodities which has been Indonesia’s main export product, also improved. On the other hand, inflation in early 2017 will experience pressure, mainly contributed by administered prices and core inflation. Administered Price inflation will be pushed by the rise of vehicle registration administration fee, electricity rates, and specialty fuels. Even though inflation pressure has been expected to rise compared to previous year, it would still be under control of 2017 inflation target of 4 ±1. BI projected for 2017, Indonesia’s economy may grow up to 5-5.4 yoy. In 2017, the economic recovery phase was predicted to continue, supported by the improvement of export performance and the rise of investment backed by the increase of funding. Meanwhile, the growth of household consumption was predicted to be somewhat stable. naTIOnaL BanKIng SECTOR PERFORManCE 2016 BI evaluated that banking industry resilience will be upheld by a good Capital Adequacy Ratio CAR and controlled credit risk. The need of banking industry capital is still on the strong level and far above the threshold. On Q42016 banking capital experienced a hike, as reflected on the high rate of Capital Adequacy Ratio CAR of 22.69, higher than the previous quarter of 22.33, and is still increasing compared to previous years thus predicted to still be able to offset the negative effect of increasing credit risk indicated by Non Performing Loan NPL ratio of 2.93 at the end of Q42016. Credit growth on Q42016 was recorded at 7.9 yoy, rising from previous quarter from 6.5 yoy, even though 2016 experienced a lower growth than that of 2015 at 10.5 yoy. Third Party Funds on Q42016 reported to rise 9.6 yoy, higher than that of the same period of the previous year at 7.3, propelled by a large tax amnesty repatriation fund at the end of 2016. Even so, banking efficiency rate on 2016 fell, reflected from Operational Cost to Operational Income Ratio BOPO that reached 82.22, an increase of approximately 73 basis point from year 2015. Operational cost in 2016 increased 9.67 exceeding the growth of operational income which increased 8.7. One of the cause of the rise of banking operational cost is the increase of bank reserve fund that rise 33.87 to Rp147.47 trillion. 121 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Industri perbankan nasional 2016 juga diwarnai menyusutnya jumlah Bank dari 119 bank pada tahun 2014 menjadi 116 bank pada akhir tahun 2016. Jumlah Bank menyusut karena terjadi akuisisi dan merger terutama terhadap bank-bank kecil oleh investor atau bank-bank asing yang prosesnya akan terus berlanjut pada tahun-tahun mendatang. Bisnis perbankan ke depan cenderung makin terkonsentrasi pada bank-bank skala menengah besar, apalagi makin pesatnya era digital, daya saing bank-bank kecil makin menurun. Masyarakat akan lebih nyaman memilih bank-bank skala menengah besar untuk menaruh simpanan atau mengajukan kredit dengan alasan bank-bank skala menengah besar dapat memberikan layanan berbasis teknologi informasi yang lebih lengkap dan beragam serta memberikan bunga kredit yang lebih murah. Bisnis perbankan ke depan akan cenderung makin terkonsentrasi pada bank-bank dengan permodalan yang besar dan kuat. Kondisi ini secara alami akan menyebabkan bank-bank kecil makin terdesak dan jika ingin bertahan harus meningkatkan modalnya atau bergabung merger dengan bank-bank yang lebih besar. Keberadaan fintech juga makin mempersempit ruang gerak bank-bank kecil. Dengan berbagai inovasi, fintech bisa menggerus pangsa pasar bank-bank kecil seperti UMKM dan personal yang ingin mendapatkan kredit dengan mudah dan cepat. TInJauan OPERaSIOnaL PER SEgMEn uSaha SEgMEn uSaha Berdasarkan Laporan Keuangan yang telah diaudit, informasi segmen usaha Bank Ina Perdana terbagi dalam dua jenis kegiatan, yakni Pemasaran Kredit dan Treasury. Kegiatan- kegiatan tersebut menjadi dasar pelaporan tinjauan operasi per segmen usaha Bank Ina Perdana. Pemasaran Kredit Segmen Pemasaran dan Kredit terdiri dari usaha pendanaan, pembiayaan, dan aktivitas fee based. Kegiatan usaha pendanaan terbagi dalam beberapa jenis tabungan, giro dan deposito berjangka. Sedangkan aktivitas pembiayaan terbagi dalam beberapa jenis penggunaan yang mencakup pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi. Dan aktivitas fee based seperti Pembayaran Tagihan rekening listrik dan Telepon, Layanan Payroll, Pelayanan pembayaran uang sekolah atau uang pendidikan, Layanan pengambilan uang kepada institusi atau instansi tertentu, dan transaksi melalui ATM. Treasury Treasury bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan fungsi aktivitas treasury termasuk mengelola posisi transaksi treasury secara bankwide. The 2016 national banking industry was also nuanced by the shrinking amount of banks from 119 banks at the end of 2014, to 116 at the end of 2016. The amount of banks diminished due to mergers and acquisitions, especially of the small banks by investors or foreign banks, which process’ will be extended throughout the following years. Banking industry in the future will be concentrated towards medium to large scaled banks, driven further by the rise of digital era, as smaller banks have their competitive advantage diminished. Society will be more comfortable investing or applying credits in mid-large scaled banks as they are able to provide information technology based services which are more complete, diverse, and of lower credit interest. The banking business will eventually be concentrated on banks with high and stable capital. This condition will naturally push away small banks, which, to survive, must increase their capital or consider merging with bigger banks. The rise of financial technology fintech also narrows down the movement of small banks. with many innovations, fintech can erode small banks’ market share such as Micro, Small, and Medium Enterprises MSMEs and personal bankers who wants quick and easy credit products. OPERaTIOnaL REVIEw PER BuSInESS SECTOR Business Sector Based on the audited Financial Statement, information of business sector of Bank Ina Perdana is divided into two types, Marketing Credit and Treasury. Such activities is the ground of operation review report per business sector of Bank Ina Perdana Marketing Credit Marketing Credit sector consists of funding business, financing, and fee based activity. Funding business activity divided into several savings, giro and time deposit. Financing activity consist of several utilization including financing of work capital, investment and consumption. Last, fee based activity such as Phone and Electricity Bill Payment, Payroll service, Tuition fee or educational fee payment service, Service of taking money from institution or specific institution, and ATM transaction. Treasury Treasury is responsible and authorized to implement treasury activity function including managing bank-wide treasury transaction position. 122 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Secara garis besar seluruh aktivitas treasury dibagi menjadi 2 dua kategori portofolio yaitu trading book terkait seluruh posisi perdagangan Bank pada instrumen keuangan dalam neraca dan rekening administratif yang dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan dalam jangka pendek, dan banking book terkait semua posisi yang ditujukan kepentingan pemenuhan likuiditas, pengelolaan asset liability Bank secara optimal, maupun pemenuhan aspek permodalan. Produk treasury yang ditransaksikan di pasar keuangan, baik untuk kepentingan trading book maupun banking book yang terdiri dari: 1. Money market products Merupakan produk yang didasarkan atas transaksi penempatanpeminjaman dana antar bank dengan jangka waktu pendek termasuk transaksi jualbeli surat berharga dan reporeverse repo. 2. Securities products Merupakan produk surat berharga termasuk surat pengakuan hutang, wesel, atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan. PROFITaBILITaS Pada tahun 2016 Bank Ina Perdana berhasil menjaga stabilitas pendapatan dan profitabilitas. Pendapatan Bank Ina Perdana secara umum berasal dari penyediaan layanan keuangan dan produk yang komprehensif bagi semua segmen. Pendapatan lain berasal dari aktivitas perdagangan dan investasi di pasar finansial sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari dalam pengelolaan seluruh portofolio bisnis Bank Ina Perdana. uraian Pemasaran dan Kredit Marketing and Loans Treasuri Treasury Trade Finance Total description Total Pendapatan 191.606 54.236 289 246.131 Total income Total Beban 157.096 726 - 157.822 Total expenses Laba Tahun Berjalan 18.236 Income for the year anaLISIS KInERJa KEuangan Analisis dan pembahasan kinerja keuangan disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari Laporan Keuangan PT Bank Ina Perdana Tbk yang berakhir pada 31 Desember 2016 dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro Surya, firma anggota Ernst young Global Limited dan memperoleh opini audit tanpa modifikasian, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana Tbk tanggal 31 Desember 2016 kinerja keuangan, serta arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. In general all treasury activities is divided into 2 two portfolio category of trading book, related to all Bank trading position on financial instrument in the balance and administrative account owned to obtain short term profit, and banking book related to all position aim for the interest of liquidity fulfillment, optimally manage Bank’s asset liability, as well as capital aspect fulfillment. Treasury product transacted in financial market, both for trading book or banking book interest consist of: 1. Money market products A product based on transaction of subscribedloan inter bank fund in short term including transaction of sales purchase of securities and reporeverse repo. 2. Securities product A product of securities including acknowledgment of debt, money order, or other interest or issuer obligation letter, in the form commonly traded. PROFITaBILITY In 2016 Bank Ina Perdana succeeded in maintaining income and profitability stability. Generally, income of Bank Ina Perdana sourced from financial and comprehensive product service provision for all sectors. Other income is sourced from trade activity and investment in financial market as part of daily activity in managing all business portfolio of Bank Ina Perdana. FInanCIaL PERFORManCE anaLYSIS Analysis and study of financial performance arranged based on the information gathered from the financial report of PT Bank Ina Perdana Tbk that concluded on December 31st, 2016 and has been audited by Purwantono, Sungkoro, Surya Public Accounting Firm, CV of Ernst young Global Limited and received unqualified opinion, Statement of Financial Position of PT. Bank Ina Perdana Tbk dated December 31st, 2016, as well as consolidated cash flow for year ending on the date, per Indonesian Financial Accounting Standards SFAS. 123 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report IKhTISaR LaBa RugI Laba Bersih dan Laba per Saham Keterangan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline description dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Pendapatan Bunga 241.686 225.040 16.646 7,40 Interest Income Beban Bunga 137.995 148.700 10.705 7,20 Interest Expenses Pendapatan Bunga Bersih 103.691 76.340 27.351 35,83 Net Interest Income Pendapatan Operasional Lainnya 6.202 3.890 2.312 59,43 Other Operating Income Beban Operasional Lainnya 87.022 58.925 28.097 47,68 Other Operating Expenses Laba Sebelum Pajak 22.871 21.305 1.566 7,35 Income Before Tax Beban Pajak Penghasilan 4.635 4.428 207 4,67 Income Tax Expense Laba Tahun Berjalan 18.236 16.877 1.359 8,05 Income For The year Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke Laba Rugi 622 784 1.406 179,34 Items Not To Be Reclassified To Profit or Loss Pos-pos yang akan direklasifikasi ke Laba Rugi 1.673 1.254 2.927 233,41 Items To Be Reclassified To Profit or Loss Penghasilan beban Komprehensif Lain Setelah Pajak 1.051 470 1.521 323,62 Other Comprehensive Income Total Penghasilan Komprehensif Tahun Berjalan 17.185 17.347 162 0,93 Total Comprehensive Income For The year Peningkatan pendapatan bunga menyebabkan peningkatan laba bersih sebelum pajak sebesar 7,35 menjadi Rp22,87 miliar. Adapun laba bersih setelah pajak pada akhir tahun 2016 sebesar Rp18,24 miliar, tumbuh Rp1,36 miliar 8,05 dibandingkan dengan tahun buku 2015 yang sebesar Rp16,88 miliar. Jumlah rata-rata tertimbang saham pada akhir Desember 2016 adalah 870.872.580.645 lembar setelah penambahan 625 juta lembar melalui Penawaran Umum Terbatas I PUT I, sehingga laba bersih per saham Earning Per Share – EPS mengalami penurunan dari Rp7,97 per lembar saham pada tahun 2015 menjadi Rp7,66 per lembar saham pada tahun 2016. Pendapatan Komprehensif Lain Bersih dan Laba Komprehensif Beban komprehensif lain bersih pada tahun 2016 adalah Rp1,05 miliar menurun dari tahun 2015 yang masih mencatatkan penghasilan komprehensif lain bersih sebesar Rp0,47 miliar. Pos pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja dalam penghasilan beban komprehensif lain untuk kelompok yang tidak direklasifikasi ke laporan laba-rugi meningkat 179,35 menjadi Rp0,83 miliar pada akhir tahun 2016. Sementara itu, pada pos-pos yang akan direklasifikasi ke laporan laba-rugi terdapat kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual sebesar Rp2,23 miliar dari tahun sebelumnya yang masih untung sebesar Rp1,07 miliar. Dengan demikian, jumlah laba komprehensif tercatat sebesar Rp17,18 miliar atau turun 0,93 dari tahun 2015 sebesar Rp17,35 miliar. PROFIT and LOSS STaTEMEnT net Earnings and Earnings per Share EPS The increase of interest income resulted in an increase on net income before tax of 7.35 or Rp22.87 billion. As for net income after tax, at the end of 2016 it was recorded at Rp18.24 billion, an increase of Rp1.36 billion 8.05 as compared to financial year 2015 which ended at Rp16.88 billion. Total weighted average number of shares at the end of December 2016 was at 870.872.580.645 shares after the addition of 625 million shares through Limited Public Offering I PUT I, thus Earnings per Share EPS experienced a downfall from Rp7.97 per share in 2015 to Rp7.66 per share on 2016. Other Comprehensive Income net and Comprehensive Income Other comprehensive loss net in 2016 was Rp1.05 billion, dropping from 2015 which recorded an other comprehensive income at Rp0.47 billion. Reevaluated items on employee benefit liabilities in other comprehensive income loss for categories that will not be reclassified to profit or loss increased 179.35 to Rp0.83 billion at the end of 2016. Meanwhile, on items that will be reclassified to profit or loss statement, there were unrealized loss on changes in fair value of available-for- sale marketable securities at Rp2.23 billion from the previous year that was still earning Rp1.07 billion. Therefore, total comprehensive income of the year was recorded at Rp17.18 billion or down 0.93 from year 2015 at Rp17.35 billion. 124 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Pendapatan Bunga Keterangan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline description dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Pendapatan Bunga Kredit Efek-efek Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Lainnya 190.485 47.370 3.316 515 187.321 25.555 11.317 847 3.164 21.815 8.001 332 1,69 85,36 70,69 39,20 Interest Income Loans Marketable Securities Placements with Bank Indonesia and Other Banks Others Total Pendapatan Bunga 241.686 225.040 16.646 7,40 Total Interest Income Pendapatan Bunga pada tahun 2016 tumbuh sebesar 7,40 atau naik Rp16,65 miliar menjadi Rp241,69 miliar, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp225,04 miliar. Pertumbuhan tersebut terutama dari pendapatan bunga kredit yang berkontribusi 78,82 terhadap total Pendapatan Bunga. Sedangkan penempatan dalam efek-efek serta penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain masing-masing memberikan kontribusi sebesar 19,60 dan 1,37 dari total Pendapatan Bunga Bank. Pendapatan bunga kredit tahun 2016 sebesar Rp190,49 miliar, meningkat sebesar 1,69 dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp187,32 miliar. Pendapatan bunga dari efek-efek tahun 2016 sebesar Rp47,37 miliar, mengalami kenaikan sebesar 85,36 dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebesar Rp25,56 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah surat berharga obligasi pemerintah dan obligasi korporasi sepanjang tahun 2016. Pendapatan bunga dari penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain tahun 2016 sebesar Rp3,32 miliar, mengalami penurunan sebesar 70,69 dibandingkan dengan 2015 yang sebesar Rp11,32 miliar. Beban Bunga Keterangan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline description dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Beban Bunga Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Premi LPS 133.598 726 3.671 144.672 566 3.462 11.074 160 209 7,65 28,27 6,04 Interest Expense Deposits from Customers Deposits from Other Banks Deposit Insurance Agency Premium Total Beban Bunga 137.995 148.700 10.705 7,20 Total Interest Expense Interest Income Interest income in 2016 grew 7.40 or Rp16.65 billion to Rp241.69 billion from previous year’s Rp225.04 billion. The increase was mainly caused by loans interest income which contributed as much as 78.82 of the total interest income. On the other hand, placements with marketable securities and placements with Bank Indonesia and other banks contributed 19.60 and 1.37 respectively towards the total interest income. Loans interest income in 2016 was reported at Rp190.49 billion, increasing 1.69 from previous year which was Rp187.32 billion. Interest income from marketable securities in 2016 was at Rp47.37 billion, an upsurge of 85.36 from year 2015 which was reported at Rp25.56 billion. This hike was caused by the increase of both government and corporate bonds all throughout 2016. Interest income from placements with Bank Indonesia and other banks in 2016 was recorded at Rp3.32 billion, a fall of 70.69 from 2015’s number at Rp11.32 billion. Interest Expense 125 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Interest Expense Composition Interest expense in total for the year 2016 was at Rp137.99 billion, a drop of Rp10.71 billion 7.20 compared to year 2015 which was at Rp148.70 billion, even though the number of savings account reported an increase. In 2016, interest expense Bank paid for deposits from customers was at Rp133.60 billion, falling Rp11.07 billion from the previous year‘s number of Rp144.67 billion. On the other hand, interest expense from deposits from other banks increased a little, from Rp0.60 billion to Rp0.73 billion in 2016. Along with the rising of deposits from customer, interest expense from Deposit Insurance Agency Premium also increased Rp0.21 billion 6.04 to Rp3.67 billion from Rp3.46 billion in 2015. net Interest Income Bank booked an increase of 35.83 in Net interest Income to Rp103.69 billion in year 2016, compared to the same period in the previous year which was reported at Rp76.34 billion. Net Interest Income margin experienced an increase from previous year. This is mainly caused by a successful effort in lowering interest expense fund significantly, especially from deposits. Komposisi Beban Bunga 2016 2015 Giro Tabungan Deposito Lain-lain 4 4 2 3 92 91 2 2 Beban bunga secara total pada tahun 2016 adalah sebesar Rp137,99 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp10,71 miliar 7,20 dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebesar Rp148,70 miliar, walaupun jumlah simpanan nasabah tercatat meningkat. Pada tahun 2016, beban bunga yang dibayarkan Bank untuk simpanan nasabah sebesar Rp133,60 miliar, menurun Rp11,07 miliar dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp144,67 miliar, sedangkan beban bunga yang dibayarkan untuk simpanan dari Bank lain meningkat sedikit, dari Rp0,60 miliar menjadi Rp0,73 miliar pada tahun 2016. Seiring dengan peningkatan dana simpanan nasabah, beban bunga premi penjaminan pemerintah juga mengalami kenaikan sebesar Rp0,21 miliar 6,04 menjadi Rp3,67 miliar dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp3,46 miliar. Pendapatan Bunga Bersih Bank membukukan kenaikan Pendapatan Bunga Bersih sebesar 35,83 menjadi Rp103,69 miliar pada tahun 2016 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp76,34 miliar. Marjin pendapatan bunga bersih mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini terutama karena keberhasilan menurunkan biaya bunga dana secara signifikan, khususnya dari simpanan deposito. Margin Bunga Bersih Net Interest Margin 4,71 4,26 5,10 2014 2015 2016 Total Biaya dana Total Cost of Funds 8,14 8,58 7,34 2014 2015 2016 126 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Operating Income in addition to Interest Operating income in addition to interest in 2016 increased by 59.43 or Rp2.31 billion from 2015, mainly caused by profit gained from sale of marketable securities. In 2016, other operating income reached 77.27 of total operating income in addition to interest, while fees and commissions contributed 22.73 of the total operating income outside interest. Operating Expenses Operating Expenses in 2016 was reported at Rp87.02 billion, an increase of 47.68 from last year, which was mainly driven by the increase in allowance for impairment losses on financial assets. Employee Expenses increased by 22.58 from Rp31.95 billion to Rp39.16 billion in 2016 along with the development in human resource department. allowance for Impairment Losses CKPn of Financial assets Expenses Allowance for Impairment Losses CKPN of Financial Asset formed in 2016 was at Rp21.68 billion, which was the result of improving NPL ratio. By implementing CKPN valuation method, Bank Ina Perdana created fund for allowance for impairment loss in 2016 amounting to Rp19.83 billion and a write-off of financial asset in 2016 amounting to Rp0.13 billion. Pendapatan Operasional Selain Bunga Pendapatan Operasional selain Bunga 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Operating Income in addition to Interest dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Pendapatan Provisi dan Komisi Bersih Pendapatan Operasional Lainnya 1.410 4.792 1.590 2.300 180 2.492 11,32 108,35 Fees and Commissions Other Operating Income Pendapatan Operasional selain Bunga 6.202 3.890 2.312 59,43 Operating Income in Addition to Interest Pendapatan operasional selain bunga tahun 2016 naik sebesar 59,43 atau Rp2,31 miliar dibanding tahun 2015, terutama disebabkan oleh keuntungan yang diperoleh atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan. Pada tahun 2016, pendapatan operasional lainnya mencapai 77,27 dari total pendapatan operasional selain bunga, sedangkan pendapatan provisi dan komisi bersih berkontribusi 22,73 terhadap total pendapatan operasional selain bunga. Beban Operasional Beban Operasional 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Operating Expenses dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Beban Umum dan Administrasi Beban Karyawan Beban Lain-Lain 27.030 39.163 20.829 26.722 31.948 255 308 7.215 20.574 1,15 22,58 8.068,24 General and Administrative Expenses Employee Expenses Other Expenses Total Beban Operasional 87.022 58.925 28.097 47,68 Total Operating Expenses Beban operasional pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp87,02 miliar meningkat 47,68 dibandingkan periode tahun sebelumnya, yang utamanya didorong oleh meningkatnya beban pencadangan penyisihan penurunan nilai untuk aset keuangan. Beban karyawan meningkat 22,58 dari Rp31,95 miliar menjadi Rp39,16 miliar pada tahun 2016 seiring dengan pengembangan di bidang sumber daya manusia. Beban Cadangan Kerugian Penurunan nilai CKPn atas aset Keuangan Mutasi CKPn 2016 2015 CKPn Movements dalam jutaan Rupiah In Million Rupiah Saldo Awal Penambahan Pemulihan Cadangan selama Tahun Berjalan Penghapusan Aset selama Tahun Berjalan 1.976 19.827 128 3.582 733 873 Beginning Balance Allowance Addition Reversal during the year Asset write-off during the year Saldo Akhir 21.675 1.976 Ending Balance Cadangan Kerugian Penurunan NilaiCKPN aset keuangan yang telah dibentuk pada tahun 2016 adalah Rp21,68 miliar, seiring dengan meningkatnya rasio NPL. Dengan menerapkan metode penghitungan CKPN, Bank Ina Perdana melakukan pembentukan biaya cadangan kerugian penurunan nilai tahun 2016 sebesar Rp19,83 miliar dan penghapusan aset keuangan tahun 2016 sebesar Rp0,13 miliar. 127 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report STaTEMEnT OF FInanCIaL POSITIOn Total asset Bank Ina’s total asset at the end of December 2016 was Rp2,359.09 billion, a rise of 13.33 from the end of 2015 at Rp2,081.52 billion. The largest composition of Bank Ina’s total asset in 2016 was Loans, recorded at Rp1,378.15 billion, or 58.42 of total asset. To optimize interest income by maintaining their liquidity, Bank Ina also undertook placements with securities, placements with other banks, as well as placements with Bank Indonesia as secondary reserves. Loans experienced a fall of 5.35 to Rp1,378.15 billion in 2016 from Rp1,455.99 billion in 2015. Investment on marketable securities recorded an increase of 98.96 from Rp322.68 billion in 2015, to Rp641.99 billion in 2016. Likewise, placements with Bank Indonesia and other banks in 2016 was recorded at Rp185.99 billion, increasing from last year’s number at Rp122.49 billion. Investment in Marketable Securities Investment in marketable securities was the second largest component on earning assets portfolio after loan portfolio, and was recorded at Rp641.99 billion in 2016, increasing by 98.96 or Rp319.31 billion from 2015. Investment in corporate bonds and government bonds set a record high in 2016, each increased 143.40 and 302.55 to Rp403.04 billion and Rp121.37 billion respectively. The increment in marketable share constituted to the company’s liquidity management strategy by allocating funds to assets with higher return and manageable risk. LaPORan POSISI KEuangan Total aset Total aset Bank Ina Perdana per akhir Desember 2016 adalah Rp2.359,09 miliar, naik 13,33 dari akhir 2015 sebesar Rp2.081,52 miliar. Komposisi terbesar total aset Bank Ina Perdana pada tahun 2016 adalah kredit yang diberikan, sebesar Rp1.378,15 miliar, atau 58,42 dari total aset. Untuk mengoptimalkan pendapatan bunga dengan tetap menjaga likuiditasnya, Bank Ina Perdana juga melakukan penempatan pada surat berharga, penempatan pada Bank lain dan penempatan pada Bank Indonesia sebagai secondary reserves. Kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar 5,35 menjadi Rp1.378,15 miliar pada tahun 2016 dari Rp1.455,99 miliar di tahun 2015. Investasi pada efek-efek mencatat peningkatan sebesar 98,96, dari Rp322,68 miliar di tahun 2015 menjadi Rp641,99 miliar di tahun 2016. Demikian juga dengan Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain pada akhir tahun 2016 tercatat sebesar Rp185,99 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp122,49 miliar. Investasi pada Efek-Efek Jenis Efek 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Type of Securities dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Deposito Bank Indonesia Obligasi Pemerintah Obligasi Korporasi Negotiable Certificate Deposit 78.016 19.777 121.370 403.039 19.783 67.436 59.504 30.150 165.587 10.580 39.727 91.220 237.452 19.783 15,69 66,76 302,55 143,40 - Certificates of Bank Indonesia Deposit Certificate of Bank Indonesia Government Bonds Corporate Bonds Negotiable Certificate Deposit Total 641.985 322.677 319.308 98,96 Total Investasi pada efek-efek merupakan komponen terbesar kedua pada portofolio aset produktif setelah portofolio kredit, dan tercatat sebesar Rp641,99 miliar pada tahun 2016, meningkat 98,96 atau Rp319,31 miliar dari tahun 2015. Investasi pada obligasi korporasi dan obligasi pemerintah mencatat peningkatan tertinggi di tahun 2016, masing-masing meningkat 143,40 dan 302,55 menjadi Rp403,04 miliar dan Rp121,37 miliar. Peningkatan efek-efek merupakan strategi pengelolaan likuiditas Perseroan dengan mengalokasikan dana kepada aset- aset yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dengan risiko yang tetap terukur. 128 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Placements with Bank Indonesia and Other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks at the end of 2016 was at Rp185.99 billion. The number increased by 51.84 from 2015 where it stood at Rp122.49 billion. The growth in Placements with Bank Indonesia, especially Deposit Facility was to divert funds that had not been able to be diverted into loans or diverted into Placements with Other Banks on more profitable instruments such as Call Money. Loans Loans distributed in 2016 reached Rp1,378.15 billion. The number fell 5.35 compared to 2015 performance at Rp1,455.99 billion, due to the general slowing down of national economy in 2016 and the increasing trend on Non Performing Loan NPL ratio of banking industry. Third party loans portion in 2016 was 94.63 or Rp1,304.18 billion nominally, while related party loans was at Rp73.98 billion. According to the type of use, loans distribution was dominated by working capital loan, which was at Rp861.01 billion, falling 13.53 from 2015 which was at Rp995.73 billion. Consumer loans also fell by 36.82 to Rp213.93 billion in 2016. Meanwhile, investment loan rose from Rp121.66 billion in 2015 to Rp303.21 billion in 2016. Average interest rate for working capital loan was 14.19, while for investment and consumer loans, their average interest rate was at 13.95 and 13.20 respectively. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Keterangan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline description dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain 45.987 140.000 17.492 105.000 28.495 35.000 162,90 33,33 Placements with Bank Indonesia Placements with Other Banks Total 185.987 122.492 63.495 51,84 Total Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain pada akhir tahun 2016 sebesar Rp185,99 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 51,84 dari tahun 2015 yang sebesar Rp122,49 miliar. Peningkatan Penempatan Pada Bank Indonesia khususnya Deposit Facility terjadi seiring pengalihan sebagian dana yang belum dapat disalurkan ke kredit dan juga dialihkan ke Penempatan Pada Bank Lain pada instrumen yang lebih menguntungkan seperti Call Money. Kredit Kredit yang diberikan pada tahun 2016 mencapai Rp1.378,15 miliar. Jumlah tersebut menurun 5,35 dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2015 sebesar Rp1.455,99 miliar, karena perekonomian nasional di tahun 2016 secara umum mengalami perlambatan dengan kecenderungan meningkatnya rasio Non Performing Loan NPL pada industri perbankan. Porsi pemberian kredit untuk pihak ketiga pada tahun 2016 adalah 94,63, atau sebesar Rp1.304,18 miliar dan pemberian kredit kepada pihak berelasi sebesar Rp73,98 miliar. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit didominasi oleh kredit modal kerja, yaitu sebesar Rp861,01 miliar, menurun 13,53 dari tahun 2015 yang sebesar Rp995,73 miliar. Kredit konsumsi juga menurun 36,82 menjadi Rp213,93 miliar di tahun 2016. Sementara itu, kredit investasi meningkat dari Rp121,66 miliar di tahun 2015 menjadi Rp303,21 miliar di tahun 2016. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun untuk kredit modal kerja adalah 14,19, sedangkan untuk kredit investasi dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 13,95 dan 13,20. Kredit berdasarkan jenis penggunaan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Loans by Type of use dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Modal Kerja Pihak Berelasi Pihak Ketiga Total Kredit Modal Kerja 55.401 805.613 861.014 77.470 918.262 995.732 22.069 112.649 134.718 28,49 12,27 13,53 working Capital Related Party Third Party Total working Capital Loans Investasi Pihak Berelasi Pihak Ketiga Total Kredit Investasi 17.773 285.441 303.214 19.394 102.265 121.659 1.621 183.176 181.555 8,36 179,11 149,23 Investment Related Party Third Party Total Investment Loans 129 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Kredit berdasarkan jenis penggunaan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Loans by Type of use dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Konsumsi Pihak Berelasi Pihak Ketiga Total Kredit Konsumsi 804 213.121 213.925 338.603 338.603 804 125.482 124.678 - 37,06 36,82 Consumer Related Party Third Party Total Consumer Loans Total Kredit 1.378.153 1.455.994 77.841 5,35 Total Kredit Berikut adalah kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi : Kredit berdasarkan sektor ekonomi 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Loans distribution by Economic Sectors dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Jasa-jasa dunia usaha 632.863 677.596 44.733 6,60 Business Services Perdagangan, restoran, dan hotel 152.218 151.867 351 0,23 Trading, Restaurant, and Hotel Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 134.090 239.320 105.230 43,97 Transportation, warehouse, and Communication Jasa-jasa sosial kemasyarakatan 114.117 43.160 70.957 164,40 SocialPublic Services Industri pengolahan dan manufaktur 63.166 59.127 4.039 6,83 Industry processing and manufacturing Konstruksi 49.067 79.920 30.853 38,60 Construction Pertanian dan perkebunan 13.065 12.025 1.040 8,65 Agriculture and Plantation Pertambangan 5.642 7.383 1.741 23,58 Mining Lain-lain 213.925 185.596 28.329 15,26 Others Total Kredit 1.378.153 1.455.994 77.841 5,35 Total Loans Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kontribusi terbesar masih berasal dari sektor jasa-jasa dunia usaha sebesar 45,92 2015 : 46,54, diikuti oleh sektor perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 11,05 2015 : 10,43 dan sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi sebesar 9,73 2015 : 16,44. Di tahun 2016, sektor jasa-jasa sosial kemasyarakatan mengalami peningkatan 164,40 menjadi Rp114,12 miliar, sementara sektor pertanian dan perkebunan serta industri pengolahan dan manufaktur mengalami peningkatan masing-masing 8,65 dan 6,83 menjadi Rp13,07 miliar dan Rp63,17 miliar. Mikro Micro Kecil Small Menengah Medium 4.689 351.423 107.445 Kredit uMKM MSMEs Loans Rp juta Rp million Below are loans distributed by economic sectors : Meanwhile, when viewed by economic sector, the position of biggest contributor was still held by Business Services, taking 45.92 2015: 46.54 of the total loans, followed by trading, restaurant, and hotel sector taking 11.05 2015: 10.43 and transportation, warehouse and communication sector at 9.73 2015: 16.44. In 2016, socialpublic services experienced a hike of 164.40 to reach Rp114.12 billion, as agriculture and plantation sector, and industry processing and manufacturing sector also experienced an increase of 8.65 and 6.83 respectively to reach Rp13.07 billion and Rp63.17 billion for the respective sectors. 130 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Pada akhir tahun 2016, Bank telah menyalurkan kredit UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebesar Rp463,74 miliar atau mencapai 33,65 dari total kredit yang diberikan. Pemberian kredit pada sektor usaha menengah mencapai Rp351,42 miliar, meningkat 21,38 dari Rp289,52 miliar di tahun 2015. Sedangkan pemberian kredit pada sektor usaha mikro dan kecil menurun 55,92 dan 47,84 menjadi Rp4,87 miliar dan Rp107,45 miliar. Masih lesunya dunia usaha akibat kondisi perekonomian yang masih belum kondusif sepanjang tahun 2016 berdampak pada kecenderungan meningkatnya rasio kredit bermasalah non performing loanNPL yang dialami industri perbankan secara umum. Hal ini juga terjadi pada Bank Ina Perdana, dimana rasio NPL gross per akhir Desember 2016 mengalami peningkatan menjadi 3,14 dari 0,21 pada tahun sebelumnya, sementara NPL net meningkat menjadi 2,29 dari 0,08 pada tahun 2015. Kredit bermasalah pada akhir tahun 2016 tercatat sebesar Rp43,15 miliar, meningkat Rp40,09 miliar dibandingkan akhir tahun 2015 sebesar Rp3,06 miliar. Jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi risiko kredit bermasalah telah dibentuk sebesar Rp21,68 miliar pada tahun 2016, meningkat menjadi Rp19,70 miliar dibandingkan dengan akhir tahun 2015 yang masih sebesar Rp1,98 miliar. Sementara itu, kredit yang direstrukturisasi pada akhir tahun 2016 adalah Rp177,34 miliar, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp9,09 miliar, dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp17,03 miliar dan Rp0,71 miliar. Kredit berdasarkan kolektibilitas dalam jutaan Rupiah 2016 2015 Porsi Portion 2016 Porsi Portion 2015 Loans by Collectability In million Rupiah Lancar 1.231.005 1.385.958 89,32 95,19 Current Dalam Perhatian Khusus 103.994 66.974 7,55 4,60 Special Mention Kurang Lancar 38.468 34 2,79 0,00 Substandard Diragukan 916 0,00 0,06 Doubtful Macet 4.686 2.112 0,34 0,15 Loss Total 1.378.153 1.455.994 100,00 100,00 Total Batas Maksimum Pemberian Kredit Sepanjang tahun 2016 tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran terhadap batas maksimum pemberian kredit. Kredit kepada pihak terkait pada tahun 2016 adalah Rp30,03 miliar atau 6,59 dari total modal, sedangkan pada tahun 2015 kredit kepada pihak terkait sebesar Rp25,33 miliar. At the end of 2016, Bank had distributed MSMEs Micro, Small, and Medium Enterprises Loans amounting to Rp463.74 billion, achieving 33.65 from the total loans distributed. Loans given to medium enterprises reached Rp351.42 billion, rising 21.38 from Rp289.52 billion in 2015. On the other hand, loans given to micro and small enterprises fell 55.92 and 47.84 to Rp4.87 billion and Rp107.45 billion respectively. The prolonged sluggishness of business industry due to economic condition that was still unconducive throughout 2016 caused the trend of increasing non performing loan NPL which were experienced by the whole banking industry. This trend had also impacted Bank Ina whose gross NPL ratio, by the end of December 2016, rose to 3.14 from 0.21 in the previous year, while net NPL grew to 2.29 from 0.08 on 2015. Non performing loans at the end of 2016 was recorded at Rp43.15 billion, swelling by Rp40.09 billion as compared to the end of 2015 at Rp3.06 billion. The allowance for impairment losses had been prepared as much as Rp21.68 billion on 2016, surging by Rp19.70 billion as compared to end of 2015 that was still at Rp1.98 billion. Furthermore, restructured loans granted by the end of 2016 was at Rp177.34 billion, increasing Rp9.09 billion from last year, with its allowance for impairment losses at Rp17.03 billion and Rp0.71 billion respectively. Legal Lending Limit LLL Throughout 2016, there were no instances of loans which exceeded or non-compliant towards the legal lending limit. Loans to related parties in 2016 was at Rp30.03 billion or 6.59 of total capital, while in 2015, loans to related party was reported at Rp25.33 billion. 131 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Liabilitas Liabilitas dalam jutaan Rupiah 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Liabilities In million Rupiah nominal Liabilitas Segera 890 1.203 313 26,02 Liabilities due immediately Simpanan dari Nasabah 1.800.961 1.734.291 66.670 3,84 Deposits from Customers Pihak Berelasi 165.773 108.168 57.605 53,26 Related Parties Pihak Ketiga 1.635.188 1.626.123 9.065 0,56 Third Parties Simpanan dari Bank Lain 62.140 12.345 49.795 403,36 Deposits from other Banks Utang Pajak 3.946 3.847 99 2,57 Taxes Payable Liabilitas Imbalan Kerja 1.939 1.421 518 36,45 Employee Benefit Liabilities Utang Bunga 4.414 5.050 636 12,59 Interest Payables Liabilitas Lain-Lain 2.094 3.934 1.840 46,77 Other Liabilities Total 1.876.384 1.762.091 114.293 6,49 Total Liabilitas Bank pada tahun 2016 tercatat sebesar Rp1.876,38 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp114,29 miliar atau 6,49 dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp1.762,09 miliar. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain, masing-masing sebesar Rp66,67 miliar dan Rp49,80 miliar. Simpanan dana Pihak Ketiga dalam jutaan Rupiah 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Third Party Fund In million Rupiah nominal Giro 139.595 93.901 45.694 48,66 Current Accounts Tabungan 142.477 131.315 11.162 8,50 Savings Account Deposito 1.518.889 1.509.075 9.814 0,65 Time Deposits Total 1.800.961 1.734.291 66.670 3,84 Total Simpanan atau Dana Pihak Ketiga DPK yang dihimpun pada akhir tahun 2016 meningkat tipis sebesar Rp66,67 miliar atau 3,84 yoy menjadi Rp1.800,96 miliar. Peningkatan simpanan tercatat melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,63, dimana kenaikan tersebut menyesuaikan dengan melambatnya pertumbuhan Kredit yang Diberikan guna menjaga marjin bunga. Simpanan Giro dan Tabungan mengalami peningkatan masing- masing 48,66 dan 8,50, menjadi Rp139,60 miliar dan Rp142,48 miliar di tahun 2016. Tingkat suku bunga Giro per tahun berkisar antara 0,00 - 2,75 dan tingkat suku bunga Tabungan per tahun berkisar antara 0,00 - 5,00. Komposisi pendanaan giro pada akhir tahun 2016 adalah 8, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 5, sedangkan komposisi pendanaan Tabungan masih sama dengan tahun lalu sebesar 8. Liabilities Bank liabilities in 2016 was recorded at Rp1,876.38 billion, which experienced Rp114.29 billion increase or 6.49 as compared to year 2015 at Rp1,762.09 billion. This rise was mainly driven by the increase of deposits from customers and other banks, each amounting to Rp66.67 billion and Rp49.80 billion respectively. deposits Deposits or third party funding that was collected at the end of 2016 rose slightly by Rp66.67 billion or 3.84 yoy to Rp1,800.96 billion. The rise of deposits had been recorded to be slowing down than that of previous year which was reported at 6.63, where the rise was accustomed to the slowing growth of loans distributed to maintain interest margin. Current accounts and Savings accounts both experienced growth, 48.66 and 8.50 respectively, to Rp139.60 billion and Rp142.48 billion in the year 2016. Current account’s interest rate range per annum was about 0.00 - 2.75 and savings account’s interest rate range per annum was around 0.00-5.00. Current accounts fund composition at the end of 2016 was at 8, which grew from 2015 which was at 5, while composition of savings account fund stayed the same as last year’s at 8. 132 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Sementara itu, Deposito juga mengalami peningkatan 0,65, dari Rp1.509,08 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp1.518,89 miliar di tahun 2016, dengan tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 3,00 - 8,50. Dari sisi komposisi pendanaan, porsi deposito di tahun 2016 justru menurun menjadi 84, dibandingkan tahun 2015 yang masih sebesar 87. Penempatan dana pihak ketiga dari pihak berelasi per 31 Desember 2016 sebesar Rp165,77 miliar, meningkat 53,26 dibandingkan tahun sebelumnya, terdiri dari simpanan Giro sebesar Rp28,52 miliar, Tabungan sebesar Rp9,59 miliar dan Deposito sebesar Rp127,66 miliar. Ekuitas Ekuitas 2016 2015 PertumbuhanPenurunan growthdecline Equity dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Modal Saham 272.500 210.000 62.500 29,76 Capital Stock Agio Saham 149.080 65.492 83.588 127,63 Shares Premium Beban Komprehensif 2.371 1.320 1.051 79,62 Comprehensive Loss Saldo Laba 63.496 45.260 18.236 40,29 Retained Earnings Total Ekuitas 482.705 319.432 163.273 51,11 Total Equity Total ekuitas Bank meningkat meningkat sebesar 51,11, dari Rp319,43 miliar di tahun 2015 menjadi Rp482,71 miliar di tahun 2016, karena adanya penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas I yang berhasil meningkatkan jumlah modal saham ditempatkan dan disetor menjadi sebesar Rp272,50 miliar. Peningkatan ekuitas ini juga berasal dari peningkatan saldo laba akibat perolehan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp18,24 miliar, namun terdapat penurunan pada pendapatan komprehensif lainnya sebesar 79,62 dari Rp1,32 miliar pada tahun 2015 menjadi Rp2,37 miliar pada tahun 2016. LaPORan aRuS KaS Posisi kas dan setara kas meningkat 14,15 menjadi Rp331,89 miliar, setelah kenaikan arus kas bersih sepanjang tahun 2016 sebesar Rp41,14 miliar. Kas dan setara kas terdiri dari kas, Giro pada Bank Indonesia, Giro pada Bank Lain, Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain serta Efek-Efek yang jatuh tempo dalam 3 bulan atau kurang sejak tanggal perolehan. a. Arus Kas dari Kegiatan Operasi Pada tahun 2016, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi adalah Rp256,99 miliar, atau mengalami peningkatan sebesar Rp355,67 miliar. Peningkatan arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi disebabkan antara lain oleh penurunan penyaluran kredit sebesar Rp77,71 miliar di tahun 2016 dan peningkatan perolehan simpanan sebesar Rp116,47 miliar. Meanwhile, Time Deposits also experienced a growth of 0.65 from Rp1,509.08 billion in 2015 to Rp1,518.89 billion in 2016, with annual interest rate ranging around 3.00 - 8.50. From the perspective of funding composition, deposit had its portion reduced to 84 in 2016 as compared to 87 in 2015. Placements of third party funds with related parties as of December 31st, 2016 was recorded at Rp165.77 billion, rising 53.26 from last year, consisting of Current Accounts at Rp28.52 billion, Savings Account at Rp9.59 billion, and Time Deposit at Rp127.66 billion. Equity Total Bank’s equity rose 51.11 from Rp319.43 billion in 2015, to Rp482.71 billion in 2016, as there was an addition of capital through Limited Public Offering I that successfully raised the number of issued and paid capital stock to Rp272.50 billion. This increase in equity was also derived from the hike in retained earnings as a result of gaining net income for the year amounting to Rp18.24 billion. However, there was a decline in other comprehensive income of 79.62 from a loss of Rp1.32 billion in 2015 to a loss of Rp2.37 billion in 2016. CaSh FLOw Cash and cash equivalent position increased 14.15 to Rp331.89 billion, after an increase of net cash flow in 2016 amounting to Rp41.14 billion. Cash and cash equivalents consisted of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, as well as marketable securities maturing within three months of acquisition date. a. Cash Flow from Operating Activities In 2016, net cash flow gained from operating activities reached Rp256.99 billion or experienced an increase of Rp355.67 billion. Growth in cash flow received from operating activities was caused, amongst other, by the decrease of lending amounting to Rp77.71 billion in 2016, and an increase in acquisition of deposit amounting to Rp116.47 billion. 133 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report b. Cash Flow from Investing Activities Net cash flow used for investing activities was recorded at Rp361.95 billion. Cash inflow was derived from sales of available-for-sale marketable securities and proceeds from maturity of marketable securities amounting to Rp281.89 billion. On the other hand, cash outflow was used for purchases of marketable securities as much as Rp641.88 billion. c. Cash Flow from Financing Activities Throughout 2016, net cash flow gained from financing activities was at Rp146.09 billion in the form of additional paid-in capital through Limited Public Offering I PUT I on June 2016. SOLVEnCY The company continually tried to maintain their financial indicators healthy, including their capacity in meeting obligations and repaying liabilities. Capacity in meeting obligations, both long-term and short-term was reflected by the company’s solvability and collectibility ratio, which consisted of Capital Adequacy Ratio, Collectibility Ratio, and also Liquidity Ratio. • Capital Adequacy Ratio CAR Capital Adequacy Ratio, by calculating credit, operational and market risk at the end of 2016 was at 30.36, increased by 54,43 from last year’s number of 19.66. This increase was consequential to the addition of shares through Limited Public Offering amounting to Rp146.09 billion and the addition of income of the year amounting to Rp18.24 billion. • Non-Performing Loans NPL Ratio and Collectibility Rate Management The slowing down of national economy in 2016 had caused national non performing loans NPL ratio to experience an upsurge. Gross non performing loans NPL of Bank b. Arus Kas dari Kegiatan Investasi Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi selama tahun 2016 adalah sebesar Rp361,95 miliar. Arus kas masuk berasal dari penjualan efek-efek tersedia untuk dijual dan penerimaan efek-efek yang telah jatuh tempo sebesar Rp281,89 miliar. Sedangkan arus kas keluar digunakan untuk pembelian efek-efek sebesar Rp641,88 miliar. c. Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Selama tahun 2016 arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp146,09 miliar yang berupa penambahan modal disetor melalui Penawaran Umum Terbatas I PUT I pada bulan Juni 2016. arus Kas 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Cash Flow dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Arus kas bersih untukdari kegiatan operasi 256.998 98.670 355.668 360,46 Arus Net Cash Flow forfrom Operating Activities Arus kas bersih untukdari kegiatan investasi 361.946 80.170 281.776 351,47 Net Cash Flow forfrom Investing Activities Arus kas bersih untukdari kegiatan pendanaan 146.088 146.088 - Net Cash Flow forfrom Financing Activities Penurunankenaikan bersih kas dan setara kas 41.140 178.840 219.980 123,00 Net DecreaseIncrease of Cash and Cash Equivalents Posisi kas dan setara kas di awal tahun 290.754 469.594 178.840 38,08 Position of Cash and Cash Equivalents at Beginning of year Posisi kas dan setara kas di akhir tahun 331.894 290.754 41.140 14,15 Position of Cash and Cash Equivalents at End of year KEMaMPuan MEMBaYaR uTang Perseroan senantiasa menjaga indikator-indikator keuangan agar tetap sehat termasuk kemampuan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban, baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek dicerminkan oleh rasio Solvabilitas dan Kolektibilitas, yang terdiri dari Rasio Kecukupan Modal, Rasio Kolektibilitas serta Rasio Likuiditas. • Rasio Kecukupan Modal Rasio kecukupan modal dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional dan pasar di akhir tahun 2016 sebesar 30,36, naik 54,43 dari tahun sebelumnya sebesar 19,66. Peningkatan ini seiring dengan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas I sebesar Rp 146,09miliar dan penambahan laba tahun berjalan sebesar Rp18,24 miliar. • Rasio Kredit Bermasalah dan Pengelolaan Tingkat Kolektibilitas Perlambatan ekonomi nasional pada tahun 2016 telah menyebabkan rasio kredit bermasalah perbankan nasional mengalami peningkatan. Rasio kredit bermasalah NPL 134 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 gross Bank Ina Perdana sendiri juga meningkat menjadi 3,14 dari sebelumnya sebesar 0,21 di tahun 2015. Rasio NPL net meningkat menjadi 2,29 dari sebelumnya sebesar 0,08. Dengan kondisi demikian Bank Ina Perdana senantiasa berupaya melakukan penyelesaian kredit bermasalah maupun meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Sementara itu, rasio aset produktif bermasalah dibandingkan total aset produktif tahun 2016 adalah 1,93, meningkat dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 0,16. • Likuiditas Pada akhir tahun 2016, tercatat rasio LFR sebesar 76,30, turun dari posisi tahun 2015 yang sebesar 82,83. Penurunan LFR ini disebabkan oleh peningkatan Simpanan yang tidak sebanding dengan penyaluran kredit. Rentabilitas • Imbal Hasil atas Aset ROA Pada tahun 2016, rasio laba sebelum pajak terhadap jumlah aset Return on Asset sebesar 1,02, menurun sedikit dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 1,05. • Imbal Hasil atas Ekuitas Sementara itu imbal hasil atas ekuitas ROE juga mengalami penurunan sebesar 9,83 menjadi 5,23 pada tahun 2016, dibandingkan posisi tahun 2015 sebesar 5,80. Beban Operasional terhadap Beban Operasional BOPO Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional Bank Ina Perdana untuk tahun 2016 adalah 90,56, sedikit meningkat bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 90,46, karena peningkatan beban operasional. STRuKTuR MOdaL Tabel Permodalan 2016 2015 Pertumbuhan Penurunan growth decline Capital Table dalam jutaan Rupiah nominal In million Rupiah Komponen modal Modal Inti Modal Pelengkap Jumlah Modal 454.469 454.469 280.166 280.166 174.303 174.403 62,21 62,25 Capital Components Core Capital Supplementary Capital Total Capital Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Operasional Jumlah ATMR Risiko Kredit, Pasar dan Operasional 1.356.855 139.966 1.496.821 1.277.943 19.659 127.548 1.425.150 78.912 19.659 12.418 71.671 6,17 100,00 9,74 5,03 Risk weighted Assets ATMR Credit Risk Market Risk Operational Risk Total ATMR for Credit Risk, Market and Operational Rasio KPMM dengan Memperhitungkan Risiko Kredit, Pasar dan Operasional 30,36 19,66 10,70 54,43 Capital Adequacy Ratio CAR by evaluating Credit, Market and Operational Risk Rasio Modal Inti terhadap ATMR 30,36 19,66 10,70 54,43 Core Capital to ATMR Ratio Ina Perdana also faced an increase to 3.14 from 0.21 in year 2015. Net NPL ratio increased to 2.29 from the previous 0.08. with such condition, Bank Ina Perdana made continuous effort to settle non performing loans as well as increased principles of prudence in lendings. Meanwhile, The non performing earning assets ratio to total earning assets in 2016 was 1.93, an increase from year 2015 which was recorded at 0.16. • Liquidity At the end of year 2016, Loan to Funding Ratio was reported at 76.30, a fall from 2015’s position at 82.83. This decrease in LFR was caused by the increase in deposits that was not comparable to the increase in lending. Profitability • Return on Asset ROA In 2016, ratio of income before tax to asset ROA was at 1.02, a slight decrease from the number in 2015 at 1.05. • Return on Equity ROE Meanwhile, return on equity also faced a decline of 9.83 to 5.23 in 2016, as compared to ROE in 2015 at 5.80 Operational Cost to Operational Income Ratio OCOIBOPO Ratio of Operational Cost to Operational Income of Bank Ina in 2016 was 90.56, a slight increase from 90.46 in 2015 due to the increase of operational cost. CaPITaL STRuCTuRE 135 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Perhitungan kecukupan modal Bank berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No.11POJK.032016 tanggal 29 Januari 2016 tentang kewajiban penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Permodalan merupakan aspek penting bagi bisnis perbankan untuk mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi di dalam pengelolaan bank, yaitu risiko pasar, risiko kredit, dan risiko operasional. Komitmen yang kuat dari pemegang saham Bank Ina Perdana dalam mendukung penguatan permodalan Bank telah diwujudkan dengan penambahan modal disetor secara bertahap di tahun 2016 dan 2017, guna mendukung pengembangan Bank untuk mewujudkan visi dan misinya. Total Modal Bank pada akhir tahun 2016 tercatat sebesar Rp454,47 miliar atau naik 62,25 terutama didorong penambahan modal disetor melalui Penawaran Umum Terbatas I senilai Rp146,09 miliar yang menjadi bagian dari Modal Inti. CAR Bank juga naik dari 19,66 pada akhir tahun sebelumnya menjadi 30,36 di akhir tahun 2016. Modal Inti mendominasi struktur permodalan Bank dengan porsi 100 dari Total Modal. Berdasarkan komposisinya, Modal Inti tersebut terdiri atas Modal Disetor sebesar Rp272,50 miliar, Cadangan Tambahan Modal Rp203,84 miliar dan Faktor Pengurang Modal Inti Utama sebesar Rp21,87 miliar. IKaTan MaTERIaL unTuK InVESTaSI BaRang MOdaL Pada tahun 2016, Perseroan tidak memiliki transaksi yang mengandung ikatan material untuk investasi barang modal. InFORMaSI MaTERIaL MEngEnaI InVESTaSI, EKSPanSI, dIVESTaSI, PEnggaBunganPELEBuRan uSaha, aKuISISI,RESTRuKTuRISaSI uTangMOdaL Sepanjang tahun 2016, Perseroan tidak melakukan transaksi material mengenai investasi, divestasi, ekspansi, penggabungan peleburan usaha, akuisisi, restrukturisasi utangmodal. InFORMaSI TRanSaKSI MaTERIaL Yang MEngandung BEnTuRan KEPEnTIngan dan TRanSaKSI dEngan PIhaK aFILIaSI Perseroan tidak melakukan transaksi yang bersifat material yang mengandung unsur benturan kepentingan dan dengan pihak yang berelasi di sepanjang tahun 2016. Informasi transaksi material dengan pihak berelasi dapat dilihat pada Catatan 31 Laporan Keuangan audited 2016. Calculation of capital adequacy of the Bank based on the Financial Services Authority POJK No. 11POJK.032016 dated January 29, 2016 regarding the obligation to provide Minimum Capital for Commercial Bank Capital was one of the important aspect for banks to be able to anticipate all main risks that occur in bank management, namely: market risk, credit risk, and operational risk. Strong commitments from the shareholders of Bank Ina Perdana in supporting the strengthening of Bank’s capital had been shown by the addition of gradual paid-in capitals in 2016 and 2017, in order to back Bank’s development in achieving their vision and mission. Bank’s total capital at the end of 2016 was recorded at Rp454.47 billion or up 62.25, mainly driven by the addition of paid-in capitals through Limited Public Offering I at the amount of Rp146.09 billion which became part of Core Capital. Bank’s CAR also increased from 19.66 at the previous year, to 30.36 at the end of 2016. Core Capital dominated Bank’s capital structure, covering 100 of Total Capital. Based on the composition, Core Capital consisted of Paid-in Capital at Rp272.50 billion, disclosed reserves at Rp203.84 billion and deduction of common equity of Rp21.87 billion. MaTERIaL COMMITMEnTS FOR CaPITaL gOOdS InVESTMEnTS In 2016, the company did not have transaction that contain material commitments for capital investments. MaTERIaL InFORMaTIOn PERTaInIng TO InVESTMEnTS, EXPanSIOn, dIVESTMEnT, MERgERCOnSOLIdaTIOn, aCQuISITIOn, dEBTCaPITaL RESTRuCTuRIng In 2016, the company did not have material transaction involving investments, divestment, mergerconsolidation, acquisition, or debtcapital restructuring. InFORMaTIOn On MaTERIaL TRanSaCTIOn InVOLVIng COnFLICT OF InTERESTS and TRanSaCTIOn wITh aFFILIaTEd PaRTY In 2016, the company did not carry out material transaction that involves conflict of interest or with related party. Information about material transaction can be seen on Note 31 of Audited Financial Report 2016. 136 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 InFORMaSI dan FaKTa MaTERIaL Yang TERJadI SETELah TanggaL LaPORan aKunTan Pada tanggal 3 Februari 2017, Perseroan telah mendapatkan Surat Pemberitahuan Efektif atas penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas II PUT II dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD kepada para pemegang saham Bank sejumlah 2.929.375.000 dua miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu lembar saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 per lembar saham nilai penuh dengan harga pelaksanaan Rp240 per lembar saham nilai penuh. Pada tanggal 9 Maret 2017, Bank menerima seluruh hasil dari PUT II sejumlah Rp703,05 miliar, gross biaya emisi saham. PERBandIngan anTaRa TaRgET dan REaLISaSI Secara umum pencapaian target usaha Perseroan pada tahun 2016 masih mencatatkan hasil yang positif di tengah kondisi ekonomi makro yang belum kondusif. Pertumbuhan kredit Perseroan dan penghimpunan dana masing-masing terealisasi 88,59 dan 93,56 dari target yang ditetapkan, namun alokasi idle fund pada penempatan surat berharga obligasi korporasi dan obligasi pemerintah memberikan hasil positif terhadap pendapatan bunga Perseroan, sehingga laba bersih dapat mencapai 108,43 dari target. Terkendalinya biaya dana juga memungkinkan marjin bunga serta tingkat pengembalian atas aset dan modal meningkat seiring dengan realiasi laba bersih yang tercapai di atas proyeksi. dalam jutaan Rupiah Target 2016 2016 Target Realisasi 2016 2016 Realization Pencapaian Target Target achievement In million Rupiah Total Asset 2.437.881 2.359.089 96,77 Total Asset Surat Berharga 378.213 622.116 164,49 Securities Kredit 1.555.728 1.378.153 88,59 Credit Simpanan nasabah 1.924.936 1.800.961 93,56 Customer Deposit Ekuitas 479.204 482.705 100,73 Equity Pendapatan Bunga Bersih 89.352 103.691 116,05 Net Interest Income Laba Bersih 16.818 18.236 108,43 Net Profit PROSPEK dan PEngEMBangan uSaha 2017 Perbankan nasional dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan lebih baik dari tahun 2017. Laporan World Bank, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2017 sebesar 2,8 lebih tinggi dari proyeksi tahun 2016 sebesar 2,4. Demikian juga prediksi Dana Moneter Internasional IMF, perkenoniman global tahun 2017 dapat tumbuh 3,4 lebih baik dari tahun 2016 sebesar 3,1. Bank-bank yang lebih optimis dapat menangkap sinyal positif dari pertumbuhan ekonomi global untuk melakukan ekspansi kredit seiring tren harga komoditas yang menguat di InFORMaTIOn and MaTERIaL FaCTS ThaT OCCuRS aFTER BaLanCE ShEET daTE On February 3, 2017, the company received Notification Letter on Registration Statement of Additional Capital with pre-emptive rights through Limited Public Offering II PUT II amounting to 2.929.375.000 two billion nine hundred twenty nine million three hundred seventy five thousand common registered share with a nominal value of Rp100 per share full amount with exercise price of Rp240 per share full amount, On March 9th, 2017, the Bank received the proceeds from PUT II amounting to Rp703.05 billion, gross of share issuance cost. COMPaRISOn BETwEEn TaRgET and REaLIZaTIOn In general, business target achievement of the Company in 2016, still record positive result amidst macro-economic condition that is not yet conducive. The Company credit growth and fundraising respectively realized of 88.59 and 93.56 from stipulated target, but the allocation of idle fund on placement of securities of corporate bonds and government obligation to provide positive result on interest income of the Company, so that net profit is reaching 108.43 from the target. Controlled fund cost also enable the interest margin as well as level of return on asset and capital increase along with the net profit realization reaching above what is projected. 2017 BuSInESS PROCESS and dEVELOPMEnT National banking could utilize the moment of global economic growth projected to be better in 2017. world Bank report that the projected global economic growth in 2017 of 2.8 higher from2016 projection of 2.4. Also with projected International Monetary Fund IMF, 2017 global economic could grow 3.4 better than 2016 of 3.1. Banks are more optimistic in taking positive signal of global economic growth to conduct credit expansion along with trend of strengthening commodity price in 2017. However the challenges of banking liquidity can be an obstacle as impact of the rising FFR could give rise to Capital 137 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report tahun 2017. namun demikian tantangan likuiditas perbankan dapat menjadi kendala sebagai dampak dari kenaikan FFR yang bisa memicu Capital Out Flow yang dapat mengetatkan pasar keuangan, termasuk Indonesia. Jika likuiditas ketat penyaluran kredit perbankan semakin terbatas sebagaimana tercermin pada indikator Loan To Deposit Ratio LDR sepanjang tahun 2016 sudah berada di ambang batas atas. Disamping itu, target pertumbuhan ekonomi 2017 yang dijadikan asumsi dasar APBN 2017 hanya sebesar 5,1 yang dapat diartikan pertumbuhan ekonomi akan berkutat dikisaran 5 sehingga belum dapat menjadi pendorong yang kuat terhadap pertumbuhan kredit perbankan mencapai double digit. Tantangan domestik pada tahun 2017 akan diwarnai defisit fiskal yang diperkirakan masih akan besar dan pertumbuhan kredit yang belum tinggi dengan adanya kekhawatiran peningkatan kredit bermasalah NPL. Dalam kaitan kondisi perekonomian tahun 2017, Bank Ina Perdana tetap melakukan pengembangan usaha secara konservatif yang memperhatikan aspek likuiditas melalui terpeliharanya Loan To Funding Ratio LFR pada kisaran batas bawah sebesar 80. Manajemen terus berupaya memelihara kualitas kredit dengan baik dan memprioritaskan penyelesaian kredit bermasalah sehingga rasio NPL dapat diturunkan. Sedangkan penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas II PUT II pada tahun 2017 memenuhi syarat modal inti sebagai Bank Kategori Buku 2 lebih ditujukan untuk dapat mempersiapkan dan merealisasikan produk-produk layanan berbasis internet sehingga tahun 2018 dapat tinggal landas mewujudkan pengembangan bisnis jangka panjang yang sustainable. Manajemen terus melakukan pembenahan penataan infratruktur secara bertahap di tahun 2017, terutama terkait dengan kecukupan kualitas dan kuantitas SDM, penambahan jaringan kantor, migrasi core banking, menyelenggarakan produk-produk berbasis IT yang dilengkapi penyempurnaan manajemen risiko dan prosedur operasional bank. aSPEK PEMaSaRan Strategi Pemasaran PT Bank Ina Perdana Tbk saat ini mengedepankan visi untuk menjadi bank Retail serta Digital Banking sebagai pedoman pelaksanaan strategi pemasaran. Dasar penentuan pondasi tersebut dikarenakan potensi bisnis yang masih terbuka lebar bagi pengembangan bisnis Bank dimasa mendatang. Bila terdahulu, Bank Ina Perdana telah berhasil dalam melakukan serangkaian kegiatan bisnis dengan beberapa strategi pemasaran seperti : Peningkatan Corporate Image, pengembangan produk yang atraktif, serta menambah kualitas pendukung, maka saat ini Bank Ina Perdana ingin mengembangkan strategi jangka panjang dengan mengarahkan model bisnis berbasis teknologi. Untuk itu Bank Ina Perdana tengah melakukan penataan infrastruktur dibidang IT serta infrastruktur dibidang SDM. Out Flow which restrict financial market, including Indonesia. If restricted liquidity of banking credit administration increasingly limited as reflected in Loan To Deposit Ratio LDR indicator throughout 2016 is already at its upper threshold. Moreover, 2017 economic growth target used as base assumption of 2017 State Budget of 5.1 which could mean that economic growth will remain around 5 so it is not yet able to be a strong stimulus for the banking credit growth to reach double digit. Domestic challenge in 2017 will be filled with fiscal deficit estimated to be higher and low credit growth with uncertainties of non-performing loan. Related to 2017 economic condition, Bank Ina Perdana consistent to conservatively improve business by observing liquidity aspect through maintained Loan To Funding Ratio LFR in the lower limit range of 80. The management consistently maintains good credit quality and prioritizes on problematic loan settlement so that NPL ratio can be reduce. while capital increase through Limited Public Offering II PUT II in 2017 has fulfill core capital requirements as Bank with Category of Book 2 is more directed to be able to prepare an realize internet based products so that in 2018 able to realized a sustainable long term business development. Management also continuously conduct periodic infrastructure improvementrestructure in 2017, especially related to the adequacy of human resource quality and quantity, increasing office network, core banking migration, organized IT based products equipped with improvement of risk management and operational procedure of the bank. MaRKETIng aSPECT Marketing Strategy PT Bank Ina Perdana currently prioritize its vision to be Retail bank as well as Digital Banking as guidelines to implement marketing strategy. Grounds in such foundation determination is due to an open wide business potential for future business development of the Bank. If previously, Bank Ina Perdana succeeded in performing series of business activity with several marketing strategy such as: Corporate Image improvement, attractive product development, and increasing supporting quality, then now Bank is Perdana wants to develop long term strategy toward technology based business model. Therefore Bank Ina Perdana is currently restructuring IT and HR infrastructure. 138 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Dengan latar belakang tersebut, strategi bisnis Bank Ina Perdana mengarah kepada peningkatan pelayanan melalui kemudahan serta kedekatan kepada masyarakat luas, dengan tetap memegang prinsip Prudential Banking Practice, sehingga hal ini dapat mendukung bisnis Bank dalam pengumpulan dana pihak ketiga dengan komposisi serta cost of fund yang terjaga, menyalurkan kredit secara sehat seraya meningkatkan pendapatan fee based yang baik. Adapun serangkaian kegiatan yang dilakukan, sejalan dengan strategi Bank Ina Perdana adalah: 1. Meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga melalui produk tabungan, giro maupun deposito yang bersifat sustainable growth. Kegiatan ini akan ditunjang oleh upaya untuk memperbaiki komposisi pendanaan dengan biaya rendah, melalui peningkatan posisi CASA yaitu tabungan dan deposito. 2. Mengembangkan strategi penjualan produk yang lebih atraktif dan meningkatkan pola kerjasama berbasis teknologi perbankan, kepada pihak merchant yang sudah bekerjasama dengan Bank. 3. Menumbuhkan penyaluran kredit yang terseleksi baik kepada sektor perdagangan maupun jasa serta mengembangkan sektor UMKM dan Mikro dengan mengedepankan prinsip pemberian kredit yang sehat. 4. Meningkatkan keamanan dan kenyamanan bertransaksi dengan memperkuat aspek risk control system dan keamanan operasional Bank. 5. Mengembangkan penetrasi pasar dengan penambahan kantor jaringan Bank. Pangsa Pasar Dengan memperhatikan segmentasi pasar retail di Indonesia yang sangat berkembang cepat, dapat diprediksi bahwa perkembangan kredit usaha mikro juga menjadi cukup besar. Maka dalam pengembangan kredit baru dilakukan kerjasama dalam bentuk “pola kemitraan corporate partneship” dengan perusahaan yang mempunyai jaringan mitra binaan anggota- anggota sebagai pembeli pemakai penyalur produk-produk dari perusahaan tersebut. Sebagai pengembangan, penyaluran kredit usaha mikro ini sudah mulai dikembangkan kerjasama dengan salah satu toko grosir terkemuka di Indonesia yang saat ini sudah mempunyai 16 toko diseluruh Indonesia Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dengan anggota saat ini kurang lebih 70.000 ribu anggota dan 400 franchise terkait toko grosir tersebut. yang dimaksud dengan anggota toko grosir adalah individu yang mempunyai usaha koperasi, warung, kantin, rumah makan, toko kelontong, dimana manfaat menjadi anggota adalah: mendapatkan poin reguler dan bonus poin toko grosir, mendapatkan harga khusus dari toko grosir, mendapatkan harga promo melalui promosi Harga with such background, Bank Ina Perdana business strategy is directed to service improvement through simplicity and proximity to the public, while retain the Prudential Banking Practice principle, so that it could support Bank’s business for third party fundraising with a maintained composition as well as cost of fund, administering healthy loan while increasing a good fee based income. Bank Ina Perdana series of executed activities, in line with its strategy as follows: 1. Improving third party fundraising through savings product, giro and sustainable growth deposits. This activity is supported by the effort to improve low cost funding composition, through CASA position enhancement which is saving and deposit. 2. Develop attractive product sales strategy and increase cooperation pattern with banking Technology based, to merchant already in cooperation with the Bank. 3. Growing selected loan administration both to trade sector and service as well as developing UMKM and Micro sector by prioritizing healthy loan administration principle. 4. Improving transaction safety and comfort by strengthening the risk control system aspect and Bank’s operational safety. 5. Developing market penetration by increasing Bank’s network office. Market Share Through observation of retail market segmentation rapidly developed in Indonesia, it is predicted that micro business credit development will be growing. Therefore in the development of new credit cooperation is conducted in the form of corporate partnership with companies owning network development partners members as buyer user product suppliers of such company. In the development, micro business credit administration is begin with cooperation with one wholesaler in Indonesia which currently own 16 stores all over Indonesia Java, Sumatra, Kalimantan and Sulawesi and its current member of around 70.000 members and 400 franchise related to such wholesaler. what is meant by wholesaler member is individual that owns cooperative, shop, canteen, restaurants, grocery stores. The benefit of becoming members is obtain regular point and bonus point from wholesaler, receive special price from grocery stores, promotion price through weekly Low Fares, obtain Shopping Point from supplier as well as receive special promotion offer through SMS. 139 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Hemat setiap minggu, mendapatkan Poin Belanja dari supplier, dan mendapatkan penawaran promosi khusus via SMS. Dengan berbagai manfaat dan potensi yang diperoleh anggota toko grosir, maka dengan kerjasama kemitraan antara toko grosir dan Bank Ina Perdana diharapkan anggota toko grosir dapat meningkatkan usahanya. Melihat potensi yang cukup besar maka fokus usaha mikro akan terus dikembangkan kredit usaha mikro secara kemitraan agar dapat menjadi sahabat dan solusi usaha bagi usaha mikro, khususnya segmen perdagangan. Disamping hal di atas, Bank Ina Perdana juga akan mengembangkan sumber daya manusia yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis mikro dan berkomitmen memberikan layanan usaha mikro yang cepat, dan dengan pembangunan sistem informasi yang terintegrasi, yang dapat mengefisienkan proses pemilihan nasabah, analisa pembiayaan, proses pencairan kredit, monitoring rutin sampai kepada pelaporan secara periodik. Diharapkan dengan pengembangan sistem pendukung yang kuat, portofolio Usaha Kredit Mikro Bank Ina Perdana dapat tumbuh secara progresif dan kualitasnya terjaga baik. Bank Ina Perdana berupaya untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas dalam industri perbankan. Hal ini dilakukan dengan menjalankan berbagai kebijakan strategis dalam bidang pemasaran yang tepat sasaran sehingga dapat meningkatkan aset, laba tahun berjalan, serta pangsa pasar. a. Aset Aset Bank Ina Perdana pada tahun 2016 sebesar Rp2,36 triliun sehingga pangsa pasar Bank dari segi aset pada Desember 2016 sebesar 0,035 dari total aset perbankan konvensional yang tercatat sebesar Rp6.730 triliun. b. Dana Pihak Ketiga Simpanan nasabah dana pihak ketiga Bank pada Desember 2016 mencapai Rp1,80 triliun sehingga pangsa pasar Bank dari segi dana pihak ketiga pada tahun 2016 tercatat sebesar 0,037 dari total dana pihak ketiga perbankan nasional sebesar Rp4.837 triliun. c. Penyaluran Kredit Bank Ina Perdana menyalurkan kredit pada tahun 2016 sebesar Rp1,38 triliun sehingga pangsa pasar Bank dari segi outstanding kredit pada tahun 2016 sebesar 0,031 dari total kredit perbankan nasional sebesar Rp4.413 triliun. with various benefit and potential received by member of wholesaler, it is expected that by this partnership cooperation between Bank Ina Perdana and grocery stores, it will improve the business of its members. Seeing this potential, the focus of micro business will be developed by partnership micro business credit in order to become partner and business solution for micro business especially trade segment. Apart from it, Bank Ina Perdana also develop human resource to support micro business growth and committed to provide fast micro business service, and by integrated information system development, it will make efficient of the customer selection process, financing analysis, loan liquidity process, routine monitoring as well as periodic report. It is expected that by a strong supporting system development, portfolio of Micro Credit Business of Bank Ina Perdana can grow progressively and maintained its good quality. Bank Ina Perdana strives to achieve wider market share in banking industry. This initiative is implemented in applying appropriate strategic policy in marketing field to improve assets, profits of current year and market share. a. Assets Bank Ina Perdana’ assets in 2016 was Rp2.36 trillion, making the Bank’s market share in assets sector 0.035 from the total assets of conventional banking, which was Rp6,730 trillion, on December 2016. b. Third Party Funds The Bank’s customer savings third party funds on December 2016 was Rp1.80 trillion, making the Bank’s market share in third party funds 0.037 from total third party funds of national banking of Rp4,837 trillion in 2016. c. Credit Channeling In 2016, Bank Ina Perdana channeled credit of Rp1.38 trillion. Therefore, the Bank’s market share from outstanding credit segment in 2016 was 0.031 from total national banking credit of Rp4,413 trillion. 140 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Tabel pangsa pasar Bank Ina Perdana 2016 Dalam triliun Rupiah uraian description 2016 2015 2014 Jumlah Aset Total Assets Perbankan Nasional National Banking 6.730 6.096 5.615 Bank Ina Perdana 2,36 2,08 1,95 Pangsa Pasar Market Share 0,035 0,034 0,035 Dana Pihak Ketiga Third Party Funds Perbankan Nasional National Banking 4.837 4.413 4.114 Bank Ina Perdana 1,80 1,73 1,63 Pangsa Pasar Market Share 0,037 0,039 0,040 Jumlah Kredit yang Diberikan Total Loans Perbankan Nasional National Banking 4.413 4.092 3.707 Bank Ina Perdana 1,38 1,46 1,25 Pangsa Pasar Market Share 0,031 0,036 0,034 KEBIJaKan dIVIdEn Seluruh Saham Perseroan yang telah ditempatkan memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham lainnya di Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 12 Mei 2016 diantaranya telah memutuskan agenda mengenai persetujuan dan penetapan penggunaan sisa laba bersih perseroan untuk tahun buku 2015. Dari jumlah laba bersih sebesar Rp16,88 miliar setelah dikurangi cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 Undang-Undang No.40 tahun 2007 sebesar Rp3,38 miliar maka Sisa Laba bersih Perseroan senilai Rp13,50 miliar sepenuhnya akan digunakan sebagai laba ditahan perseroan untuk memperkuat posisi permodalan Perseroan dan tidak dibagikan dividen kepada para Pemegang Saham. REaLISaSI PEnggunaan dana haSIL PEnawaRan uMuM PERdana Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Penawaran Umum Terbatas I “PUT I” dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu “HMETD” PT Bank Ina Perdana Tbk, maka Perseroan telah melaporkan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas kepada Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai dengan rencana Penggunaan Dana dimana dana yang diperoleh Perseroan dari hasil PUT I ini setelah dikurangi dengan seluruh biaya yang terkait dengan PUT I, seluruhnya telah digunakan untuk mencukupi Alokasi Modal Inti AMI untuk jaringan kantor yang telah dibuka oleh Perseroan. Realisasi Table of Bank Ina Perdana’ 2016 market share In trillion Rupiah dIVIdEnd POLICY All subscribed shares of the Company is equal in all respects with other shares in the Company that has been Subscribed and fully paid. This includes the right on dividend allocation, right to vote in the GMS, right on bonus share allocation, and Right Issue HMETD according to the provision of the company’s Article of Association and the prevailing laws and regulations. In accordance with the decision of the Annual General Meeting of Shareholder held on May 12, 2016, which among others decides the agenda regarding approval and stipulation of company’s remaining net profit utilization for the fiscal year of 2015. From total net profit of Rp16.88 billion after deducted by obligatory reserve as contemplated in article 70 Law No.40 of 2007 amounting Rp3.38 billion therefore the Company’s Remaining Net Profit is Rp13.50 billion. The remaining net profit will be used as retained earning of the company to strengthen capital position of the Company and not distributed as dividend to the Shareholders. aCTuaLIZaTIOn OF ThE Fund uTILIZaTIOn OF PuBLIC OFFER REVEnuE In relation with Limited Public Offering I “PUT 1” implementation by providing the Right Issues “HMETD” PT Bank Ina Perdana Tbk, the company has submitted report of Actualization of the Fund Utilization of Limited Public Offering Revenue to the Financial Service Authority. In accordance with the Fund Utilization plan where the Company’s acquired fund from PUT I after deduced by all costs related with PUT I, the overall has been used to replenish the Cora Capital Allocation AMI for office network which opened by the Company. The Actualization of the Fund Utilization of Limited Public Offering 141 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Terbatas I tersebut juga akan disampaikan oleh Perseroan dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2017. Angka dalam jutaan Rupiah Jenis Penawaran umum Public Offering Type Tanggal Efektif Effective Date nilai Realisasi hasil Penawaran umum Realization Value of Public Offering Proceeds Rencana Penggunaan dana Fund Use Plan Realisasi Penggunaan dana Realization of Fund Use Sisa dana hasil Penawaram umum The remaining fund Jumlah hasil Penawaran umum Total Public Offering Biaya Penawaran umum Public Offering Cost hasil Bersih Liabilities alokasi Modal Inti Allocation of core capital Total alokasi Modal Inti Allocation of core capital Total Penawaran Umum Terbatas I dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD Limited Public Offering I by icing Preemptive Rights 24 Juni 2016 June 24, 2016 150.000 3.912 146.088 146.088 146.088 146.088 146.088 Nihil PERuBahan PERaTuRan Yang BERPEngaRuh SIgnIFIKan BagI PERSEROan Pada tahun 2016 Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 183PBI2016 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 1515PBI2013 Tentang Giro wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional, yang merupakan kebijakan moneter longgar dan diharapkan dapat meningkatkan kondisi likuiditas serta kapasitas pembiayaan perbankan untuk mendukung kegiatan ekonomi. Peraturan ini mengharuskan Bank menyesuaikan pemenuhan GwM Primer, Sekunder dan LFR sesuai yang diwajibkan oleh PBI tersebut. Adanya peraturan ini juga membuat Bank dapat lebih mengoptimalkan alokasi dana pihak ketiga untuk penyaluran kredit dan penempatan pada aktiva produktif lainnya. PERuBahan KEBIJaKan aKunTanSI Perseroan telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2016 yang dianggap relevan : • Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap Tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusuan dan Amortisasi. • Amandemen PSAK No. 24: Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti : Iuran Pekerja. • PSAK No. 5 Penyesuaian 2015: Segmen Operasi. • PSAK No. 7 Penyesuaian 2015: Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. • PSAK No. 16 Penyesuaian 2015 : Aset Tetap. • PSAK No. 25 Penyesuaian 2015: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. • PSAK No. 68 Penyesuaian 2015: Pengukuran Nilai Wajar. Perseroan telah menganalisa penerapan standar akuntansi tersebut di atas dan penerapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan. I Revenue will also be delivered by the Company in the 2017 Annual General Meeting of Shareholders agenda. Number in million Rupiah SIgnIFICanT ChangES OF REguLaTIOn FOR ThE COMPanY In 2016, Bank Indonesia issued Regulation of Bank Indonesia No. 183PBI20116 Regarding the Third Amendment On Regulation of Bank Indonesia Number 1515PBI2013 On Statutory Reserve of Public Bank in Rupiah and Foreign Exchange For Conventional Public Bank, which is a policy on loose monetary and is expected to improve the liquidity condition as well as financing capability of bank to support economic activities. This regulation obligates the Bank to fully adjust its Primary and Secondary GwM and LFR according to what is obligated by such regulation above. Such regulation also makes the Bank to optimize its third party fund allocation for its credit administration and placements on other productive assets. ChangES In aCCOunTIng POLICIES The Company adopted the following accounting standards, which are considered relevant, starting on January 1st, 2016: • Amendments to SFAS No. 16: Property, Plant and Equipment on Clarification of the accepted method for depreciation and amortization. • Amendment to SFAS No. 24: Employee Benefits on Defined Benefit Plans: Employee Contributions. • SFAS No. 5 2015 Improvement: Operating Segments. • SFAS No. 7 2015 Improvement: Related Party Disclosures. • SFAS No. 16 2015 Improvement: Property, Plant and Equipment. • SFAS No. 25 2015 Improvement: Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors. • SFAS No. 68 2015 Improvement: Fair Value Measurement. The Company has assessed that the adoption of the above mentioned accounting standards do not have significant impact to the financial statements. tata keLoLa gOOd COrpOrate gOvernanCe 06 Bank Ina Perdana terus membangun pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan menjadi Bank yang lebih kuat dengan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Peningkatan kinerja dan mutu pelayananan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu sebagai Bank yang sehat dan berkembang menuju Era Digital Banking. Bank Ina Perdana strives to build quality and sustainable business growth to become a stronger Bank with its good corporate governance. The improvement of performance and service quality is maintained from time to time as a healthy and developed Bank to welcome the Era of Digital Banking. 144 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Tata Kelola Good Corporate Governance Penerapan Tata Kelola yang baik secara konsisten pada kondisi persaingan yang ketat, akan memperkuat daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan Pemegang Saham dan Stakeholders sehingga Bank dapat beroperasi dan tumbuh secara berkesinambungan dalam jangka panjang. A consistent implementation of good Governance under rigorous competition, will strengthen corporate competitiveness, maximize corporate values, manages resources and risks effecitvely and efficiently, which in turn will strengthen the trust of share holders and stakeholders so Bank can operate and grow continuously in the long run. PEnERaPan TaTa KELOLa PERuSahaan Yang BaIK Dalam rangka meningkatkan kinerja PT Bank Ina Perdana Tbk “Bank”, melindungi kepentingan Stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, Bank melaksanakan kegiatan usahanya sebagaimana yang diamanatkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55 POJK.032016 Tanggal 7 Desember 2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.21 POJK.042015 tanggal 16 November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka yang pelaksanaanya diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.32 SEOJK.042015 tanggal 17 November 2015 Tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan para pemangku kepentingan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan pelaksanaan Tata Kelola yang baik. Tata Kelola yang baik adalah suatu tata cara pengelolaan Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi independency, dan kewajaran fairness. Penerapan Tata Kelola yang baik secara konsisten pada kondisi persaingan yang ketat, akan memperkuat daya IMPLEMEnTaTIOn OF gOOd CORPORaTE gOVERnanCE In order to improve the performance of PT Bank Ina Perdana Tbk “Bank”, protect the interest of Stakeholders, and enhance compliance to the applicable regulations as well as generally accepted ethical values of the banking industry, Bank has conducted its business as mandated by Regulation of the Financial Services Authority No. 55 POJK.032016 dated December 7, 2016 on the Implementation of Governance for Public Banks, Regulation of the Financial Services Authority No. 21 POJK.042015 dated November 15, 2015 on the Implementation of Open Corporate Governance Guide of which the application is stipulated in Circular of the Financial Services Authority No.32 SEOJK.042015 dated November 17, 2015 on Open Corporate Governance, that in order to improve performance of Bank, protect the interest of stakeholders, and enhance the compliance of generally applicable regulations and ethical values of banking industries, there needs to be good Governance. Good Governance is a system of managing Bank under the principles of transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness. A consistent implementation of good Governance under rigorous competition, will strengthen corporate competitiveness, maximize corporate values, manages resources and risks effecitvely and efficiently, which in turn will 145 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan Pemegang Saham dan Stakeholders sehingga Bank dapat beroperasi dan tumbuh secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Pelaksanaan Tata Kelola Bank senantiasa berlandaskan pada lima prinsip di atas dan telah dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG No. COM001011215 terbit tanggal 1 Desember 2015 yang merupakan up dating dari Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance No. COM001000312 terbit tanggal 30 Maret 2012. Pedoman GCG ini merupakan acuan internal dalam pelaksanaan Tata Kelola agar seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang ada pada Bank, dalam mengelola Bank dan menjalankan usahanya senantiasa terarah dan terkontrol, dapat meningkatkan kinerja, mampu melindungi kepentingan Stakeholders dan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, secara terus menerus dan berkesinambungan. Bank telah melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi dalam setiap kegiatan usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh pengurus dan karyawan Bank, mulai dari Dewan Komisaris, Direksi sampai dengan pegawai tingkat pelaksana. strengthen the trust of share holders and stakeholders so Bank can operate and grow continuously in the long run. The implementation of Bank Governance is always based on five principles above and has been outlined in Guidelines for Implementation of Good Corporate Governance GCG No. COM001011215 issued on December 1, 2015 that is an update of Guidelines for Implementation of Good Corporate Governance GCG No. COM001000312 dated March 30, 2012. The GCG Guidelines is an internal reference in the implementation of Governance so that the entire levels or stages of the existing Bank organization, in managing Bank and performing the business is always targeted and controled, can improve the performance, able to protect the interest of stakeholders and can enhance compliance towards the applicable regulations as well as generally accepted ethical values of the banking industry in a continuous and sustainable manner. Bank has performed principles of good Governance in its dealings at all levels and stages of the organizations covering the entire structure and employment of the Bank, from the Board of Commissioners, Board of Directors, Diretors to executive level employees. 146 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 Uraian singkat prinsip dalam pelaksanaan Tata Kelola pada Bank, adalah sebagai berikut:

1. Keterbukaan Transparency yaitu keterbukaan dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan mudah diperbandingkan serta mudah diakses oleh Stakeholders sesuai dengan haknya. Prinsip keterbukaan oleh Bank tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan rahasia Bank sesuai Undang- Undang yang berlaku.

2. akuntabilitas Accountibility yaitu kejelasan fungsi dan

pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan Corporate Values, sasaran dan usaha dan strategi Bank sebagai pencerminan akuntabilitas Bank. Dalam hubungan ini Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan serta memastikan terdapatnya Check and Balance dalam pengelolaan Bank.

3. Tanggung Jawab Responsibility yaitu kesesuaian

pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Sebagai wujud pertanggungjawaban Bank untuk menjaga kelangsungan usahanya, Bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian Prudential Banking Practices dan menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank harus bertindak sebagai Good Corporate Citizen warga perusahaan yang baik termasuk peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

4. Independensi Independency yaitu pengelolaan Bank

secara profesional tanpa pengaruhtekanan dari pihak manapun. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh Stakeholders manapun, dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan Conflict of Interest, dan setiap keputusan berdasarkan objektifitas serta bebas dari tekanan dari pihak manapun. A brief description of the principles in the implementation of Governance at the Bank, are as follows:

1. Transparency is openness in expressing the material and

relevant information and openness in decision making process. Bank discloses information in a timely, adequate, clear, accurate and easily comparable and accessible to stakeholders in accordance with their rights. The principle of openness by the Bank does not reduce the obligation to comply with bank secrecy according to the Law in force.

2. accountibility is clarity of the functions and the

implementation of the accountability of Bank so that the management runs effectively. Banks have performance indicators of all ranks based on measures that are consistent with the Corporate Values, objectives and operations and the Bank’s strategy as a reflection of the bank accountability. In this connection, Bank has established a clear responsibility of each organ of the organization in line with the vision, mission, business targets and strategy and to ensure the presence of Check and Balance in the management of the Bank.

3. Responsibility is the conformity of management of Bank

with the applicable regulations and the principles of sound bank management. As a form of accountability of Bank to maintain the continuity of business, Bank should observe the principle of prudence Prudential Banking Practices and follow the applicable regulations. Bank should act as a Good Corporate Citizen good corporate citizen including caring for the environment and fulfilling its social responsibility.

4. Independency is Bank management in a professional

manner without any influencepressure from any party. Bank prevent unfair domination by any stakeholders, and is not affected by the unilateral interests and free from Conflict of Interest, and any decision based on objectivity and free from pressure from any party. 147 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report

5. Kewajaran Fairness yaitu keadilan dan kesetaraan dalam

memenuhi hak-hak Stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank memperhatikan kepentingan seluruh Stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran Equal Treatment serta memberikanmenyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank atau mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan . haSIL SELF ASSESSMENT PELaKSanaan TaTa KELOLa Bank telah melakukan penilaian sendiri terhadap Pelaksanaan Tata Kelola pada 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 dengan meliputi 11 sebelas faktor Penilaian Pelaksanaan Tata Kelola dan dinilai dalam Peringkat 2 Baik. Hasil Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola tersebut telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK. hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Pada PT Bank Ina Perdana Tbk Results of Self-assessment governance Implementation on PT Bank Ina Perdana Tbk Peringkat Rank definisi Peringkat Rank definition Individual 2 Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan Tata Kelola yang secara umum “Baik”. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Tata Kelola, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank. Reflecting that the Bank Management has made the implementation of Governance in general “Good”. This is reflected in an adequate fulfillment of the principles of good governance. If there is weakness in the application of the principles of Corporate Governance, in general the weakness is less significant and can be solved with normal action by the Bank’s management. Dari hasil penilaian sendiri Self Assessment atas Penerapan Tata Kelola, disimpulkan bahwa Penerapan Tata Kelola Bank, dinilai dalam peringkat 2 dua atau “Baik”, tercermin dari: 1. Ketentuan OJK tentang persyaratan Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi serta Integritas, Kompetensi dan Reputasi Keuangan Dewan Komisaris maupun Direksi dapat dipenuhi oleh Bank, sebagaimana surat dari OJK No. S-47PB 3112016 tanggal 1 Juli 2016 Perihal Susunan Pengurus Bank Ina Perdana. 2. Penguatan Permodalan a. Pencapaian Rentabilitas yang semakin baik mendorong Pertumbuhan Organik dalam memperkuat permodalan Bank. b. Dengan terlaksananya PUT I, maka Modal Bank semakin bertambah dimana pertambahan modal tersebut dapat memenuhi Kebutuhan Modal Inti sesuai Jaringan Kantor.

5. Fairness is justice and equality in fulfilling the rights of

stakeholders arising under the agreement and the applicalbe regulations. Bank pays attention to the interests of all stakeholders based on the principles of Equal Treatment and provide deliver opinions in the interest of the Bank or have access to information in accordance with the principle of openness. RESuLTS OF SELF-aSSESSMEnT gOVERnanCE IMPLEMEnTaTIOn The Bank has conducted self assessment of the Governance Implementation on June 30, 2016 and December 31, 2016 including 11 eleven Governance Implementation Assessment factors and assessed in Rank 2 Good. Results of Self-assessment Governance Implementation Report has been submitted to the Financial Services Authority FSA. From the results of Self Assessment on GCG, it is concluded that the Bank, placed in the ranking of 2 two or “Good”, is reflected from: 1. The provisions of the FSA on requirements of Quantity, Composition, Criteria and Independence as well as Integrity, Competence and Financial Reputation of the Board of Commissioners and Board of Directors may be met by the Bank, as per letter from the FSA No. S-47PB 3112016 dated July 1, 2016 on Membership of the Management Board of the Bank Ina Perdana. 2. Capital strengthening a. Achievement of better Profitability pushes Organic growth in strengthening the Bank’s capital. b. with the execution of Limited Public Offering LPO I, Bank Capital increases where the increase can meet the Core Capital Requirement in accordance with Office Network. 148 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 c. Dengan adanya Aksi Korporasi berupa Penawaran Umum Terbatas II PUT II yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017, maka Bank dapat masuk dalam Bank Kategori BUKU 2. 3. Pembentukan Keanggotaan Komite telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh OJK. Komite-komite yang dibentuk telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, yakni membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan pengambilan keputusan perusahaan yang bersifat strategic. 4. Internal Audit Group, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. 5. Bank serius untuk mengontrol tingkat kemungkinan dan kesempatan terjadinya Fraud, kolusi dan penyalahgunaan wewenang. Untuk itu dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tindakan Fraud dan menumbuhkan budaya Anti Fraud maka dalam periode laporan ini dalam upaya mencegah terjadinya Fraud pada Bank, maka Bank menyelenggarakan Sosialisasi Pengendalian Intern dan Anti Fraud pada karyawan dengan nara sumber dari internal Bank. Dalam Acara ini, Direktur Kepatuhan Dirkep ikut serta memberikan pengarahan kepada Peserta Sosialisasi, dimana Dirkep memberi motivasi kepada Peserta agar bekerja dengan baik dan senantiasa mengembangkan diri, jujur dan tetap menjauhkan diri dari tindakan Fraud yang dapat merugikan Perusahaan demikian juga diri sendiri. 6. Sebagai bagian dari Know Your Employee dalam Strategi Anti Fraud maka secara berkala dilakukan BI Checking kepada Pengurus dan Karyawan Bank, sebagai antisipasi dini terhadap kemungkinan adanya Pengurus dan Karyawan yang mengalami kredit macet. Hal ini merupakan suatu upaya untuk menjauhkan salah satu unsur penyebab terjadinya Fraud berupa Pressure tekanan yang dialami karyawan. 7. PT Bank Ina Perdana Tbk merupakan Bank kategori BUKU 1, namun demikian mampu menunjukan prestasi di dunia Perbankan Nasional. Di bawah kepemimpinan Bp. Edy Kuntardjo beserta Jajaran Pengurus lainnya, nama dan reputasi Bank semakin dikenal di dunia perbankan nasional, telah menjadi perusahaan “Go Public” yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia BEI pada tanggal 16 Januari 2014. Selain itu juga menunjukkan prestasi dalam berbagai Event yang diselenggarakan oleh pemeringkat prestasi. c. with the Corporate Actions of LPO II which was held in March 2017, the Bank may then enter in Category BOOK 2 Bank. 3. The establishment of Committee membership is in accordance with the requirements specified by the Bank FSA. The Committees formed has performed the duties and responsibilities well, assisting the Board of Commissioners in monitoring and decision-making companies that are strategic. 4. Internal Audit Group, the Risk Management Unit and Compliance Unit can perform the duties and responsibilities properly. 5. Bank is serious to control the level of probability and chance of occurrence of fraud, collusion and abuse of authority. Therefore in order to increase awareness and vigilance against fraud and foster a culture of Anti Fraud action then in this reporting period in an effort to prevent fraud in the Bank, the Bank held a Internal Control and Anti- Fraud Socialization for employees with internal sources of the Bank. In this event, the Director of Compliance Dirkep participated in briefing the participants, where Dirkep motivated participants to work well and constantly develop themselves, honest and remained aloof from Fraud that could harm the Company as well as themselves. 6. As part of the Know your Employee in Anti Fraud Strategy, BI Checking towards the Management and Employees of the Bank is periodically performed, as an early anticipation of the possibility of Officers and Employees who have bad credit. This is an attempt to keep away one element causing fraud namely pressure experienced by employees. 7. PT Bank Ina Perdana Tbk is BOOK 1 category Bank. However, they are able to demonstrate achievements in the world of the National Bank. Under the leadership of Mr. Edy Kuntardjo along with other Management Board, Bank’s name and reputation is increasingly recognized in the national banking world, and has become “Go Public” company that has been listed on the Indonesia Stock Exchange IDX since January 16, 2014.It also shows the achievements in various events organized by the achievement rater. Selain itu juga menunjukkan prestasi dalam berbagai Event yang diselenggarakan oleh pemeringkat prestasi. 149 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report gMS RESOLuTIOn

a. EgMS RESOLuTIOn daTEd: nOVEMBER 4, 2016

B. agMS EgMS RESOLuTIOn dated: May 12, 2016

RuPST haSIL RuPS a. hasil RuPSLB 2016 Tanggal: 4 november 2016 no Mata acara agenda Keputusan RuPS Luar Biasa 2016 gMS Resolution in 2016 1 Pertama First 1 Menyetujui meningkatkan modal dasar Perseroan dari semula Rp. 632.000.000.000,-- enam ratus tiga puluh dua miliar rupiah menjadi Rp. 2.000.000.000.000,-- dua triliun rupiah dan oleh karenanya mengubah Pasal 4 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan tentang modal dasar Perseroan. 2 Memberi kuasa kepada Dewan Komisaris danatau Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan peningkatan Modal Dasar Perseroan tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1 Approve the Company’s capital increase of Rp 632.000.000.000 six hundred thirty-two billioin rupiah to become Rp 2.000.000.000.000 two trillion rupiah and therefore chane the Article 4 paragraph 1 of Company’s Articles of Association regarding the Company’s authorized capital. 2 Authorize Board of Commissioners andor Board of Directors to conduct all necessary action related to improvement of Company’s Authorized Capital according to the prevailing laws and regulations. 2 Kedua Second Rapat menyetujui kepada Perseroan untuk melakukan PUT II dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD sebanyak-banyaknya 2.929.375.000 dua miliar sembilan ratus dua puluh sembilan juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu saham biasa atas nama dengan nominal per saham sebesar Rp. 100,- seratus rupiah atau dengan nominal sebesar Rp. 292.937.500.000 dua ratus sembilan puluh dua miliar sembilan ratus tiga puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah. The meeting agreed on the Company to conduct PUT II by Right Issue at most of 2.929.375.000 two billion nine hundred twenty-nine million three hundred seventy-five thousand of ordinary shares with nominal per share of Rp 100 one hundred rupiah or nominal of Rp 292.937.500.000 two hundred nine-two billion nin hundred thirty-seven million five hundred thousand rupiah 3 Ketiga Third Menyetujui perubahan anggaran dasar Perseroan atas pasal-pasal terkait sehubungan dengan pelaksanaan PUT II. Approve the amendment of Company’s articles of association on articles related to PUT II implementation. 4 Keempat Fourth Menyetujui memberi wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris danatau Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan PUT II, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Approve to authorize and provide power to the Board of Commissioners andor Board of Directors of the Company to conduct all necessary action needed in the PUT II implementation, according to the prevailing laws and regulations. B. hasil RuPST RuPSLB 2016 Tanggal: 12 Mei 2016 RuPST no Mata acara agenda Keputusan RuPST 2016 gMS Resolution in 2016 1 Pertama First Rapat menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2015, termasuk mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan oleh Dewan Komisaris untuk tahun buku 2015. The meeting approve and well accepted Annual Report of the Company for Book year 2015, including ratification of Monitoring Task Report by Board of Commissioners for book year 2015. 2 Kedua Second Rapat menyetujui dan Mengesahkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku 2015, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja, Firma anggota “Ernst young Global Limited”, sebagaimana dimuat dalam laporan mereka tertanggal 18 Maret 2016 dengan “opini audit tanpa modifikasian”, dan dengan demikian memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya “acquit et decharge” kepada seluruh anggota Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan yang telah mereka lakukan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2015, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam laporan Tahunan dan laporan keuangan tersebut. The meeting approve and Ratify the Balance and Profit and Loss Calculations of the Company for book year 2015, audited by Public Accounting Office Purwantono, Sungkoro and Surja, Firm members of “Ernst young Global Limited”, as contained in their report dated March 18, 2016 with “audit opinion without modification”, and therefore provide settlement and acquit et decharge to all members of the Company’s Board of Directors from all conducted management action, and to all members of the Company’s Board of Commissioners on all monitoring actions conducted for book year 2015, during which such actions is reflected in such Annual report and financial statement. 150 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 no Mata acara agenda Keputusan RuPST 2016 gMS Resolution in 2016 3 Ketiga Third Menyetujui dan menetapkan Penggunaan Laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp 16.876.955.749,00 dengan rincian sebagai berikut: 1 Sebesar 20 laba bersih senilai Rp 3.375.391.149,80 akan disisihkan sebagai cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2 Sisa Laba bersih setelah dikurangi cadangan wajib yaitu senilai Rp 13.501.564.599,20 sepenuhnya akan digunakan sebagai laba ditahan perseroan untuk memperkuat posisi permodalan Perseroan dan tidak dibagikan dividen kepada para Pemegang Saham. Approve and stipulate Company’s Net Income Utilization for book year ended on December 31, 2015 of Rp 16.876.955.749,00 detailed as follows: 1 Net profit 20 amounting of Rp 3.375.391.149,80 will be set aside for statutory reserve as contemplated in article 70 Law No.40 of 2007 on the Limited Liability Company. 2 The Remaining Net Profit after reduced by statutory reserve of Rp 13.501.564.599,20 all of which will be used as retained profit of the company to strengthen Company’s capital position and is not divided as dividend to the Shareholers. 4 Keempat Fourth Rapat menyetujui untuk memberi wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan gaji danatau tunjangan kepada anggota Direksi Perseroan serta honorarium danatau tunjangan kepada anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. The meeting approve the authorize Company’s Board of Commissioners to stipulate salary andor allowance to the Company’s Board of Directors as well as honorarium and or allowance to the Company’s Board of Commissioners by regards to the recommendation of the Remuneration and Nomination Committee. 5 Kelima Fifth Rapat menyetujui memberi wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2016 dengan ketentuan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk merupakan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan memiliki reputasi yang baik serta memberi wewenang sepenuhnya kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan honorarium serta persyaratan-persyaratan lain sehubungan dengan penunjukan Akuntan Publik tersebut dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Audit. The meeting approve to authorize the Company’s Board of Commissioners to appoint Public Accounting Office to audit the Company’s financial statement for book year 2016 with provision that appointed Public Accounting Office is registered in the Financial Service Authority and have good reputation as well as provide full authority to the Company’s Board of Directors to stipulate honorarium and other requirements related to such Public Accountant appointment with regard to the Audit Committee recommendation. hasil RuPSLB no Mata acara agenda Keputusan RuPS Luar Biasa 2016 gMS Resolution in 2016 1 Pertama First 1 Menyetujui mengangkat kembali Dewan Komisaris dan Direksi serta menambah seorang Direktur yang baru terhitung sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tahun 2016 sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan Tahun 2018 dengan susunan sebagai berikut: a Dewan Komisaris 1. Komisaris Utama Independen : Bapak Birawa Natapradja 2. Komisaris Independen : Bapak Hari Sugiharto 3. Komisaris : Ibu winadewi Hanantha b Direksi 1. Direktur Utama : Bapak Edy Kuntardjo 2. Direktur : Bapak wardoyo 3. Direktur : Ibu Kiung Hui Ngo 4. Direktur : Bapak Josavia Rachman Ichwan 2 Memberi Kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan perubahan susunan keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1 Approve to reappoint Board of Commissioner and Board of Directors as well as add new Director as of the closing of 2016 Annual General Meeting of Shareholders until the closing of 2018 Annual General MEeting of Shareholders with the arrangement as follows: a Board of Commissioners 1 Independent President Commissioners: Mr Birawa Natapradja 2 Independent Commissioner: Mr Hari sugiharto 3 Commissioner: Mrs winadewi Hanantha b Board of Directors: 1 President Director: Mr Edy Kuntardjo 2 Director: Mr wArdoyo 3 Director: Mrs Kiung Hui Ngo 4 Director: Mr Josavia Rachman Ichwan 2 Provide power to the Company’s Board of Directors to conduct all necessary action related to the changes of Board of Commissioners and Board of Directors arrangement according to the prevailing laws and regulations. EgMS Resolution 151 PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report no Mata acara agenda Keputusan RuPS Luar Biasa 2016 gMS Resolution in 2016 2 Kedua Second Rapat menyetujui Penambahan Modal melalui Penawaran Umum Terbatas I dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD sebanyak-banyaknya sejumlah 625.000.000 enam ratus dua puluh lima juta lembar saham biasa atas nama dengan nominal Rp 100,- per lembar saham. The meeting approve of Capital Increase through Limited Public Offering I by Right Issue at most of 625.000.000 six hundred twenty-five million ordinary shares with nominal of Rp 100 per share. 3 Ketiga Third Menyetujui perubahan anggaran dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I. Approve the changes of Company’s articles of association related to the implementation of Limited Public Offering I. 4 Keempat Fourth Pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris danatau Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Authorized and provide power to the Company’s Board of Commissioners andor Board of Directors to conduct all necessary actions related to the implementation of Limited Public Offering I, according to the prevailing laws and regulations

C. hasil RuPST RuPSLB 2015 Tanggal: 12 Juni 2015

RuPST no Mata acara agenda Keputusan RuPST 2015 gMS Resolution in 2015 1 Pertama First Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Perseroan untuk Tahun Buku 2014, termasuk mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan oleh Dewan Komisaris untuk tahun buku 2014. Approved the Company’s Annual Report for the Financial year 2014, including ratifying the Supervisory Report by the Board of Commissioners for the financial year 2014. 2 Kedua Second Menyetujui dan Mengesahkan Neraca dan Perhitungan Laba Rugi Perseroan untuk tahun buku 2014, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “Mulyamin Sensi Suryanto Lianny”, anggota jaringan global “Moore Stephens” sebagaimana dimuat dalam laporan mereka tertanggal 26 Februari 2015 dengan pendapat “wajar tanpa pengecualian”. Oleh karena itu sesuai dengan keputusan rapat mengenai agenda 1 dan 2 maka rapat memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya “acquit et decharge” kepada seluruh anggota Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan yang telah mereka lakukan dan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku 2014, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam laporan Tahunan dan laporan keuangan tersebut. Approved and Ratified the Balance Sheet and Profit and Loss Statement for the financial year 2014, which were audited by Public Accounting Firm “Mulyamin Sensi Suryanto Lianny”, member of the global network “Moore Stephens” as stated in their report dated 26 February 2015 with the opinion of “fair without exception”. Therefore, in accordance with the decision of the meeting regarding agenda 1 and 2, the meeting provides release and discharge full responsibility “acquit et decharge” to all members of the Board of Directors of the Company for all acts of management that they have done and to all members of the Board of Commissioners for control measures they have done in the financial year 2014, all such actions are reflected in the Annual report and financial statements. 3 Ketiga Third Menyetujui dan menetapkan Penggunaan Laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2014 sebesar Rp. 15.342.398.211,00 untuk: a. Sebesar 20 laba bersih senilai Rp 3.068.479.642,00 akan disisihkan sebagai cadangan wajib sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. b. Sisa Laba bersih setelah dikurangi cadangan wajib sebesar Rp 12.273.918.569,00 sebagai laba ditahan dan sepenuhnya untuk memperkuat posisi permodalan Perseroan dan tidak dibagikan dividen kepada para Pemegang Saham. Approve and assign the usage of Net profit for the financial year 2014 amounting to Rp. 15,342,398,211.00 to: a. 20 in net profit of Rp 3,068,479,642.00 will be set aside as a reserve requirement referred to in Article 70 of Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Companies. b. Remaining net profit after deducting the statutory reserve amounting to Rp 12,273,918,569.00 as retained earnings and fully to strengthen the capital position of the Company and are not distributed as dividends to shareholders.

C. 2015 agMS EgMS Resolution dated: June 12, 2015

agMS 152 PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016 no Mata acara agenda Keputusan RuPST 2015 gMS Resolution in 2015 4 Keempat Fourth Dalam Rapat telah dilaporkan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, setelah dikurangi biaya-biaya emisi sehubungan dengan Penawaran Umum sebesar Rp. 117.492.210.501,00 seluruhnya telah digunakan untuk pertumbuhan usaha dalam bentuk ekspansi kredit. During Meeting it was reported that the Report of Utilization of Proceeds from public offering, net of issuance costs in connection with the Public Offering of Rp. 117,492,210,501.00 entirely has been used for the growth of business in the form of credit expansion. 5 Kelima Fifth Menyetujui Perubahan pasal-pasal Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.32POJK.042014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33POJK42014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, serta menyusun kembali seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Approved the changes on Articles of Association to conform with the Financial Services Authority Regulation No.32 POJK.04 2014 on the Planning and Organization of the General Meeting of Shareholders of Public Company and Regulation of the Financial Services Authority 33 POJK4 2014 of the Board of Directors and Board Commissioner of Public Company, and rearranged all the provisions of the Articles of Association. 6 Keenam Sixth Memberikan kuasa dan wewenang Kepada Direksi Perseroan dengan Hak Subtitusi untuk menyatakan Keputusan Rapat dan menyusun kembali Anggaran Dasar dalam suatu Akta Notaris dan selanjutnya menyampaikan kepada instansi yang berwenang untuk medapat persetujuan dan atau tanda penerimaan pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar serta selanjutnya melakukan segala sesuatu yang dianggap perlu dan berguna untuk keperluan tersebut dengan tidak ada satu pun yang dikecualikan. Assigned the power and authority to the Board of Directors with Right-substituted to declare Resolutions and recast the Articles of Association in a Notary Deed and subsequently conveyed to relevant authorities for approval and or receipt of notice of such Amendment and furthermore did everything necessary and useful for this purpose with no exemption. 7 Ketujuh Seventh Menyetujui untuk memberi wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan gaji dan atau tunjangan kepada anggota Direksi Perseroan serta honorarium danatau tunjangan kepada anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi. Agreed to authorize the Board of Commissioners to determine the salaries and or allowances of members of the Board of Directors as well as remuneration and or benefits to members of the Board of Commissioners with a recommendation from the Remuneration and Nomination Committee. 8 Kedelapan Eighth Menyetujui memberi wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2015 dengan ketentuan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk merupakan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dan memiliki reputasi yang baik serta memberi wewenang sepenuhnya kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan honorarium serta persyaratan-persyaratan lain sehubungan dengan penunjukan Akuntan Publik tersebut dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Audit. Approved in authorizing the Board of Commissioners to appoint Public Accountant to audit the financial statements of the Company for the financial year 2015 with a public accounting firm that is registered with the Financial Services Authority and has a good reputation and give full authority to the Board of Directors to determine the honorarium and other requirements with respect to the appointment of the Public Accountant with regard to the recommendation of the Audit Committee. dEwan KOMISaRIS Susunan Dewan Komisaris Bank sebagaimana dipertegas oleh OJK melalui surat No. S-47PB 3112016 tanggal 1 Juli 2016 Perihal Susunan Pengurus Bank Ina Perdana, menegaskan bahwa Dewan Komisaris Bank adalah sebagai berikut: Susunan dewan Komisaris nama name Jabatan Title Birawa Natapradja Komisaris Utama Independen Independent President Commissioner Hari Sugiharto Komisaris Independen Independent Commissioner winadewi Hanantha Komisaris Commissioner BOaRd OF COMMISSIOnERS Composition of the Board of Commissioners of the Bank as confirmed by the FSA in its letter No. S-47PB 3112016 dated July 1, 2016 on Member of the Board of the Bank Ina Perdana, confirmed that the Board of Commissioners are as follows: Composition of Board of Commissioners