Tenaga Pendamping Masyarakat TPM, Peraturan Daerah, PSETK, dan Redefinisi Tugas KPI

Halaman | 55 Disamping keberhasilan yang telah juga ditemukan kendala permasalahan. permasalahan yang mendasar yang dijumpai berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dijumpai beberapa permasalahan yaitu: 1. Dijumpai sebagian besar GP3A belum memahami dan belum mampu menggali potensi yang dimiliki di wilayah kerjanya masing-masing untuk menambah kas GP3A melalui usaha ekonomi produktif, untuk itu kedepan diperlukan adanya pelatihan-pelatihan bagi para pengurus GP3A dengan materi pelatihan yang lebih aplikatif bukan teori semata. Atau bila memungkinkan diperlukan adanya program studi banding kedaerah-daerah yang telah melaksanakan kegiatan usaha ekonomi produktif. 2 Kendala yang dihadapi petani umumnya dibidang pemasaran hasil pertanian, untuk itu diperlukan adanya fasilitasi dari pihak Dinas Pertanian untuk melakukan terobosan – terobosan khususnya terkait dengan pemasaran hasil-hasil pertanian melalui program aplikatif bukan pelatihan teoritis semata.

b. Tenaga Pendamping Masyarakat TPM, Peraturan Daerah, PSETK, dan Redefinisi Tugas KPI

Pengadaan rekrutmen kembali Tenaga Pendamping Masyarakat TPM kewenangan provinsi tahun 2009 saat ini telah dilakukan oleh Bappeda Provinsi NTB dengan total TPM provinsi = 21 orang. Sedangkan TPM KTPM kabupaten ditempatkan di 7 tujuh kabupaten sebanyak 81 orang. Beberapa penggantian personil TPM dikarenakan dari evaluasi kinerja TPM oleh Bappeda Prov. NTB menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Salah satu tugas konsultan adalah membantu PPIU dan KPIU didalam mengimplementasikan Panduan Pendampingan oleh Tenaga Pendamping Masyarakat TPM dan Kelompok Pendamping Lapangan KPL mengacu Halaman | 56 kepada Panduan Pendampingan oleh TPM untuk Pemberdayaan Organisasi P3AGP3AIP3A yang diterbitkan oleh Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri tahun 2007. Sebagai tahapan awal kegiatan pendampingan yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program PPSIP NTB – WRMP yaitu: Pengadaan TPMKTPM yang kemudian dilanjutkan dengan dengan kegiatan Pelatihan bagi TPMKTPM dan Pelaksanaan kegiatan pendampingan. Komposisi penempatan TPM Provinsi didasarkan kepada DI. Kesepakatan provinsi NTB tahun 2009-2010 yang telah ditandatangani DinasInstansi terkait antara lain : Dinas PU Provinsi NTB, Bappeda Provinsi NTB dan Dinas Pertanian Provinsi NTB. Daerah irigasi kesepakatan berjumlah 21 Dua Puluh Satu DI. tersebar di 7 tujuh Kabupaten dengan Komposisi sebagai berikut: Tabel 4.3. Daftar DI. dan Rencana jumlah penempatan TPM pada DI. Kesepakatan Kewenangan Provinsi areal 1000-3000 ha Provinsi NTB tahun 2009 No KabupatenNama DI Kecamatan Jumlah Penempatan TPM 1 2 Lombok Barat Bagik Kembar Santong Gangga Gangga 2 3 4 5 6 7 Lombok Tengah Bisok Bokah Gede Bongoh Katon Parung Mujur I Batu Ngampah Kopang Batukliang Utara Praya Timur Janapria Praya Timur 5 8 9 10 Lombok Timur Pelapak Sambelia Belanting Sakra Barat Sambelia Sambelia 3 11 Sumbawa Barat Kalimantong I Taliwang 2 Halaman | 57 No KabupatenNama DI Kecamatan Jumlah Penempatan TPM 12 Kalimantong II Taliwang 13 14 15 16 Sumbawa Beringin Sila MerongeTiu kulit Kakiang Buer Komplek Utan Rhee Plampang Moyo Hilir Alas 4 17 18 19 Dompu Baka DahaI, II Laju Woja Hu u Dompu 3 20 21 Bima Ncanga Kai Sumi Bolo Sape 2 Total 18 21 Sedangkan dimasing-masing Kabupaten melalui Bappeda Kabupaten selaku KPMUKPIU tahun 2009 telah pula direkrut sebanyak 81 TPM KTPM tersebar di 7 tujuh Kabupaten. Kabupaten yang terbanyak menempatkan TPM KTPM yaitu Kabupaten Sumbawa, sedangkan Kabupaten yang terkecil dalam penempatan TPM yaitu Kabupaten Lombok Barat. Tabel. 4.4. Data TPM KTPM per - Kabupaten berdasarkan DI kewenangan Provinsi 1000 - 3000 ha dan Kabupaten 1000 ha NTB - WRMP Tahun 2009. No. ProvinsiKabupaten Jumlah TPMKTPM Orang Jumlah org DI. Kewenangan Provinsi 1000-3000 ha DI.Kewenangan Kabupaten 1000 ha 1. Lombok Barat 2 5 7 2. Lombok Tengah 5 12 17 3. Lombok Timur 3 11 14 4. Sumbawa 4 18 22 5. Sumbawa Barat 2 12 14 6. Dompu 3 14 17 7. Bima 2 9 11 Halaman | 58 Total 21 81 102

c. Perda dan PSETK