Karakteristik Perijinan dan Pemasaran Produk

128 Saat ini jangkau outreach dari BRI unit adalah yang paling luas diantara lembaga bank yang ada. Di Jawa Tengah pada tahun 2005 tercatat 688 kantor BRI unit atau rata-rata setiap kabupaten terdapat 23 kantor BRI unit. Dengan jumlah 545 kecamatan di seluruh Jawa Tengah, maka ada lebih 100 kecamatan memiliki 2 kantor BRI unit, angka akan memberikan keunggulan bagi BRI unit dalam menyalurkan kredit ke nasabah. Total penyaluran kredit Kupedes di Jawa Tengah tahun 2005 mencapai Rp 3.21 triliun dengan jumlah nasabah 640 255 debitor, sehingga rata-rata per nasabah meminjam sekitar Rp 5 000 000. Angka ini menunjukkan tingkat penetrasi pasar kredit yang kuat dari BRI unit di wilayah perdesaan.

5.4.4. Kredit Usaha Kecil

Penyaluran Kredit Usaha Kecil KUK di Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan oleh perbankan menunjukkan perkembangan yang pesat sejak tahun 2002 hingga tahun 2005. Sampai dengan tahun 2005 penyaluran KUK tercatat Rp 7.11 triliun, angka ini naik dari tahun 2004 yang mencapai Rp 5.99 triliun atau naik hampir 19 persen. Kredit Usaha Kecil KUK meliputi KUK yang disalurkan oleh bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat BPR, dengan plafon kredit sampai dengan sejumlah Rp 200 juta mempunyai perkembangan yang prospektif terutama jika dibandingkan dengan keadaan perekonomian setelah krisis ekonomi yang pernah terjadi pada tahun 1998 yang lalu. Hal ini juga didukung dengan terus menurunnya tingkat suku bunga kredit dari bank perkreditan rakyat, sejalan dengan membaiknya perekonomian di Jawa Tengah. 129 Tabel 10. Jumlah Penyaluran Kredit Usaha Kecil KUK Tingkat Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2002 - 2005 No Kabupaten Tahun Rp juta 2002 2003 2004 2005 1 Cilacap 277 928 342 957 374 477 379 998 2 Banyumas 255 035 306 402 239 686 432 521 3 Purbalingga 136 802 167 737 195 896 206 492 4 Banjarnegara 153 083 174 700 135 705 127 741 5 Kebumen 139 943 165 501 191 805 208 013 6 Purworejo 119 130 134 537 115 171 121 319 7 Wonosobo 88 589 116 510 132 671 149 475 8 Magelang 379 671 416 331 542 928 581 704 9 Boyolali 145 547 192 157 226 592 209 381 10 Klaten 262 212 299 550 346 927 395 182 11 Sukoharjo 117 010 55 587 156 208 178 895 12 Wonogiri 175 377 188 963 251 572 293 523 13 Karanganyar 169 105 186 232 228 501 267 376 14 Sragen 228 694 285 268 290 849 337 031 15 Grobogan 198 892 275 736 339 014 361 043 16 Blora 160 977 200 098 140 485 283 004 17 Rembang 67 169 92 697 106 856 106 793 18 Pati 121 910 129 475 188 276 187 656 19 Kudus 116 152 147 682 309 932 256 404 20 Jepara 229 420 204 448 199 475 226 663 21 Demak 100 898 139 634 52 806 183 222 22 Semarang 37 877 31 628 50 859 53 590 23 Temanggung 99 874 105 252 81 307 86 195 24 Kendal 114 503 153 481 171 994 203 511 25 Batang 122 548 126 524 158 118 187 927 26 Pekalongan 184 510 221 669 129 799 230 927 27 Pemalang 133 844 197 214 186 624 243 444 28 Tegal 133 747 225 625 358 645 286 313 29 Brebes 174 408 207 236 88 744 321 480 Jumlah 4 644 855 5 490 831 5 991 922 7 106 823 Sumber : BI Semarang, 2007 data primer diolah Perkembangan kredit untuk kegiatan usaha kecil yang terus bertumbuh di Jawa Tengah ini tidak terlepas dari dua kondisi, pertama kegiatan usaha mikro dan kecil relatif stabil dan tahan terhadap gejolak krisis ekonomi, kedua terus berkembangnya lembaga keuangan perbankan yang melayani kegiatan usaha mikro dan kecil dan ini ditandai misalnya oleh bertambahnya jumlah jumlah kantor BRI unit dan kantor BPR. Kondisi ini tentu saja diharapkan akan memberikan dampak yang positif terhadap pekembangan perekonomian yang 130 tercermin dari membaiknya indikator-indikator makro ekonomi yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

5.5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Sektoral

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB di Provinsi Jawa Tengah juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. PDRB tahun 2005 sektor pertanian tercatat Rp 28.85 triliun Stabilitas perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB sektor pertanian di propinsi Jawa Tengah ditunjukkan tabel dibawah ini. Secara sektoral pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 didorong oleh kenaikan kinerja sektor primer terutama pertanian, sektor sekunder terutama industri pengolahan manufacturing, dan sektor tertier terutama perdagangan, pengangkutan, dan jasa-jasa, juga terus mengalami peningkatan, dan merata di semua kabupaten. Untuk tahun 2005 sektor pertanian PDRB tertinggi dicatat oleh Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap dengan nilai PDRB masing-masing mencapai Rp 2.55 triliun dan Rp 2.70 triliun. Sedangkan PDRB sektor pertanian tathun 2005 terendah dialami Kabupaten Kudus yang mencatat Rp 356 miliar, sedangkan rata-rata kabupaten lainnya berada pada kisaran Rp 600 miliar sampai dengan Rp 800 miliar. Kabupaten lain yang mencatat angkat PDRB sektor pertanian diatas Rp 1 triliun adalah Kabupaten Magelang, Boyolali, Wonogiri, Grobogan, Pati, Demak, dan Kendal. Secara sektoral pertanian di Jawa Tengah mempunyai kontribusi terhadap total PDRB sekitar 14 persen. Untuk Kabupaten Brebes PDRB sektor pertanian banyak ditopang oleh komoditas pangan dan hortikultura, sedangkan untuk Kabupaten Cilacap banyak ditopang komoditas pangan dan perkebunan.