167 yang mampu berinteraksi dengan tenaga kerja, membina jaringan kerja, dan
mampu menjalin hubungan sosial di masyarakat. 4. Dari segi ekonomi umumnya kondisi dari usaha kecil adalah: sebagian besar
memproduksi produk makanan sehingga elastisitas permintaan yang rendah tidak begitu berpengaruh pada permintaan produk yang dihasilkan, modal
usaha yang relatif terbatas membuat usaha kecil memiliki produksi yang ketat efisien sehingga cukup fleksibel berpindah jenis produk yang lebih
menguntungkan. Usaha kecil mampu memperkuat perekonomian dengan menyerap banyak tenaga kerja dan bahan baku lokal.
6.2. KERAGAAN MODEL KETERKAITAN KREDIT DAN EKONOMI
WILAYAH
Hasil pendugaan parameter model keterkaitan kredit dan ekonomi wilayah ini menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
dari persamaan-persamaan yang ada dalam model ini cukup beragam. Dari 11 persamaan struktural perilaku yang
ada, terdapat 4 persamaan dengan nilai koefisien determinasi R
2
di atas 0.50 dan 7 persamaan lainnya memiliki nilai koefisien determinasi R
2
kurang dari 0.50. Namun sebagian besar variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan-
persamaan pada model ini memiliki pengaruh yang nyata, serta menunjukkan tanda yang diharapkan sesuai dengan apriori ekonomi sesuai harapan yang
didasarkan pada hipotesis, konsep teori, fenomena, dan pengalaman empiris. Beberapa variabel penjelas tandanya tidak sesuai dengan apriori ekonomi.
Untuk melihat pengaruh secara bersama-sama dari variabel penjelas terhadap variabel endogen dari 11 persamaan struktural perilaku, digunakan
pengujian dengan uji F Prob F pada taraf nyata α 10 persen. Hasil
168 pendugaan model dengan menggunakan uji F Prob F pada taraf nyata
α 10 persen, menunjukkan bahwa nilai uji F sebagian besar cukup tinggi dan
seluruhnya signifikan pada taraf nyata α 10 persen. Sedangkan untuk menguji
signifikansi pengaruh variabel penjelas secara parsial terhadap variabel endogen, dilakukan uji t Prob
│t│ pada taraf nyata α 10 persen.
6.2.1. Blok Kredit dari Lembaga Keuangan Mikro
6.2.1.1. Kredit dari Bank Perkreditan Rakyat BPR
Hasil pendugaan parameter persamaan Kredit Modal Kerja dari BPR KMB dan persamaan Kredit Investasi dan Konsumsi dari BPR KIKB,
menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0.3253 dan sebesar 0.2118. Ini menunjukkan masing-masing 32.53 persen variasi dan 21.18 persen variasi
dari variabel endogen KMB dan KIKB dijelaskan oleh masing-masing variabel penjelas di dalam persamaan Kredit Modal Kerja dari BPR KMB dan persamaan
Kredit Investasi dan Konsumsi dari BPR KIKB, dan signifikan pada taraf nyata α 10 persen yang ditunjukkan nilai Prob F sebesar 0.0001.
Hasil pendugaan parameter secara parsial menunjukkan bahwa Kredit Modal Kerja dari BPR KMB serta Kredit Investasi dan Konsumsi dari BPR
KIKB dipengaruhi secara nyata oleh Jumlah Kantor BPR JBPR, hubungan ini cukup elastis yang ditunjukkan dengan koefisien elastisitas sebesar 1.2748 dan
sebesar 0.8341. Hal ini menunjukkan bahwa apabila JBPR bertambah sebesar 10 persen, maka KMB dan KIKB akan mengalami kenaikan sebesar 12.748 persen
dan 8.341 persen.
169 Tabel 24. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kredit dari BPR
No Variabel Parameter Dugaan
Prob │t│
Elastisitas 1. Kredit Modal Kerja dari BPR KMB
1 Intersep
1 110 252 0.9571 2
Suku Bunga Modal Kerja SBBM -337 994 0.4230
-0.3230 3
Jumlah Simpanan Giro JG 0.01306 0.7431
0.0233 4
Jumlah Kantor BPR JBPR 3 123 809 0.0001
1.2748 R
2
= 0.3253 F Hitung = 27.32 Prob F = 0.0001 2. Kredit Investasi dan Konsumsi dari BPR KIKB
1 Intersep
14 892 866 0.1565 2
Suku Bunga Investasi SBBI -359 913 0.0304
-0.5049 3
Jumlah Simpanan Giro JG 0.0708 0.0400
0.1841 4
Jumlah Kantor BPR JBPR 1 403 134 0.0001
0.8341 R
2
= 0.2118 F Hitung = 15.23 Prob F = 0.0001 Keterangan: = Parameter dugaan berbeda nyata pada taraf nyata
α 0.10 Untuk hasil pendugaan parameter secara parsial lainnya menunjukkan
bahwa Kredit Investasi dan Konsumsi dari BPR KIKB dipengaruhi secara nyata oleh Suku Bunga Kredit Investasi dari BPR SBBI, dan Jumlah Giro Masyarakat
di Bank Umum JG, dengan nilai koefisien elastisitas sebesar -0.5049, dan sebesar 0.1841. Hal ini menunjukkan apabila SBBI turun sebesar 10 persen, maka
KIKB akan mengalami kenaikan sebesar 5.049 persen. Sedangkan apabila JG bertambah sebesar 10 persen, maka KIKB hanya akan mengalami kenaikan
sebesar 1.841 persen, hubungan yang tidak elastis ini menunjukkan kecilnya pengaruh simpanan giro di bank umum terhadap penyaluran kredit kecil oleh bank
perkreditan rakyat
6.2.1.2. Kredit Usaha Kecil dari Bank Umum
Hasil pendugaan parameter persamaan Kredit Modal Kerja dari KUK Bank Umum KMK, menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0.5172. Ini menunjukkan 51.72 persen variasi dari variabel endogen KMK
dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas di dalam persamaan Kredit Modal Kerja