Halaman | 47
maupun kabupaten kota sebagai input pencapaian tujuan NTB –
WRMP. 5 Tersusunnya berbagai pedoman pelaksanaan kegiatan program
penguatan peningkatan kemampuan kelembagaan pengelola irigasi. 6 Tersusunnya rencana program kegiatan tahunan Annual Work Program
AWPR tahun 2009.
4.3. Sasaran Program NTB – WRMP
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan program NTB – WRMP
adalah sebagai berikut: 1
Koordinasi dan sinkronisasi diantara kelembagaan pengelola irigasi melalui pemahaman yang optimal terhadap program reformasi kebijakan
pengelolaan irigasi pada tahap awal program NTB – WRMP.
2 Pengembangan kelembagaan yang memiliki kemampuan dalam
pengelolaan sumber daya air dan irigasi yang berkelanjutan.
4.4. Pendanaan dan Realisasi Program NTB – WRMP
4.4.1. Tahun Anggaran 2009
a. Pendanaan
Berdasarkan DIPA TA 2009, total pembiayaan untuk program NTB – WRMP
komponen B Ditjen Bina Bangda dan Bappeda Provinsi dan Kabupaten adalah
sebesar Rp 11.437.918.000,-
b. Realisasi Fisik dan Keuangan
Berdasarkan SPM SP2D yang telah diterima oleh NPIU Ditjen Bina Bangda per bulan Desember 2009, maka realisasi keuangan adalah sebagai berikut:
Pusat :
Rp. 7.438.718.202,- atau 94
Halaman | 48
Provinsi NTB : Rp 439.858.427,- atau 88
Kabupaten Lombok Barat : Rp. 258.680.000,- atau 74
Kabupaten Lombok Tengah : Rp. 286.794.000,- atau 82
Kabupaten Lombok Timur : Rp. 326.430.476,- atau 93
Kabupaten Sumbawa : Rp. 546.964.400,- atau 50
Kabupaten Dompu : Rp. 292.517.500,- atau 98
Kabupaten Bima : Rp 299.717.000,- atau 100
Kabupaten Sumbawa Barat : Rp. 338.3773500,- Atau 100
Sehingga secara keseluruhan penyerapan keuangan per Bulan Desember 2009
adalah Rp. 10.228.057.505,- atau 89
Sedang realisasi fisik adalah sebagai berikut:
Pusat : 94
Provinsi NTB : 88
Kabupaten Lombok Barat : 74
Kabupaten Lombok Tengah :
82
Kabupaten Lombok Timur : 93
Kabupaten Sumbawa :
50
Kabupaten Sumbawa Barat : 100
Kabupaten Dompu :
98
Kabupaten Bima : 100
4.4.2. Tahun 2010 a. Pendanaan
Berdasarkan DIPA TA 2010, total pembiayaan untuk program NTB – WRMP
komponen B Ditjen Bina Bangda dan Bappeda Provinsi serta Kabupaten
adalah sebesar Rp 13.848.424.000,- b. Realisasi Fisik dan Keuangan
Halaman | 49
Berdasarkan SPM SP2D yang telah diterima oleh NPIU Ditjen Bina Bangda per bulan Desember 2010, maka realisasi keuangan adalah sebagai berikut :
Pusat :
Rp. 1.173.139.019,- atau 11
Provinsi NTB : Rp 100.000.000,- atau 20
Kabupaten Lombok Barat : Rp. 34.000.000,- atau 14.53
Kabupaten Lombok Tengah : Rp. 37.000.000,- atau 15.82
Kabupaten Lombok Timur : Rp. 52.000.000,- atau 22.22
Kabupaten Sumbawa : Rp. 25.000.000,- atau 1.77
Kabupaten Dompu : Rp. 141.300.000,- atau 47.41
Kabupaten Bima : Rp. 64.000.000,- atau 27.35
Kabupaten Sumbawa Barat : Rp. 52.000.000,- Atau 22.22
Sehingga secara keseluruhan penyerapan keuangan per Bulan Desember 2009
adalah Rp. 1.678.439.019,- atau 12.12
Sedang realisasi fisik adalah sebagai berikut:
Pusat : 11
Provinsi NTB : 20
Kabupaten Lombok Barat : 14.53
Kabupaten Lombok Tengah :
15.82
Kabupaten Lombok Timur : 22.22
Kabupaten Sumbawa :
1.77
Kabupaten Sumbawa Barat : 22.22
Kabupaten Dompu :
47.41
Kabupaten Bima : 27.35
4.5. Manfaat dan Dampak kegiatan 4.5.1 Tahun 2009
a. Pembentukan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air GP3A
Halaman | 50
Dari 208 GP3A terbentuk, 192 GP3A telah berbadan hukum dan 17 GP3A sedang dalam proses legalisasi. Pendampingan oleh TPM dengan
P3AGP3A di Kabupaten Bima telah menjalin kerjasama konstruksi dengan program PNPM - PISEW Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dengan menanda tangani SP3 antara GP3A dengan PPK PNPM PISEW sebanyak 16 P3AGP3A.
P3AGP3A di Kab. Bima juga mulai menarik iuran IPI untuk pengelolaan Irigasi sebesar ± 1,2 ton pada musim tanam pertama. TPMKTPM
melaksanakan sosialisasi
pembentukan LEPLI
dan direncanakan
Pembentukan LEPLI sebanyak 7 buah pada 7 Kecamatan Wilayah Kerja TPMKTPM yaitu Daerah irigasi pada Kecamatan : Mada Pangga, Bolo,
Woha, Monta Palibelo, Belo, dan Sape LEPLI Damai Sepakat telah dibentuk merupakan gabungan GP3A Damai dan
Gapoktan Sepakat yang berlokasi di DI Pela Cempaka, Kec.Monta Kab. Bima
Selama 4 tahun perjalanan program NTB-WRMP telah menunjukan prestasi ukup aik yaitu de ga erhasil ya GP A Ke
a g ‘e ga di Daerah Irigasi Renga, Kecamatan Wanasaba Aikmel Kabupaten Lombok Timur
meraih Juara harapan pada lomba GP3A Tingkat Nasional Tahun 2009. Sedangkan P3A Moge Rukun , Daerah Irigasi Moge Rukun Kab. Lombok
Barat berhasil meraih Juara II Lomba P3A Tingkat Nasional Tahun 2009.
Adapun kemajuan kinerja GP3A Program NTB-WRMP yang telah dicapai dari tahun 2006
– 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Kemajuan Kinerja GP3A Program NTB - WRMP periode Tahun 2006
– 2009
Halaman | 51
No. Kabupaten
Daerah Irigasi
P3AGP3AIP3A Hasil
Pendampingan
1. Dompu
Laju P3ADoro Bonto
Juara I Lomba P3A Provinsi NTB Tahun
2007 2.
Sumbawa Moyo Hilir
GP3A Orong Rea Juara I GP3A
Tingkat Provinsi NTB Tahun 2006
3. Lombok
Tengah Jurang Sate,
Kecamatan Pringgarata
GP3A Jurang Sate Hulu
Juara III Nasional Lomba GP3A
Tingkat Nasional Tahun 2008
4. Lombok Timur Renga
Kembang Renga Juara Harapan
Lomba GP3A Tingkat Nasional
Tahun 2009.
5. Lombok Barat
Gegutu P3A Moge Rukun Juara II Lomba P3A
Tingkat Nasional 2009
Dari hasil monitoring Kabupaten Bima, Dompu dan Kabupaten Sumbawa pada tanggal 13
– 18 Desember 2009 dilokasi program Konstruksi partisipatif, bahwa masyarakat petani pemakai air yang telah tergabung
dalam organisasi
GP3A sepenuhnya
telah dilibatkan
dalam tahapanproses yaitu dimulai dari kegiatan penelusuran jaringan irigasi
dalam rangka pelaksanaan penyusunan PSETK dan pelaksanaan konstruksi partisipatif.
Petani yang telah terorganisir dalam wadah P3AGP3A umumnya sangat antusias dalam pelaksanaan konstruksi paritisipatif terlihat dari kwalitas
campuran spesi. Rata-rata spesi yang mereka kerjakan 1 : 4 pada DI. Roi Roka dan DI. Pela Cempaka di Kabupaten Bima, DI. Seneo dan DI. Nae di
Kabupaten Dompu, dan DI. Pungka dan Embung Serading di Kabupaten Sumbawa. Disamping kwalitas campuran yang sesuai dengan ketentuan
yang ada juga bahan material berupa batu, pasir dan PC mempunyai kwalitas yang memadai seperti: batu berasal dari batu gunung, pasir
Halaman | 52
berasal dari sungai yang tidak terkontaminasi lumpur dan PC dari semen Tiga Roda.
GP3A memberikan kontribusi berupa pengembangan jaringan irigasi dengan jumlah tidak sedikit. Kontribusi yang mereka berikan antara satu
Daerah Irigasi dengan Daerah Irigasi lainnya cukup bervariasi baik bentuk maupun jumlah kontribusi yang mereka berikan seperti: memperpanjang
saluran primer, saluran skunder, penggalian sedimen, maupun berupa upah dan atau secara swadaya khususnya untuk tukang maupun upah
tenaga kerja biasa peladen. Contohnya konstribusi yang telah dilakukan di DI. Pungka GP3A Ai Awak di kabupaten Sumbawa sebanyak 20 M
3
diperoleh dari keuntungan biaya pengangkutan batu pasir yang umumnya diangkut menggunakan truk biayanya Rp 400.000truk, sementara biaya
pengangkutan yang dilakukan anggota GP3A sebesar 250.000truk, sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp. 150.000truk. Disamping itu
biaya tambahan lainnya diperoleh dari upah tukanghari berdasarkan ketentuan yang ada sebesar Rp. 60.000oranghari dibayar sebesar Rp.
50.000hari, sehingga berdasarkan ketentuan tersebut biaya yang berhasil dihemat sebesar 10.000oranghari. Disamping itu, sumber dana
lainnya diperoleh dari iuran Anggota GP3A sebesar 20.000hatahun, sehingga total dana yang terkumpul sebesar Rp. 1.050.000,-
Selain monitoring terhadap kwalitas fisik jaringan irigasi yang telah direhabdibangun yang terdiri dari kwalitas spesi, dilakukan juga
terhadap pengembangan sebagai kontribusi yang telah diberikan GP3A. Sebagai wujud nyata partisipasi GP3A juga tidak kalah pentingnya yaitu
berupa partisipasi GP3A dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharan O P jaringan irigasi yang telah direhabilitasidikonstruksi. Salah satu
wujud nyata partisipasi GP3A yang perlu mendapat apresiasi yaitu apabila
Halaman | 53
GP3A mampu menggali dan mengelola iuran Pengelolaan Irigasi IPI sesuai dengan target program NTB - WRMP. Disamping itu prestasi lainya
yang perlu mendapat apresiasi bilamana wanita terlibat langsung sebagai pengurus GP3A maupun ikut dalam prosestahapan Disain partisipatif,
konstruksi partisipatif dan O P partisipatif.
Peranan wanita dalam pelaksanaan desain, konstruksi maupun O P partisipatif berdasarkan hasil monitoring Tim AHT konsultan yang telah
berlangsung dipulau Sumbawa belum menunjukan prestasi yang signifikan. Keterlibatanperan serta aktif wanita dalam pelaksanaan
konstruksi di pulau Sumbawa Bima, Dompu, Sumbawa masih sangat kurang karena masyarakat masih menganggap tabu bilamana wanita ikut
terlibat dalam pelaksanaan konstruksi jaringan irigasi yang umumnya dikerjakan oleh kaum pria. Wanita hanya berperan sebatas menyiapkan
dan mengantar makanan untuk pekerja. Pelaksanaan monitoring konstruksi partisipatif di 6 Daerah Irigasi se-pulau Sumbawa yang terdiri
dari : Kabupaten Bima 2 DI yaitu DI. Roi Roka di Kecamatan Belo dan DI. Pela Cempaka di Kecamatan Monta. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan monitoring evaluasi konstruksi partisipatif di Kabupaten Dompu yang meliputi 2 DI yaitu: DI. Nae Kempo di Kecamatan Kempo dan
Embung Saneo di Kecamatan Woja. Selanjutnya pelaksanaan monitoring konstruksi partisipatif diwilayah DI. Pungka di Kecamatan Untir Iwis dan
Embung Serading di Kecamatan Lape.
Monitoring di P. Sumbawa oleh Tim AHT Konsultan yang terdiri dari Project Liasion Coordinator PLC bidang Pertanian, Community
Development Specialist, Agriculture suport Service Specialist, Ass. Agricultural Subprof. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang telah
dilakukan tidak hanya memonitor pelaksanaan konstruksi semata, namun
Halaman | 54
juga melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program NTB-WRMP secara menyeluruh baik tentang pelaksanaan
pelatihan penyusunan PSETK, pelaksanaan program Dem area SRI, peran fungsi TPM dalam pelaksaanaan pendampingan, peran Komir,
redefinisi Tugas KPI dan berbagai kegiatan lainnya.
Sampai pertengahan bulan Desember 2009 progres fisik dari ke - 6 lokasi DI yang telah dicapai rata-rata 95 dan diharapkan pada akhir bulan
Desember 2009 target fisik mencapai 100 . Adapun nama DI, lokasi, prosentase progres fisik, volume, dan kontribusi GP3A dalam
pelaksanaan konstruksi partisipatif dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Data Hasil Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Konstruksi Partisipatif Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa Program NTB-WRMP
Tahun 2009, status Desember 2009.
No Nama DI
Lokasi Luas
Areal Nama GP3A
Volume Kontribusi
Progres fisik
Desa Kecamat
an Ha
I. Kabupaten Bima
1. DI. Roi Roka
Roka Belo
803 Ilurasi
373 M
3
Mengangkat sedimen
sepanjang 373 M3
90 2.
DI. Pela Cempaka Sie
Monta 280
Damai 560 M
3
662 M
3
100 II.
Kabupaten Dompu 1.
DI. Nae Nae
Kempo 315
Sama Ncaha 398 M
3
72 M
3
90 2.
Embung Seneo Saneo
Woja 300
Laboga 201 M
3
18 M
3
90
III.
Kabupaten Sumbawa
1. DI. Pungka
Pungka Untir Iwis
185 Aik Awak
22 M3 Tenaga kerja
sebanyak 8 or, 10 hr, Rp
30.000 = Rp 2.400.000,-
100 2.
Embung Serading
Lab. Kuris
Lape 189
Balong Niat 55M
3
20 M
3
100
Halaman | 55
Disamping keberhasilan yang telah juga ditemukan kendala permasalahan. permasalahan yang mendasar yang dijumpai berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi dijumpai beberapa permasalahan yaitu: 1.
Dijumpai sebagian besar GP3A belum memahami dan belum mampu menggali potensi yang dimiliki di wilayah kerjanya masing-masing
untuk menambah kas GP3A melalui usaha ekonomi produktif, untuk itu kedepan diperlukan adanya pelatihan-pelatihan bagi para pengurus
GP3A dengan materi pelatihan yang lebih aplikatif bukan teori semata. Atau bila memungkinkan diperlukan adanya program studi banding
kedaerah-daerah yang telah melaksanakan kegiatan usaha ekonomi produktif.
2 Kendala yang dihadapi petani umumnya dibidang pemasaran hasil
pertanian, untuk itu diperlukan adanya fasilitasi dari pihak Dinas Pertanian untuk melakukan terobosan
– terobosan khususnya terkait dengan pemasaran hasil-hasil pertanian melalui program aplikatif
bukan pelatihan teoritis semata.
b. Tenaga Pendamping Masyarakat TPM, Peraturan Daerah, PSETK, dan Redefinisi Tugas KPI