Pengalaman Uni Eropa untuk ASEAN+3

integrasi yang mencoba mengikuti EU seperti Latin American Free Trade Area dan East African Common Market justru mengalami kegagalan. Mencermati perjalanan integrasi di Eropa, banyak pelajaran dan pengalaman pembentukan yang dapat diambil bagi ASEAN. Namun demikian, para pemimpin ASEAN+3 perlu memperhatikan dengan seksama perbedaan- perbedaan yang ada di kawasan ASEAN+3 dan juga perbedaan latar belakang sejarah anggota ASEAN. Beberapa pembelajaran yang dapat diambil ASEAN bila membandingkan dengan kondisi awal European Economic Community pada tahun 1950-an antara lain adalah Plummer, 2005 : 1. Perbedaan Lingkungan Kelembagaan Integrasi di Eropa pada 1950-an dipicu oleh semangat kawasan yang baru saja dilanda kehancuran Perang Dunia II dan timbulnya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Sehingga motivasi politik dan sosial dalam upaya penyatuan kawasan di Eropa sangat jauh berbeda dengan latarbelakang upaya integrasi di ASEAN+3. Meskipun kecil, ASEAN+3 juga berperan menjaga perdamaian di Asia Tenggara pada khususnya dengan menjaga stabilitas politik kawasan. Perkembangan kelembagaan di ASEAN berbeda dengan di Eropa karena i negara-negara ASEAN yang relatif baru, ii keragaman tingkat kelembagaan sosial dan politik di ASEAN yang relatif lebih tinggi, dan iii keterbatasan dana dalam pengembangan kelembagaan di ASEAN. 2. Perbedaan Lingkungan Ekonomi Internasional Kemajuan tingkat keterbukaan pada saat ini sangat mewarnai perkembangan pasar global. Keterbukaan di pasar global dipicu antara lain : i meningkatnya pengurangan hambatan perdagangan internasional dengan adanya putaran-putaran perundingan seperti GATT, WTO, dan juga liberalisasi unilateral, ii meningkatnya aliran modal global termasuk aliran modal asing. Tetapi di lain sisi, biaya yang harus dibayar dengan adanya integrasi regional, yaitu memperbesar trade diversion, lebih besar daripada waktu yang lampau. Perkembangan regionalism yang pesat ditunjukkan dengan meningkatnya pembentukan grup-grup perdagangan dalam WTO yang mencapai lebih dari 200. Grup perdagangan tersebut banyak yang merupakan mitra dagang penting ASEAN sehingga dapat mempengaruhi eksistensi ASEAN. 24 3. Perbedaan Tingkat Perkembangan Ekonomi Negara yang tergabung dalam ASEAN pada saat ini mempunyai keragaman tingkat ekonomi yang bervariasi dan dapat dikategorikan dalam beberapa tingkatan yaitu i kelompok negara maju, ii kelompok negara ”dinamis”, iii kelompok negara pendapatan menengah, dan iv kelompok negara belum maju. Sehingga memerlukan proses konvergensi yang cukup panjang untuk mencapai tingkatan perkembangan yang hampir sama. 4. Perbedaan Tingkat Keterbukaan Ekonomi Dibandingkan dengan Eropa, secara umum ekonomi ASEAN lebih kecil tetapi lebih terbuka, kecuali untuk negara-negara CLMV Cambodia, Laos, Myanmar, and Vietnam . Perbedaan tersebut tidak hanya terjadi pada 1950-an tetapi juga pada saat ini dibanding mayoritas negara-negara maju. 2.2.2. Kondisi Kerjasama ASEAN+3 Krisis keuangan Asia 1997-1998 yang memperburuk kinerja ekonomi negara anggota ASEAN utama mendorong ASEAN untuk memperluas kerja sama ekonomi dan keuangannya mencakup Cina, Korea, dan Jepang ASEAN+3 12 . Tujuan kerja sama tersebut adalah memperkuat dialog kebijakan, koordinasi dan kerjasama dalam isu-isu bersama mengenai keuangan, moneter, dan fiskal. Kerja sama tersebut terdiri dari empat komponen, yaitu : i review perkembangan ekonomi terkini dan dialog kebijakan Economic Review and Policy Dialogue- ERPD, ii Chiang Mai Initiative CMI, iii Asian Bond Market Initiative ABMI, dan iv ASEAN+3 Research Group. Tujuan ERPD adalah untuk mendukung upaya pencegahan krisis keuangan melalui pengimplementasian secara cepat dan tepat berbagai langkah kebijakan perbaikan. ERPD memfokuskan diri pada isu-isu yang menjadi kepentingan bersama. ERPD pun bertujuan untuk mempersiapkan landasan bagi penyediaan bantuan darurat, seperti CMI, pada saat terjadi krisis. Di bawah kerangka ERPD, menteri keuangan ASEAN+3 bertemu satu tahun satu kali sementara para wakilnya bertemu dua tahun satu kali untuk membahas isu-isu ekonomi dan kebijakan. 12 The Joint Statement on East Asia Corporation, November 1999 merupakan landasan utama kerangka kerja sama menteri keuangan ASEAN+3. 25 Sedangkan CMI merupakan hasil kesepakatan pertemuan Menteri Keuangan ASEAN+3 pada Mei 2000. CMI bertujuan untuk menyediakan bantuan keuangan regional sebagai bantuan pendamping yang diberikan oleh lembaga internasional, melalui jejaring swap bilateral di antara negara-negara ASEAN+3. Selain itu, CMI juga memperluas ASEAN Swap Arrangement ASA, yang semula dibentuk oleh lima negara ASEAN pada tahun 1977, dan berkembang menjadi seluruh negara ASEAN dengan jumlah komitmen yang meningkat pula. Pada Agustus 2003, ASEAN+3 menyetujui inisiatif pengembangan pasar obligasi Asia ABMI. Sebagai inisiatif utama dalam mengembangkan pasar modal yang efisien dan likuid sehingga penggunaan tabungan Asia untuk kebutuhan investasi di Asia dapat terlaksana dengan lebih baik. Selain itu, ABMI juga bertujuan untuk mendukung upaya mengatasi permasalahan ketidaksesuaian mata uang currency mismatch dan jatuh tempo pinjaman maturity mismatch. Kegiatan ABMI difokuskan pada dua sasaran, yaitu : i mendorong akses pasar melalui perluasan berbagai kelompok penerbit obligasi, dan ii meningkatkan infrastruktur pasar modal di Asia. Untuk mencapai kedua sasaran tersebut, saat ini terdapat empat kelompok kerja teknis yang terdiri dari i New securitized debts instrument , yang memfokuskan pada metode-metode sekuritas surat-surat utang sehingga dapat diperdagangkan di pasar obligasi, ii Credit guarantee and investment mechanisme , yang meneliti berbagai pilihan mekanisme dan skema penjaminan obligasi untuk proyek-proyek investasi, iii Foreign exchange transactions and settlement issues , yang meneliti berbagai isu berkaitan dengan upaya meminimalkan resiko-resiko transaksi obligasi antar negara, dan iv Rating system, yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan harmonisasi ketentuan dan peraturan lembaga pemeringkat kredit di negara-negara anggota, sehingga penilaiannya atas obligasi yang diterbitkan masing-masing negara anggota dapat diperbandingkan. Untuk mendukung pengembangan upaya-upaya kerja sama ekonomi di ASEAN+3 terutama berkaitan dengan isu-isu jangka menengah-panjang, ASEAN+3 mendirikan ASEAN+3 Research Group pada Nopember 2003. Tujuannya adalah menggali berbagai ide untuk meningkatkan kerja sama keuangan dan mendorong stabilitas keuangan di dalam kawasan melalui 26