Halaman | 20
Pergub sambil menunggu amendemen berikutnya terhadap produk hukum aslinya. Sasaran jender adalah a 15 pengurus P3A berasal dari kaum hawa dan
b 33 peserta pelatihan di bawah program PISP adalah kaum perempuan.
2.5.5. Pemanfaatan Modul Aspek-Aspek Jender sebagai Pedoman Teknis dan Kegiatan Pelatihan 2010
Selama tahun 2011, perlu tetap memanfaatkan modul-modul gender di berbagai jenis pelatihan dan pembekalan teknis dengan sasaran peserta P3A dan petani,
termasuk pelatihan TPMKTPM berikutnya. Khusus pelatihan TPMKTPM, modul jender yang dipakai selama pelatihan TOT TPMKTPM tahun 2008 mengalami
sejumlah perubahan dan revisi termasuk teori-teori jender dan aspek-aspek hukum yang disesuaikan dengan sasaran jender PISP sebagaimana tertuang
dalam program aksi jender GAP PISP. Bahan-bahan pendukungnya termasuk
PISP GAP sudah ditambahkan sebagai Lampiran.
2.5.6. Penetapan Perda Redefinisi Tugas Kelembagaan Pengelola Irigasi KPI
Selama tahun 2011 di tingkat daerah, perserta proyek memiliki kebutuhan serupa dan saling berkaitan yaitu perlunya menyelesaikan formulasi dan
penetapan Peraturan Bupati dan Gubernur tentang Redefinisi Tugas dan Fungsi Kelembagaan Pengelola Irigasi dan personilnya, sesuai dengan kebijakan
reformasi PPSIP. Sampai saat ini, produk-produk hukum tersebut sudah selesai hanya di satu 17 provinsi dan 12 46 dari 26 kabupaten sasaran. Kendala
utama di masa lalu yang menghambat langkah-langkah berikutnya adalah a keharusan menetapkan terlebih dulu Perda Irigasi sebelum penetapan Perda
‘edefi isi Tugas da pe e tuka Ko isi Irigasi, da perlu ya a tua
teknis dan finansial untuk memfasilitasi proses tersebut. Banyak daerah belum menetapkan produk-produk hukum tadi, tetapi sudah menyusun draft-nya.
Halaman | 21
2.5.7. Pembentukan dan Aktivasi KPCMO dan KPIU PISP di Kabupaten Baru Toraja Utara
Di kabupaten baru Toraja Utara hasil pemekaran kabupaten Tana Toraja, dimana sejumlah DI eksisting PISP berada, masih perlu dilakukan konsolidasi langkah-
langkah dasar untuk memenuhi persyaratan ikut serta dan partisipasi dalam program PISP. Terutama sekali membentuk dan mengaktifkan lembaga-lembaga
koordinasi dan pengelolaan PISP, misalnya KPCMO Kabupaten Project Coordination and Monitoring Office dan PIUs Project Implementation Units di
lingkungan Bappeda, Dinas Pertanian dan Dinas SDA.
2.5.8. Perekrutan, Mobilisasi, Pelatihan dan Koordinasi TPMKTPM di 15 Kabupaten PISP dimana proses
perekrutan ini direncanakan berlangsung pada tahun 2011
Di tahun 2011, terdapat 15 kabupaten PISP di 6 provinsi yang membutuhkan mobilisasi, pelatihan dan penugasan TPMKTPM secepatnya agar dukungan
kepada P3AGP3A terkait kegiatan konstruksi dan OM menjadi optimal, dimana kegiatan ini di bawah pengelolaan dinas SDA dan dinas Pertanian. Hal lain yang
perlu mendapat perhatian oleh Bappeda adalah bagaimana mengkoordinasi kegiatan TPMKTPM sehingga penempatan mereka serta input pekerjaan mereka
sesuai dengan kebutuhan Dinas SDA dan Dinas Pertanian setempat .
2.5.9. Melanjutkan Penyusunan Profil Kelembagaan Daerah- Daerah Peserta PISP Provinsi, Kabupaten