Simulasi Kebijakan Prosedur Estimasi Model

114 persen, dan hanya 24 contoh sekitar 27 persen adalah perempuan. Sedangkan dari sisi tingkat pendidikan cukup merata, dimana pelaku usaha kecil berpendidikan antara SD, SMP, dan SMA. Hanya ada 6 contoh sekitar 7 persen yang berpendidikan D3 Perguruan Tinggi. Bila dilihat dari sisi wilayah, Kabupaten Klaten memiliki sumber daya manusia yang paling baik karena jumlah contoh sampel yang berpendidikan SMA keatas mencapai 14 contoh dari 25 contoh 56 persen, padahal sebagian besar berumur antara 46–60 tahun.

5.3.2. Jenis Usaha Kecil

Walaupun usaha kecil yang menjadi kajian adalah kelompok usaha makanan, namun ternyata jenis-jenis usaha dilakukan 50 contoh sampel usaha kecil cukup beragam terutama usaha kecil di wilayah Kabupaten Magelang yang merupakan jumlah terbesar contoh yang diambil. Hal ini dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis Usaha Kecil yang Dilakukan Kabupaten Jumlah Diskripsi Semarang Magelang Klaten 1. Jumlah Contoh KK 15 50 25 90 2. Jenis-jenis Usaha: Krupuk kedelai 15 15 Kripik tempe 14 14 Ceripingpisang,ketela,getuk 13 13 Rengginang ketan 3 3 Slondok ketela 7 7 Krupuk rambak 13 10 23 Soun mie 15 15 3. Jenis Produk: Produk jadi siap konsumsi 50 10 60 P roduk setengah jadi siap olah 15 15 30 Sumber : Data Primer diolah Dari Tabel 4 diatas terlihat bahwa keragaan jenis usaha yang dilakukan oleh contoh cukup bervariasi. Di kabupaten Semarang 15 contoh merupakan usaha kecil makanan krupuk kedelai, diproduksi di Kecamatan Tuntang yang 115 merupakan sentra usaha krupuk kedelai dan terletak pada jalur jalan raya Solo - Semarang. Sentra usaha krupuk kedelai ini sudah ada sejak 30 tahun yang lalu dan saat ini ada sekitar 50 pengrajin usaha kecil makanan krupuk kedelai yang beroperasi. Produk krupuk kedelai ini merupakan makanan setengah jadi, karena krupuk kedelai ini masih mentah dan harus dijemur terlebih dahulu sebelum digoreng untuk dikonsumsi. Di Kabupaten Magelang, jenis usaha kecil yang dilakukan responden jenis usaha yang dilakukan beragam dan tersebar di beberapa desa disekitar Kecamatan Tegalrejo, Kecamatan Grabag, Kecamatan Candirejo, dan Kecamatan Mertoyudan. Dari 50 contoh usaha kecil, terdapat 14 usaha kecil penghasil kripik tempe, 13 usaha kecil krupuk rambak, 13 usaha kecil ceriping pisang dan ceriping ketela, 7 usaha kecil slondok ketela, 3 usaha kecil penghasil rengginang ketan, dan 2 usaha kecil penghasil marning jagung. Semua usaha kecil ini membuat makanan ringan jadi yang siap untuk dikonsumsi. Untuk Kabupaten Klaten, 25 contoh usaha kecil ada di 2 kecamatan, yaitu: 15 usaha kecil mie soun di Kecamatan Ngawen yang merupakan produk setangah jadi yang siap diolah, dan 10 usaha kecil krupuk rambak di Kecamatan Jogonalan yang merupakan produk jadi siap dikonsumsi. Secara historis usaha kecil makanan olahan berupa krupuk kedelai di wilayah Tuntang Kabupaten Semarang ini telah ada sejak tahun 1970-an akhir, yang berawal dari usaha perorangan oleh seorang pengasuh pesantren yang membuat krupuk kedelai dan kemudian diikuti oleh usaha perorangan lainnya yang sebelumnya juga bekerja di tempat tersebut. Usaha ini semakin berkembang sejak tahun 1980-an yang antara karena kemudahan akses transportasi yang 116 berada di tepi jalan raya nasional dan mengalami pasang surut terutama pada periode krisis moneter tahun 1997, namun demikian usaha ini berhasil melewati masa sulit tersebut dan terus berkembang hingga sekarang. Karena adanya budaya lokal yang lekat dengan pesantren, usaha kecil disini umumnya kurang berinisiatif dan kurang dekat dengan lembaga bank. Namun apabila pihak perbankan cukup aktif untuk melayani kelompok ini, maka alternatif pembiayaan lainnya dari bank masih dapat dilakukan. Untuk wilayah Kabupaten Magelang, usaha kecil yang ada telah berkembang sejak lama. Pada periode tahun 1960-an telah berkembang usaha kecil makanan olahan terutama yang berbasis bahan baku lokal dari ketela pohon singkong dan lainnya, mulai dari: getuk, ceriping ketela, ceriping getuk, slondok ketela, ceriping pisang, kripik tempe, krupuk rambak, dan rengginang ketan. Usaha kecil ini tersebar di beberapa perdesaan di wilayah kecamatan, seperti: Tegalrejo, Grabag, Candimulyo, Secang, Mertoyudan, dan Borobudur. Usaha kecil ini terus berkembang hingga sekarang dan telah menjadi salah satu ikon produk makanan khas dari Magelang. Pada awalnya sumber pembiayaan dari bank berupa kredit umumnya diperoleh dari Bank Pasar BP yang kemudian diikuti bank umum seperti BRI Unit. Sedangkan usaha kecil lainnya dibawah binaan dinas terkait memperoleh memperoleh pinjaman dari program, yang kemudian berkembang menjadi kredit bergulir revolving funds dari program dinas terkait dan Program Kemitraan Bina Lingkungan PKBL dari Badan Usaha Milik Negara BUMN yang saat ini sebagian juga telah berkembang menjadi program Corporate Social Responsibility CSR dari BUMN.