Halaman | 111
2. Adanya pengembangan konsep panduan pelatihan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan PSETK;
3. Adanya konsep pengembangan instrument atau format PSETK sesuai dengan pembelanjaran pengalaman pelaksanaan kegiatan lapangan di daerah;
4. Adanya konsep mekanisme kegiatan pelatihan yang tersistematis dalam meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah daerah dan masyarakat
petani pemakai air P3AGP3AIP3A untuk dapat melaksanakan kegiatan PSETK di daerah secara lebih baik;
5. Adanya mekanisme koordinasi dan perencanaan progam yang lebih terpadu diantara pelaku kegiatan PSETK di daerah;
6. Adanya manajemen informasi yang memuat data terkait dengan pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan PSETK di daerah;
7. Terwujudnya mekanisme tindak lanjut hasil PSETK di daerah secara lebih efektif dan praktis.
8. Adanya mekanisme penyusunan progam kerjasama berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PSETK; dan
9. Tercapainya kinerja pelaksanaan kegiatan pelatihan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan, kegiatan PSETK di daerah secara lebih transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk epentingan pembangunan daerah.
6.5. Sumber Pendanaan
Kegiatan Pendanaan Program Bantuan Teknis Pengembangaan Dan Tindak Lanjut Profile Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan PSETK bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara APBN pada unit kerja Subdit Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian Sumber Daya Buatan P3SDB pada Direktorat
Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Ditjen Bina Bangda Kementrian Dalam Negri untuk Tahun Anggaran 2010, sebesar Rp. 1.595.220.000,- Satu
milyar lima ratus sembilan puluh lima juta dua ratus dua puluh ribu rupiah, berdasarkan nomor kontrak No. 2818SD.IIIFPRLH2010, Tanggal 10 Juni 2010.
Halaman | 112
Lokasi kegiatan Program Bantuan Teknis Pengembangaan Dan Tindak Lanjut Profile Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan PSETK adalah di 4 empat provinsi
dan 2 dua sampel kabupaten di tiap provinsi, Provinsi jawa barat dengan kabupatenya Karawang dan Kuningan, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan
kabupatenya Lombok Barat dan Lombok Tengah, Provinsi Sumatra Utara dengan Kabupatenya Deli Serdang dan Simalungun, dan Provinsi Sulawesi Selatan
dengan Kabupatenya Maros dan Singkep.
6.6. Masalah Dan Hambatan
Permasalahan yang paling utama dihadapi dalam pengembangan dan pengolaan sistem irigasi PPSIP saat ini setelah berjalan lama dengan berbagai program
yang dilaksanakan adalah masalah kelembagaan dan pembiayaan. Percepatan kerusakan jaringan irigasi, rendahnya partisipasi masyarakat PPSIP salah satunya
adalah tergantung dari kedua masalah tersebut Beberapa permasalahan yang dapat Tim Bantek menarik kesimpulan sementara yang telah ditemukan
dilapangan antara lain: 1. Adanya pergantian pejabat pemangku kegiatan di instansi tersebut.
2. Adanya perpindahan kantor sehingga banyak administrsi dalam pengarsipan harus dicari dan ditempatkan penyimpananya.
3. PSETK yang dilaksanakan belum diaplikasikan secara mendetail oleh pejabat yang mendapat pelatihan TOT kepada para P3A dan GP3A di Deli
Serdang. 4. Laporan yang masuk kepada Bappeda tidak kontinyu
5. Adanya egosentris di masing – masing instansi pelaksanaan WISMP APLI Di Provinsi Sumut
Dari hasil analisis pelatihan PSETK di daerah dapat di simpulkan bahwa proses kegiatan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan, mengingat ada waktu
awal berjalan WISMP berjalan 2006 – 2008 belum ada buku panduan secara
Halaman | 113
teknis tentang pelatihan dan penyusunan PSETK, sehingga daerah dalam implementasi kegiatan masih memakai panduan atau pengalaman pelaksanaan
kegiatan dari program sebelumnya seperti IWIRIP, NSIASP, maupun PKPI. Pada pelatihan yang telah dilaksanakan di Sumut belum kelihatan secara detail
tentang pengisian PSETK dan kajianya karena dalam hal ini pelaksanaan pelatihan mengalami kesulitan diantaranya:
1. Waktu yang dilaksanakan pelatihan dilaksanakan pada bulan Desember 2009 dimana, pendamping TMP dalam hal ini masa kerja kontraknya
berakhir. 2. Sumber Daya Manusia P3A masih rendah sehingga dalam pengisian
formulir mengalami kesulitan dan TMP masa kerjanya sudah berakhir jadi pendampinganpun berakhir pula.
3. Anggaran yang sangat relativ kecil, sehingga Pelatihan PSETK tidak maksimal diserap oleh para P3A, praktek lapangan juga belum
dilaksanakan.
Banyak hal penyebab tidak terisinya data – data yang di minta oleh kerangka
acuan dalam penyusunan laporan PSETK suatu daerah irigasi. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan dana dalam menggali data yang diminta,
sehingga data hanya bisa diambil atau disajikan data – data yang mudah saja.
Penyebab kedua adalah keterbatasan sumber daya manusia Petani untuk mengisi instrument
– instrument yang cukup berat dari instrument PSETK, dan yang ketiga adalah terlalu beratnya atau lengkapnya data yang di minta sehingga
para petani tidak mampu mengisinya.
Halaman | 114
6.7. Kesimpulan dan Rekomendasi 6.7.1. Kesimpulan