penurunan bobot sementara bobot untuk mata uang lainnya meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa bobot tiap mata uang dalam keranjang merupakan fungsi
dari nilai tukar. Dalam kasus ECU, terjadi revisi bobot pada selang interval lima tahunan
atau jika bobotnya berubah lebih dari batas 25 yang telah ditentukan Plummer, 2005. Ketika Uni Eropa mengizinkan adanya penambahan anggota baru dalam
keranjang, maka pembobotan pun ditinjau ulang. Hal ini dalam konteks ASEAN+3 menimbulkan pilihan apakah menggunakan sistem basket terbuka atau
tertutup. Implikasi sistem basket terbuka membuat mata uang yang awalnya tidak tergabung diperbolehkan untuk bergabung, dan mata uang yang sudah tergabung
diperbolehkan untuk keluar dari keranjang. Pilihan lain dalam penggunaan ACU adalah sebagai satuan mata uang
tetap dan bobot yang bervariasi. Penggunaan pilihan ini adalah dengan menciptakan bobot tetap ACU. Hal ini dapat dilakukan ketika setiap mata uang
yang berfluktuasi mengalami apresiasi maupun depresiasi dengan menyesuaikan jumlah unit agar menjaga bobot tetap konstan. Dengan menjaga jumlah unit setiap
mata uang, ACU tidak akan kehilangan nilai terhadap komponen mata uangnya.
4.2. Pengalaman Eropa – ECU
Semenjak EMS mulai beroperasi pada 13 Maret 1979, ECU mempunyai definisi yang sama dengan definisi EUA. EUA merupakan basket dengan
kuantitas tetap dari sembilan mata uang European Community EC. Perbedaannya dengan EUA, ECU merupakan basket dengan sistem yang terbuka.
Pada 5 Desember 1978, dewan European Economic Community EEC mengeluarkan resolusi bahwa ”bobot dari mata uang yang tergabung dalam ECU
akan ditinjau ulang, dan jika diharuskan, akan direvisi dalam periode enam bulan sebelum memasuki sistem, dan setelah itu, peninjauan ulang bobot akan dilakukan
setiap lima tahun sekali, atau jika ada permintaan untuk hal tersebut yang dikarenakan bobot suatu mata uang telah mengalami perubahan melebihi 25
persen”. Pada periode 1979-1984, komposisi ECU mengalami perubahan yang
merupakan bentuk konsekuensi karena adanya apresiasi dan depresiasi mata uang
64
yang tergabung dalam ECU, walaupun pada periode tersebut tidak ada mata uang yang mengalami perubahan bobot melebihi 25. Perubahan bobot yang terjadi di
Eropa pada periode 1979-1984 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Awal ECU Negara
Economic Shares
Effective Share Sep-74
Mar-79 Mar-83
Jerman 25
26.4 33
37.38 Perancis
20.2 20.5
19.8 26.93
Inggris 17.9
17.4 13.6
14.05 Belanda
7.9 9
10.5 11.46
Italia 13
14 9.5
7.86 Belgia dan
Luksemburg 10
8.2 9.5
8.57 Denmark
3 3
3 2.7
Irlandia 1.5
1.1 1.1
1.06 Sumber : Gros dan Thygesen 1998, Van Ypersele 1989
Motif politis untuk mengkomposisi ulang ECU adalah sebuah ketakutan yang disebabkan mata uang yang kuat akan mendominasi pangsa terbesar ECU.
Jika dilihat pada Tabel 5, Negara Jerman dengan mata uang deucthmark-nya mempunyai pangsa ekonomi terbesar dari awal hingga akhir periode. Hal yang
ditakutkan pada saat itu adalah akan adanya dominasi mata uang Jerman dalam ECU apabila tidak dilakukan revisi bobot pada periode selanjutnya.
Pada saat ECU dideklarasikan, terdapat tiga kriteria ekonomi yang digunakan dalam membangun bobot mata uang setiap negara anggota dalam ECU.
Ketiga kriteria ekonomi yang digunakan antara lain : i pangsa GDP setiap negara anggota terhadap GDP EC, ii kontribusi setiap negara anggota EC
terhadap total perdagangan EC, iii kuota setiap negara anggota dalam short-term support facility
. Sebelum memasuki periode selanjutnya, ECU mengalami revisi
pertama pada Bulan September 1984. Revisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 di
bawah ini :
65