Paralel Currency Asian Currency Unit ACU
uang asing single currency peg, ii sistem mata uang parallel parallel currency
, iii sistem peg terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang currency basket. Pembentukan Asian Currency Unit untuk konteks ASEAN+3,
menggunakan sistem parallel currency mengikuti pengalaman Eropa dalam pembentukan European Currency Unit.
Dalam sistem nilai tukar parallel, terdapat penciptaan mata uang sintesis, di mana mata uang sintesis tersebut digunakan bersamaan dengan mata uang
domestik masing-masing negara anggota. Mata uang sintesis tersebut dibentuk dari sekeranjang mata uang yang terdiri dari mata uang negara-negara di kawasan
yang berpartisipasi dalam pembentukan sistem tersebut. Mata uang domestik masing-masing negara anggota kemudian dikaitkan kepada mata uang sintesis
yang dijadikan mata uang bersama. Menurut Kurniati 2007, contoh populer penerapan parallel currency adalah ECU dalam EMS dan Special Drawing Rights
SDR dari International Monetary Fund IMF. Sebagai gambaran, ECU merupakan unit moneter yang dibentuk dari mata
uang domestik negara-negara yang tergabung dalam EMS. Dengan demikian, ECU mencerminkan rata-rata tertimbang kinerja nilai tukar kawasan. EMS
diadopsi oleh anggota masyarakat eropa European Community untuk menjaga stabilitas dengan membatasi fluktuasi nilai tukar antar negara anggota. Dalam
hubungan tersebut, EMS mensyaratkan mata uang domestik negara anggota dalam sistem dikaitkan dengan ECU. ECU juga digunakan oleh lembaga supranational
Masyarakat Eropa sebagai alat satuan hitung unit of account, serta sebagai denominasi untuk perdagangan dan investasi.
Dengan tujuan untuk stabilitas nilai tukar dalam kawasan, untuk kawasan Asia Timur, sistem nilai tukar parallel yang dibentuk lebih sesuai dengan
mengikuti pola pembentukan ECU European Currency Unit, yaitu dengan membentuk ACU Asian Currency Unit. ACU dibangun dari sekeranjang mata
uang negara anggota di kawasan Asia Timur yang berpartisipasi dalam sistem nilai tukar tersebut. ACU digunakan sebagai numeraire untuk transaksi
perdagangan dan keuangan di kawasan, sementara transaksi di luar negeri tetap memiliki kendali atas mata uang domestik dan kebijakan moneternya. Adapun
pembentukan Asian Currency Unit dapat dilihat pada Gambar 2.
30
Negara Anggota Kawasan ASEAN-5
Membentuk Mata Uang Sintesis ACU
Negara A
Negara B
Negara D Negara C
Keranjang mata uang yang terdiri dari mata uang negara
anggota kawasan dengan bobot tertimbang tertentu
Sumber : Kurniati, 2007
Gambar 2. Pembentukan Asian Currency Unit
Dalam penelitian ini, setelah ACU nanti terbentuk dengan mengikuti tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh Eropa, maka penggunaan ACU untuk
setiap anggota negara ASEAN+3 akan disimulasikan dengan memberikan guncanganschok terhadap mata uang ACU dan mata uang domestik setiap negara
anggota. Penggunaan simulasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana indikator makroekonomi dalam hal ini inflasi berfluktuasi menuju sebuah keseimbangan
baru setelah kedua nilai tukar tersebut di shock. Adapun model yang digunakan untuk pembahasan tersebut adalah dengan menggunakan metode Vector
Autoregressive VAR.