Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

22 Pengalaman dari Grameen bank memperlihatkan bahwa pinjaman bagi orang miskin dapat menciptakan wirausaha dan memberi pendapatan. Kemampuan wirausaha itu ternyata universal, hampir setiap orang punya bakat mengenali peluang disekitarnya. Realitas di perdesaan menunjukkan rumahtangga merupakan unit produksi dan wirausaha sebagai cara bagi orang untuk mencari nafkah. Dari pengamatan langsung terhadap perilaku orang yang dipinjami uang, segera diketahui bahwa meminjamkan uang kepada perempuan jauh memberikan manfaat bagi seluruh keluarga. Dengan begitu, meminjamkan kepada perempuan menciptakan efek air terjun cascading effect yang bermanfaat bagi seluruh keluarga dan akhirnya kepada seluruh komunitas Yunus dan Weber, 2008. Penambahan modal dari luar juga akan memberikan pertumbuhan yang tinggi kepada kelompok yang menerima pinjaman dengan adanya snowball effect, sehingga dalam jangka panjang mampu memberi harapan pada masyarakat berpenghasilan rendah Raynor, 2003. Ada tiga karakteristik kredit mikro ini sehingga dapat berkembang dan terus berkelanjutan hingga saat ini, yaitu: 1 ditujukan bagi rakyat miskin dalam rangka meningkatkan aktivitas usaha mikro produksi dan konsumsi, 2 fokus pada kelompok perempuan yang merupakan kontributor utama dalam keluarga, dan 3 memakai tehnik penyaluran kelompok dan pertemuan kelompok, yang potensial membangun modal sosial Anderson et al., 2002 . Lembaga Keuangan Mikro microfinance institutionals atau MFIs adalah institusi yang menyediakan jasa-jasa keuangan kepada penduduk yang berpendapatan rendah dan termasuk dalam kelompok miskin. Lembaga keuangan 23 mikro LKM ini bersifat spesifik karena mempertemukan permintaan dana penduduk miskin atas ketersediaan dana. LKM dapat dibedakan tiga jenis, yakni : 1. LKM formal bank : terdiri dari BPR, BRI Unit, dan BKD 2. LKM formal non bank : antara lain Koperasi, LDKP, Pegadaian, dan BKK 3. LKM informal non bank : antara lain BMT, Kelompok Arisan, Simpan- Pinjam, Pelepas Uang, dll, termasuk lembaga-lembaga yang didirikan atas dasar program pemerintah di departemen teknis Bintoro, 2003. Ada beberapa pengertian tentang keuangan mikro microfinance: 1. Keuangan mikro merupakan aktifitas yang mengacu pada jasa keuangan skala kecil baik kredit atau simpanan yang ditujukan untuk masyarakat petani atau nelayan atau peternak yang melakukan usaha mikro atau kecil dan yang menghasilkan suatu produk, mendaur-ulang produk, memperbaiki produk; atau berdagang; jasa-jasa; berkerja untuk mendapat upah atau komisi; menyewakan tanah, hewan beban, kendaraan, atau peralatan dan mesin; dan yang dilakukan oleh individu atau kelompok di negara-negara berkembang, baik di perdesaan maupun perkotaan Robinson, 2001. 2. Keuangan mikro didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah jasa keuangan seperti: simpanan, kredit, jasa pembayaran, transfer uang dan asuransi untuk rumahtangga miskin atau berpenghasilan rendah dan usaha mikro Asian Development Bank, 2010. 3. Keuangan mikro secara luas didefinisikan sebagai penyedia jasa keuangan bagi pengusaha mikro dan kecil, serta berfungsi sebagai alat pembangunan bagi masyarakat perdesaan yang mencakup aspek intermediasi finansial dan intermediasi sosial Ledgerwood, 1999. 24 Pengertian tentang keuangan mikro microfinance menurut definisi Robinson 2001, lebih menggambarkan perkembangan dari lembaga keuangan mikro di Indonesia, yang terdiri dari lembaga formal baik bank BRI Unit dan BPR maupun non bank Koperasi, Pegadaian, BKK dan lembaga informal BMT, Kelompok Simpan Pinjam, Kelompok Arisan, dll yang tersebar luas di wilayah perdesaan dan perkotaan di Indonesia dan melayani hampir semua sektor ekonomi, baik pertanian maupun non pertanian. Ada beberapa karakteristik dari lembaga keuangan mikro, yang sebenarnya juga menggambarkan suatu fenomena yang kompleks berdimensi ekonomi dan sosio-kultural, seperti dikatakan Arsyad 2008, yang meliputi: 1 merupakan sebuah kesatuan dari tata-kelola yang dinamis, inovatif, dan lentur adaptif yang dibuat sesuai kondisi lingkungan sosial dan ekonomi lokal, kelenturan ini dicapai karena jumlah aturan yang tidak terlalu banyak, ukurannya kecil, beroperasi di wilayah yang relatif terbatas market niche sehingga mengenal peminjam secara pribadi, 2 jenis transaksi kecil dan jangka pendek yang didasarkan pada hubungan pribadi atau pengetahuan tentang peminjam secara pribadi, dan 3 biaya transaksi yang relatif rendah karena memiliki: informasi yang cukup tentang peminjam, biaya administrasi yang relatif rendah, tingkat bunga yang fleksibel, dan tidak memiliki kewajiban pencadangan modal reserve requirement . Menurut Otero 1999 microfinance dapat menjadi strategi pembangunan yang berhasil apabila mampu menjaga: hubungan dengan nasabahnya, kepercayaan pada kelembagaannya, dan kaitan dengan sistem keuangan negaranya. Selain itu microfinance juga perlu untuk tetap menjaga keseimbangan antara aspek jangkauan pelayanan depth of outreach kepada