Uji Stasioneritas Data Pilihan Penggunaan Mata Uang ASEAN+3

Tabel 27. Hasil Pengujian Unit Root, dengan Augmented Dickey-Fuller ADF Negara ACU ASEAN+3 Inflasi Mata Uang Lokal China -1.33515 -1.502 9.034861 Jepang -1.05712 -2.02148 -3.06087 Korea -3.21277 -2.40987 -2.63782 Indonesia -2.9314 -3.12524 -2.32103 Malaysia -2.58829 -2.79263 -0.59116 Singapura -1.44833 1.380338 -1.6589 Thailand -3.00547 -3.02102 -4.55226 Filipina -2.00909 -2.39796 -0.88545 Vietnam -0.11849 -5.92549 -5.4995 Brunei -1.44833 -3.52137 -1.31206 Myanmar -1.94908 -2.87726 -0.12323 Kamboja -0.95062 -1.502 -0.73944 Laos -2.4379 -1.2709 1.568343 Keterangan : Uji stationeritas data pada tingkat level Stasioner pada taraf 5

5.2.2. Uji Kointegrasi Variabel Non-Stationer

Uji kointegrasi dilakukan karena peubah yang ada dalam model tidak stationer pada tingkat level. Hal ini mengakibatkan, besarnya kemungkinan akan terjadi kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara kedua peubah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji kointegrasi Johansen. Hasil uji pada ranknya tertera pada Lampiran 1. Namun, pada Tabel 28 dapat dilihat hasil uji kointegrasi Johansen, menurut setiap negara. 107 Tabel 28. Hasil Uji Kointegrasi Johanssen Negara Rank Cointegration Kesimpulan China 1 satu Ada Kointegrasi Jepang 1 satu Ada Kointegrasi Korea 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Indonesia 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Malaysia 1 nol Ada Kointegrasi Singapura 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Thailand 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Filipina 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Vietnam 0 nol Tidak Ada Kointegrasi Brunei 1 satu Ada Kointegrasi Myanmar 1 satu Ada Kointegrasi Kamboja 0 satu Tidak Ada Kointegrasi Laos 1 nol Ada Kointegrasi Berdasarkan Tabel 28, hasil uji kointegrasi tersebut menunjukkan bahwa terjadi kointegrasi pada peubah negara China, Jepang, Malaysia, Brunei, Myanmar, dan Laos. Hal ini ditunjukkan dengan λ trace yang lebih besar dari nilai kritisnya pada taraf 5 persen dalam rank nol, sehingga harus digunakan model VEC. Sementara negara-negara seperti Korea, Indonesia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Kamboja tidak mempunyai kointegrasi dalam peubahnya menggunakan model VAR dengan ordo satu.

5.2.3. Penentuan Lag Optimal

Langkah selanjutnya adalah menentukan lag optimal yang akan digunakan dalam estimasi. Dengan memeriksa stabilitas model, maka diperoleh panjang lag maksimum yang akan digunakan. Pada penelitian ini, setiap negara mempunyai panjang lag yang berbeda sehingga terbentuk masing-masing model yang berbeda. Oleh karena itu perlu diperiksa AIC, Adjusted R 2 , dan SIC untuk memperoleh model terbaik setiap negara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Sementara untuk model yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 29. 108