Halaman | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Disahkannya undang-undang RI No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air yang menggantikan Undang-undang No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan menandai
secara formal pergeseran paradigma tata pengelolaan governance sumber daya air yang berlaku di Indonesia, yang rintisannya telah dimulai sejak awal dekade
90-an. Undang-undang ini merupakan bentuk pengakuan eksplisit bahwa, pertama, air bukan hanya barang sosial melainkan juga barang ekonomi yang
untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan, sehingga pemanfatannya harus mengikuti asas efisiensi dan keadilan. Kedua, karena sifatnya sebagai
common pool resource maka di dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan penerapan asas desentralisasi, partisipasi dan keterpaduan.
Selaras dengan pelaksanaan otonomi daerah UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka pelaksanaan kebijakan sumber daya air SDA tidak
hanya sekedar implementasi seperangkat teknologi artefak, melainkan juga harus melaksanakan amanat peningkatan kapasitas kelembagaan SDA,
khususnya di daerah. Hal tersebut sebagaimana tercantum pada Pasal 2 ayat 4 ya g
er u yi Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah dan dengan pemerintah daerah lai ya da pasal ayat 5 ya g er u yi Hu u ga se agai a a
dimaksud pada ayat 4 meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam
da su er daya lai ya .
Landasan tersebut lebih diperjelas dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, yaitu urusan pemerintahan yang
Halaman | 2
dibagi bersama antar tingkatan atau susunan pemerintahan yang meliputi 31 bidang urusan pemerintahan, diantaranya penataan ruang, lingkungan hidup,
pemberdayaan masyarakat dan desa, pertanian dan ketahanan pangan. Salah satu program yang mengimplementasikan kebijakan tersebut antara lain bidang
keirigasian dan konservasi lahan dalam rangka pengentasan kemiskinan. Program tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan pendapatan petani,
mensejahterakan masyarakat, meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola program pemerintah, menciptakan masyarakat yang mandiri dan otonom.
Program-program yang mengimplementasikan pemberdayaan dan penguatan kelembagaan di bidang keirigasian, konservasi sumber daya air dan lahan dalam
rangka pengentasan kemiskinan, baik yang bersumber dari PHLN maupun APBN antar lain program Water Resources and Irrigation Sector Management Program
WISMP yang dilaksanakan di 13 Provinsi dan 99 Kabupaten, Nusa Tenggara Barat - Water Resources Management Program NTB-WRMP dan Participatory
Irrigation Sector Project PISP, Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan PSETK, dan Penanganan Lahan Kritis.
Mengingat fasilitas teknis terkait dengan kelembagaan sumber daya air dan irigasi perlu diperkuat juga dengan penguatan kapasitas kelembagaan pada
aspek pemberdayaan, perencanaan, koordinasi, dan sinkronisasi program pembangunan daerah, maka Ditjen Bina Bangda sesuai dengan kewenangannya
telah mengembangkan suatu program Pembinaan dan Perkuatan Kelembagaan Sumber Daya Air PPKSDA baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Nasional APBN maupun Pinjaman Hibah Luar Negeri PHLN.
Pencapaian tujuan dan keberlanjutan program PPKSDA dalam membangun basis data yang baik perlu didukung melalui fasilitas sekretariat yang dapat
mengkoordinir dan mengkonsolidasikan program, serta menginventarisir
Halaman | 3
berbagai kebutuhan peningkatan percepatan program pengembangan dan pengelolaan sumber daya air dan irigasi, sehingga diperoleh berbagai gambaran
kemajuan pelaksanaan program mulai dari pusat hingga daerah. Basis data yang terkait dengan program PPKSDA akan memberikan manfaat kepada para pihak
yang berkepentingan stakeholders sebagai bahan masukan dalam rangka perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan di bidang sumber daya air dan
irigasi, serta perencanaan program yang akan datang.
Melalui implementasi program PPKSDA yang sudah berlangsung selama ini dalam kerangka program pengelolaan sumber daya air dan irigasi dalam tataran
pelaksanaan perlu terus didukung dan difasilitasi sehingga diharapkan implementasi program dapat sesuai capaian program PPKSDA dan tidak keluar
dari sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian perencanaan program dan realisasi program dapat tepat dilaksanakan, serta anggaran dapat digunakan
secara efektif dan efisien. Pada tataran implementasi program PPKSDA pun diperlukan
suatu kesekretrariatan
yang dapat
mengkoordinir dan
mengkonsolidasikan program, serta menginventarisir berbagai kebutuhan peningkatan percepatan program pengembangan dan pengelolaan sumber daya
air dan irigasi sehingga diperoleh berbagai gambaran kemajuan pelaksanaan program mulai dari Pusat hingga Daerah.
Selain daripada
itu, sekretariat
pengelola program
PPKSDA dapat
mendeterminasi pencapaian target program dan proses pelaksanaan program kegiatan apakah telah berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau
belum. Konteksnya adalah sebagai evaluasi program dan media umpan balik untuk mendapatkan berbagai informasi penunjang yang diharapkan dapat
mendorong ke arah perbaikan pelaksanaan program PPKSDA untuk tahun-tahun berikutnya.
Halaman | 4
Berkaitan dengan pemantauan kegiatan yang menjadi bagian tugas manajemen pengelola program di tingkat Pusat, maka kegiatan monitoring dan pengawasan
pengelolaan sumber daya air dan irigasi di provinsi dan kabupaten dilaksanakan oleh Tim Pusat. Kegiatan tersebut selain merupakan upaya untuk mendapatkan
gambaran kemajuan pencapaian tujuannya juga dapat dijadikan sebagai media konsultasi, advising, asistensi dan koordinasi berkaitan dengan permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan koordinasi, monitoring dan evaluasi program PPKSDA di lapangan, guna mencari berbagai alternatif solusi
pemecahan masalah sebagai bahan peningkatan keinerja sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut dan dalam rangka memperoleh berbagai gambaran program PPKSDA maka dipandang perlu untuk dilakukan kegiatan koordinasi,
konsolidasi, dan sinkronisai program PPKSDA melalui
Bantuan Teknis Sekretariat Pembinaan Perkuatan Kelembagaan Sumber Daya Air Tahun
Anggaran
sebagai lanjutan dari kegiatan yang sama pada Tahun Anggaran sebelumnya Tahun Anggaran 2009 2010.
1.2 Tujuan, Sasaran, dan Keluaran