48
PT BANK INA PERDANA Tbk Laporan Tahunan 2016
Indonesian language.
PT BANK INA PERDANA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK INA PERDANA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2016 and for the Year Then Ended
Expressed in Million of Rupiah, unless otherwise stated
48
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING
JUDGMENT, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS continued
Estimasi dan asumsi akuntansi yang signifikan Significant
accounting estimates
and assumptions
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang Impairment of loans and receivables
Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individu pada setiap tanggal
laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan
dalam mengestimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan
nilai. The Bank reviews individually significant loans and
receivables at each statement of financial position dates to assess whether impairment should be
recorded in the statement of profit or loss and other comprehensive income. In particular, justification by
management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining
impairment losses.
Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi- asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual
yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang atas penyisihan
penurunan nilai tersebut. These estimates are based on assumptions about
a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in the future provision for
impairment losses.
Nilai tercatat kredit yang diberikan dan piutang serta
cadangan kerugian
penurunan nilai
diungkapkan dalam Catatan 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. The carrying value of loans and receivables and
allowance for impairment losses are disclosed in Notes 4, 5, 6, 7, 8 and 9.
Perkiraan masa manfaat dari aset tetap Estimated useful lives of fixed assets
Bank melakukan penelahaan secara tahunan mengenai taksiran masa manfaat dari aset tetap
berdasarkan penggunaan yang diharapkan seperti yang disebutkan pada rencana bisnis dan strategi
yang juga mempertimbangkan perkembangan teknologi masa depan dan perilaku pasar. Ada
kemungkinan bahwa hasil operasi masa depan dapat secara material terpengaruh oleh perubahan
perkiraan ini yang disebabkan oleh perubahan dalam faktor-faktor yang disebutkan. Penurunan
estimasi
masa manfaat
aset tetap
akan meningkatkan beban penyusutan yang dicatat dan
menurunkan aset tetap. Taksiran masa manfaat dari aset tetap diungkapkan dalam Catatan 2.
The Bank reviews on an annual basis the estimated useful lives of fixed assets based on
expected utilization as anchored on business plans and strategies that also consider expected future
technological developments and market behavior. It is possible that future results of operations could be
materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned.
A reduction in the estimated useful lives of fixed assets would increase the recorded depreciation
expense and decrease fixed assets. The estimated useful lives of fixed assets are disclosed in Note 2.
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 12.
The carrying values of fixed assets are disclosed in Note 12.
Pengakuan aset pajak tangguhan Recognition of deferred tax assets
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh rugi fiskal dan perbedaan temporer sepanjang besar
kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga kerugian dapat dimanfaatkan.
Pertimbangan manajemen yang signifikan juga diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset
pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena
pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.
Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses and temporary differences to the extent
that it is probable that taxable profit will be available against which the losses can be utilized. Significant
management judgment is required to determine the amount of deferred tax assets that can be
recognized, based upon the likely timing and level of future taxable profits together with future tax
planning strategies.
49
PT BANK INA PERDANA Tbk 2016 Annual Report
Indonesian language.
PT BANK INA PERDANA TBK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2016 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
PT BANK INA PERDANA TBK NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
As of December 31, 2016 and for the Year Then Ended
Expressed in Million of Rupiah, unless otherwise stated
49
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN lanjutan
3. SIGNIFICANT ACCOUNTING
JUDGMENT, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS continued
Estimasi dan asumsi akuntansi yang signifikan lanjutan
Significant accounting
estimates and
assumptions continued
Pengakuan aset pajak tangguhan lanjutan Recognition of deferred tax assets continued
Pengakuan aset pajak tangguhan diungkapkan dalam Catatan 17.
The recognized deferred tax assets is disclosed in Note 17.
Nilai kini liabilitas imbalan kerja Present value of employee benefit liabilities
Liabilitas imbalan kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian aktuarial melibatkan
pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan,
peningkatan gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan.
Karena sifat jangka panjang rencana-rencana ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan.
The employee benefit liabilities is determined using actuarial valuations. The actuarial valuation
involves making assumptions about discount rates, expected rates of return on assets, future salary
increases, mortality rates and future pension increases. Due to the long term nature of these
plans, such estimates are subject to significant uncertainty.
Detail dari asumsi yang digunakan dalam perhitungan dan nilai kini dari liabilitas imbalan
kerja diungkapkan dalam Catatan 18. The details of the assumptions used in the
calculation and present value of employee benefit liabilites is disclosed in Note 18.
4. GIRO PADA BANK INDONESIA 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, saldo Giro pada Bank Indonesia dalam mata uang
Rupiah masing-masing sebesar Rp129.101 dan Rp125.021.
As of December 31, 2016 and 2015, the balance of current accounts with Bank Indonesia denominated
in Rupiah are Rp129,101 and Rp125,021, respectively.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1814PBI2016 pada tanggal 18 Agustus 2016
perihal Perubahan Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia No.1515PBI2013 efektif per tanggal
24 Agustus 2016, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum GWM utama dalam Rupiah sebesar
6,5 dari simpanan nasabah Rupiah, GWM utama dalam valuta asing sebesar 8 dari simpanan
nasabah dalam valuta asing dan GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4 dari simpanan nasabah
Rupiah. Bank juga wajib memenuhi batas bawah dan atas LFR Target sebesar 80 dan 92
dengan KPMM Insentif ditetapkan sebesar 14. Based on the Bank Indonesia’s regulation PBI
No. 1814PBI2016 dated August 18, 2016 regarding “The Fourth Amendment of Bank
Indonesia Regulation No.1515PBI2013, starting on August 24, 2016, Bank is required to comply
with minimum primary reserves in Rupiah of 6.5 from
customer’s deposit,
minimum primary
reserves in foreign currencies of 8 from customer’s deposits and secondary reserves in
Rupiah of 4 from customer’s deposits. Bank also required to meet the lower and upper limit of LFR
Target by 80 and 92 with incentive CAR of 14.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No.1721PBI2015 pada tanggal 26 November
2015 perihal Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia No.1515PBI2013 efektif per
tanggal 1 Desember 2015, Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum GWM utama dalam Rupiah
sebesar 7,5 dari simpanan nasabah Rupiah, GWM utama dalam valuta asing sebesar 8 dari
simpanan nasabah dalam valuta asing dan GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4 dari simpanan
nasabah Rupiah. Based on the Bank Indonesia’s regulation PBI
No.1721PBI2015 dated November 26, 2015 regarding “The Secondary Amendment of Bank
Indonesia Regulation No.1515PBI2013, starting on December 1, 2015, Bank is required to comply
with minimum primary reserves in Rupiah of 7.5 from
customer’s deposit,
minimum primary
reserves in foreign currencies of 8 from customer’s deposits and secondary reserves in
Rupiah of 4 from customer’s deposits.