190 usaha PEND oleh usaha kecil berkurang 18.45 persen, pengeluaran pendidikan
PPKS berkurang 5.48 persen, dan penerimaan usaha PENU berkurang 5.26 persen. Keadaan ini menunjukkan bahwa pada saat sekarang ini, daerah
pemasaran produk masih cukup besar terkonsentrasi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Hal ini terlihat pada tabel 37 berikut.
Tabel 37. Persentase Perubahan Nilai Rata-Rata Variabel Endogen Akibat
Perubahan Daerah Pemasaran Produk dari Mencakup Wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta dan Sekitarnya, Menjadi Hanya di Wilayah
Yogyakarta dan Jawa Tengah
No Variabel Endogen
Nilai Dasar
Nilai Hasil Simulasi 7
Perubahan
1 Pengambilan Kredit PKM 16 282 049
15 965 179 -1.95
2 Modal Usaha MOUS 31 887 605
31 570 734 -0.99
3 Penggunaan Bahan Baku PBM 233 910 000
233 150 000 -0.33
4 Penggunaan Tenaga Kerja PTK 27 517 423
27 398 415 -0.43
5 Penggunaan Bahan Bakar PBB 17 275 175
17 226 655 -0.28
6 Total Biaya Produksi TBP 278 700 000
277 770 000 -0.33
7 Penerimaan Usaha PENU 382 730 000
362 610 000 -5.26
8 Pendapatan Usaha PEND 104 030 000
84 834 970 -18.45
9 Tabungan TABS 4 871 744
4 753 639 -2.42
10 Konsumsi PKON 22 357 864
21 996 409 -1.62
11 Pengeluaran Pend. Sos. PPKS 6 204 833
5 864 818 -5.48
Keterangan Simulasi 7: Perubahan Daerah Pemasaran Produk Menjadi Hanya di Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah DPP = 0
7.1.6. Dampak Kombinasi Simulasi Kebijakan
Simulasi 8 adalah kombinasi simulasi 2 dan simulasi 5 , yaitu untuk melihat dampak kenaikan Pengambilan Kredit PKM sebesar 100 persen dan
kenaikan Harga Jual Produk PO sebesar 10 persen secara simultan. Dampak dari simulasi ini adalah adanya kenaikkan variabel-variabel endogen lainnya, dengan
dampak paling besar pada kenaikan Modal Usaha MOUS sebesar 51.07 persen, sedangkan Total Biaya Produksi TBP meningkat 17.10 persen, Penerimaan
Usaha PENU meningkat 17.03 persen, dan Pendapatan Usaha PEND meningkat 16.84 persen, seperti terlihat pada tabel 38.
191 Adanya kombinasi simulasi dengan melakukan perubahan secara simultan
pada dua variabel, yaitu kenaikan pengambilan kredit dan kenaikan harga jual produk, akan terlihat dampaknya pada kenaikan yang lebih tinggi di beberapa
variabel endogen, terutama variabel penerimaan usaha, pendapatan usaha, dan total biaya produksi.
Tabel 38.
Persentase Perubahan Nilai Rata-Rata Variabel Endogen Akibat Kombinasi Simulasi 2 dan Simulasi 5
No Variabel Endogen
Nilai Dasar
Nilai Hasil Simulasi 8
Perubahan
1 Pengambilan Kredit PKM 16 282 049
32 564 098 100.00
2 Modal Usaha MOUS 31 887 605
48 172 222 51.07
3 Penggunaan Bahan Baku PBM 233 910 000
272 940 000 16.69
4 Penggunaan Tenaga Kerja PTK 27 517 423
33 633 436 22.23
5 Penggunaan Bahan Bakar PBB 17 275 175
19 768 741 14.43
6 Total Biaya Produksi TBP 278 700 000
326 350 000 17.10
7 Penerimaan Usaha PENU 382 730 000
447 900 000 17.03
8 Pendapatan Usaha PEND 104 030 000
121 550 000 16.84
9 Tabungan TABS 4 871 744
4 979 566 2.21
10 Konsumsi PKON 22 357 864
22 687 849 1.48
11 Pengeluaran Pend. Sos. PPKS 6 204 833
6 515 245 5.00
Keterangan Simulasi 8: Kenaikan Pengambilan Kredit sebesar 100 persen dan Kenaikan Harga Jual Produk sebesar 10 persen
Sedangkan skenario 9 meliputi simulasi terhadap dampak kebijakan kenaikan pengambilan kredit sebesar 100 persen dan perluasan wilayah
pemasaran dari hanya di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah menjadi wilayah pemasaran mencakup Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya. Dampak
dari simulasi ini adalah kenaikan variabel-variabel endogen lainnya secara lebih signifikan, terjadi peningkatan modal usaha sebesar 51.07 persen, total biaya
produksi meningkat 17.10 persen, sedangkan penerimaan usaha meningkat 20.65 persen, dan pendapatan usaha usaha meningkat sebesar 30.18 persen. Simulasi ini
menggabungkan perubahan pada variabel pengambilan kredit dan dummy pemasaran produk.
192 Dari hasil simulasi terdapat kenaikan variabel-variabel endogen lainnya,
yang lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi sebelumnya. Hal ini karena pada simulasi
. 6 sebelumnya, yaitu perluasan daerah pemasaran produk hingga
mencakup wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya, juga terjadi kenaikan yang besar pada variabel pendapatan usaha dan penerimaan usaha.
Tabel 39.
Persentase Perubahan Nilai Rata-Rata Variabel Endogen Akibat Kombinasi Simulasi 2 dan Simulasi 6
No Variabel Endogen
Nilai Dasar
Nilai Hasil Simulasi 9
Perubahan
1 Pengambilan Kredit PKM 16 282 049
32 564 098 100.00
2 Modal Usaha MOUS 31 887 605
48 172 222 51.07
3 Penggunaan Bahan Baku PBM 233 910 000
272 940 000 16.69
4 Penggunaan Tenaga Kerja PTK 27 517 423
33 633 436 22.23
5 Penggunaan Bahan Bakar PBB 17 275 175
19 768 741 14.43
6 Total Biaya Produksi TBP 278 700 000
326 350 000 17.10
7 Penerimaan Usaha PENU 382 730 000
461 770 000 20.65
8 Pendapatan Usaha PEND 104 030 000
135 430 000 30.18
9 Tabungan TABS 4 871 744
5 064 936 3.97
10 Konsumsi PKON 22 357 864
22 949 120 2.65
11 Pengeluaran Pend. Sos. PPKS 6 204 833
6 761 018 8.96
Keterangan Simulasi 9: Kenaikan Pengambilan Kredit sebesar 100 persen dan Perluasan Daerah Pemasaran Produk Hingga Wilayah
Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta dan Sekitarnya
Skenario 10 adalah simulasi yang digunakan untuk melihat dampak kebijakan kenaikan pengambilan kredit sebesar 100 persen, kenaikan harga jual
produk sebesar 10 persen dan perluasan wilayah pemasaran dari hanya di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah menjadi wilayah pemasaran mencakup Jawa Timur,
Jawa Barat, Jakarta dan sekitarnya. Dampak dari kebijakan ini akan menaikkan variabel-variabel endogen lainnya secara lebih signifikan, terjadi kenaikan modal
usaha sebesar 51.07 persen, total biaya produksi meningkat 17.10 persen, sedangkan penerimaan usaha meningkat 21.35 persen, dan pendapatan usaha
usaha meningkat tajam 32.75 persen. Sedangkan pengeluaran untuk penggunaan bahan baku meningkat 16.69 persen, pengeluaran untuk penggunaan tenaga kerja
193 meningkat 22.23 persen, dan pengeluaran untuk penggunaan bahan bakar
meningkat 14.43 persen. Pada skenario ini simulasi yang dilakukan pada tiga variabel sekaligus, memberikan dampak yang besar terhadap semua variabel
endogen lainnya, seperti terlihat pada tabel 40. Tabel
40. Persentase Perubahan Nilai Rata-Rata Variabel Endogen Akibat
Kombinasi Simulasi 2, Simulasi 5, dan Simulasi 6 No Variabel
Endogen Nilai
Dasar Nilai Hasil
Simulasi 10 Perubahan
1 Pengambilan Kredit PKM 16 282 049
32 564 098 100.00
2 Modal Usaha MOUS 31 887 605
48 172 222 51.07
3 Penggunaan Bahan Baku PBM 233 910 000
272 940 000 16.69
4 Penggunaan Tenaga Kerja PTK 27 517 423
33 633 436 22.23
5 Penggunaan Bahan Bakar PBB 17 275 175
19 768 741 14.43
6 Total Biaya Produksi TBP 278 700 000
326 350 000 17.10
7 Penerimaan Usaha PENU 382 730 000
464 440 000 21.35
8 Pendapatan Usaha PEND 104 030 000
138 100 000 32.75
9 Tabungan TABS 4 871 744
5 081 351 4.30
10 Konsumsi PKON 22 357 864
22 999 360 2.87
11 Pengeluaran Pend. Sos. PPKS 6 204 833
6 808 277 9.73
Keterangan Simulasi 10: Kenaikan Pengambilan Kredit sebesar 100 persen,
Kenaikan Harga Jual Produk sebesar 10 persen, dan Perluasan Daerah Pemasaran Produk Hingga Wilayah
Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta dan Sekitarnya
7.1.7. Rekapitulasi Simulasi
Kebijakan
Untuk memberikan gambaran simulasi kebijakan yang telah dibuat, akan disajikan rangkuman atau rekapitulasi yang merupakan ikhtisar dari seluruh
simulasi kebijakan melalui tabel 41. Dari tabel tersebut terlihat bahwa delapan simulasi kebijakan yaitu: 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, dan 10 merupakan simulasi pilihan
untuk melakukan kebijakan. Hal ini berarti delapan alternatif kebijakan tersebut akan memberikan dampak kenaikan terhadap seluruh variabel endogen, yaitu:
pengambilan kredit, modal usaha, penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja, penggunaan bahan bakar, total biaya produksi, penerimaan usaha,
pendapatan usaha, pengeluaran pendidikan dan sosial, tabungan, dan konsumsi.