28 memiliki catatan keuangan dan catatan usaha yang akurat, dan belum memiliki
auditor, dalam beberapa hal telah memiliki legalitas hukum. Sedangkan batasan dan kriteria usaha kecil dari aspek penggunaan tenaga
kerja, dapat dibedakan berdasarkan kriteria Tambunan, 2009 dari: 1. Bank Dunia: usaha mikro adalah usaha yang mempekerjakan tenaga kerja
kurang dari 10 orang, usaha kecil adalah usaha yang memperkerjakan tenaga kerja antara 10 sampai dengan 49 orang.
2. Badan Pusat Statistik: usaha mikro adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, sedangkan usaha kecil adalah usaha dengan jumlah
tenaga kerja antara 5 sampai dengan 19 orang. Sementara itu yang termasuk usaha menengah adalah bila memiliki jumlah tenaga kerja antara 20 sampai
dengan 99 orang. Dari kriteria tersebut, penggunaan tenaga kerja tetap dalam jenis usaha
tidak sama jumlahnya, di Indonesia usaha kecil adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, sedangkan di China kurang dari 300 orang
masih dianggap usaha kecil. Namun demikian sebagai indikator kinerja usaha umumnya digunakan penggunaan kriteria hasil penjualan omset usaha.
2.2. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam kaitannya dengan perekonomian Jawa Tengah, pertumbuhan ekonomi adalah merupakan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto PDRB
yang merupakan pula kenaikan nilai riil output agregat. Berdasarkan pendekatan produksi komponen output agregat ini mencakup 9 sembilan sektor, yaitu:
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air, konstruksi, angkutan dan telekomunikasi, hotel dan restoran, keuangan dan
29 persewaan, dan jasa-jasa. Sedangkan menurut pendekatan pengeluaran, output
agregat mencakup konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan net ekspor.
2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan dari pengamatan terhadap angka pertumbuhan ekonomi antara lain untuk mengukur kinerja ekonomi suatu wilayah dan memperkirakan dampaknya
terhadap kesempatan kerja, tingkat inflasi, dan lainnya. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung dari perubahan Produk Domestik Bruto PDB suatu tahun
dengan 1 tahun atau beberapa tahun sebelumnya Yusianto, 2001. Definisi PDB adalah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam
periode waktu tertentu, yang meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal selama periode waktu tertentu Mankiw, 2003. Perhitungan PDB
dilakukan dengan menghitung nilai PDB riil berdasarkan nilai tahun dasar tertentu. Secara sederhana apabila diketahui ada PDB
t
PDB tahun t dan PDB
t-1
PDB tahun t
-1
, maka laju pertumbuhan ekonominya PDB riil adalah:
1 1
− −
−
t t
t
PDB PDB
PDB x 100 persen
Secara konseptual ada tiga pendekatan dalam menentukan PDB, yaitu: 1. Pendekatan
produksi production approach : atau pendekatan nilai tambah
dimana PDB adalah jumlah nilai seluruh barang akhir dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu periode. Misalnya PDB merupakan
nilai tambah pertanian + industri + jasa. 2.
Pendekatan penerimaan income approach : PDB adalah jumlah pendapatan yang diperoleh produsen yang tinggal di suatu Negara. Contoh
perhitungannya: upah, dll + sewa + laba + tingkat bunga + pajak–subsidi.
30 3.
Pendekatan pengeluaran expenditure approach : menurut pendekatan ini PDB adalah jumlah pengeluaran oleh negara seperti: pengeluaran konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah, serta ekspor neto ekspor – impor. Perhitungan PDB di Indonesia oleh Badan Pusat Statistik BPS hanya dikenal
dua pendekatan yaitu: 1. Pendekatan Produksi atau nilai tambah: PDB ini terdiri dari 9 lapangan
usaha yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran;
pengangkutan dan komunikasi; keuangan, jasa perusahaan; dan jasa-jasa. 2.
Pendekatan pengeluaran: BPS mengistilahkan “penggunaan” yaitu: pengeluaran konsumsi rumahtangga; pengeluaran konsumsi pemerintah;
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto PMTDB; perubahan stok; ekspor; dan impor. Menurut pendekatan ini komponen investasi pada
dasarnya merupakan dari PMTDB dan perubahan stok. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi antara lain oleh
investasi swasta private investment, konsumsi swasta private consumption, pengeluaran pemerintah government expenditure. Sedangkan dari sisi
penawaran, terdapat empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah dan kekayaan
alam, dan tingkat teknologi yang digunakan Sukirno, 2004. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi di suatu
wilayah atau negara lebih tinggi dari apa yang dicapai pada periode sebelumnya. Menurut Boediono 1996 pertumbuhan ekonomi adalah merupakan proses
kenaikan produksi output per kapita dalam jangka panjang.
31
2.2.2. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Dari aspek ekonomi pengertian wilayah adalah ekonomi ruang suatu daerah administratif yang berada di bawah administrasi pemerintahan tertentu
seperti propinsi, dan kabupaten. Jadi wilayah disini didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Pengertian ini paling banyak digunakan dalam
perencanaan pembangunan ekonomi wilayah karena daerah yang batasannya ditentukan secara wilayah administratif lebih mudah dianalisis. Salah satu
keunggulan dari wilayah atas dasar administarsi pemerintahan adalah dapat ditetapkannya batas wilayah secara jelas Arsyad, 1999; Tarigan, 2003.
Pertumbuhan ekonomi wilayah pada dasarnya terkait dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Pertumbuhan
ini menyangkut perkembangan ekonomi berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi output dan pendapatan. Perekonomian mengalami
pertumbuhan jika jumlah barang barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian tersebut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya Setiawan, 2006.
Konsep yang paling sering digunakan untuk menggambarkan pendapatan wilayah di suatu daerah adminitrasi kabupaten atau provinsi adalah Produk
Domestik Regional Bruto PDRB yaitu nilai tambah bruto atau gross value added output dikurangi intermediate cost dari seluruh sektor perekonomian yang
ada di suatu daerah adimintasi tersebut. Dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sektor dan kemudian menjumlahkannya, maka akan
menghasilkan perhitungan nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Adapun perhitungan nilai PDRB adalah merupakan nilai PDRB riil yang dihitung
berdasarkan nilai dasar tahun tertentu.
32 Secara sederhana apabila diketahui ada PDRB
t
dan PDRB
t-1
, maka laju pertumbuhan ekonomi daerah PDRB riil adalah:
1 1
− −
−
t t
t
PDRB PDRB
PDRB x 100 persen
Perhitungan pendapatan daerah per kapita dapat diperoleh dengan cara membagi pendapatan daerah dengan jumlah penduduk daerah pada tahun yang sama.
2.3. Studi Pustaka Terdahulu
Dari hanya kegiatan kecil nonprofit pada periode tahun 1970-an dan 1980-an, keuangan mikro telah berkembang menjadi kekuatan global dengan
peningkatan kegiatan operasional di berbagai sektor keuangan. Lembaga keuangan mikro ini telah berusaha memberikan jasa keuangan kepada kelompok
masyarakat miskin dan usaha mikro dalam jumlah sangat besar, yang termasuk dalam pasar jasa keuangan kelompok terbawah dalam piramida masyarakat the
bottom of the pyramid Rhyne, 2009. Indonesia memiliki reputasi yang baik sebagai negara yang telah mengembangkan berbagai jasa keuangan mikro, dengan
berbagai bentuk kredit atau pinjaman. Selain itu juga dikenal sebagai laboratorium pasar keuangan mikro terbesar, yaitu tempat dimana berbgai
lembaga keuangan rakyat telah melalui uji coba, dengan menghasilkan pemahaman bahwa lembaga-lembaga tersebut tumbuh dan berkembang mengikuti
kebutuhan masyarakat setempat Chaves dan Gonzales-Vega, 1996. Beberapa penelitian yang membahas tentang kredit mikro dan kecil diantaranya adalah:
Penelitian tentang permintaaan kredit pada industri kecil oleh Rachmina 1994, menganalisis permintaan kredit dan mempelajari hubungan pemberian
kredit dengan pembentukan modal pada industri kecil di Jawa Barat dan Jawa