Vector Autoregressif VAR Integrasi Regional ASEAN+3

mengacu pada model persamaan simultan dengan mempertimbangkan variabel endogen secara bersama-sama. Setiap variabel endogen dijelaskan dengan lag-nya sendiri dan lag dari variabel endogen lainnya di dalam model. Biasanya, tidak ada variabel eksogen di dalam model. Dalam model, variabel dinyatakan sebagai variabel eksogen, endogen predetermin eksogen ditambah lag variabel endogen. Sebelum model diestimasi, harus dipastikan bahwa persamaan model adalah teridentifikasi, baik teridentifikasi secara tepat exactly identified maupun lebih over identified. Pendekatan VAR menggunakan pemodelan dengan memodelkan setiap variabel endogen dalam sistem sebagai fungsi masa lampau lag. Lag dari variabel endogen terlihat disisi kanan setiap persamaan. Asumsi bahwa error tidak memiliki korelasi serial, tidak perlu dikhawatirkan karena korelasi serial bisa diselesaikan dengan menambah lag. Model VAR bersifat atheoritical, artinya tidak ada pedoman khusus yang digunakan dalam penentuan banyaknya lag agar dihasilkan model sebaik mungkin. Model VAR memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Metode VAR sederhana, sehingga tidak perlu menentukan variabel endogen dan eksogen. Seluruh variabel dalam model VAR adalah endogen. 13 2. Estimasi VAR sederhana. Metode OLS biasa dapat digunakan untuk setiap persamaan secara terpisah. 3. Hasil peramalan dengan menggunakan metode ini dalam beberapa kasus lebih baik dibandingkan dengan model persamaan simultan yang lebih rumit. Model VAR memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut: 1. Tidak seperti model persamaan simultan, model VAR adalah a-theoretic karena model ini menggunakan informasi sebelumnya. Perlu diingat, dalam model persamaan simultan, memasukkan atau mengeluarkan variabel tertentu memainkan peranan penting dalam identifikasi model. 2. Model ini lebih fokus pada konteks peramalan sehingga kurang cocok untuk analisis kebijakan. 13 Terkadang variabel eksogen murni mengandung trend dan faktor musiman. 32 3. Tantangan terbesar dalam model VAR adalah memilih jumlah atau panjang lag yang tepat. 4. Untuk sejumlah m variabel dalam model VAR, seluruh variabel m harus stasioner secara bersama-sama. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, maka harus dilakukan transformasi terlebih dahulu misalnya melalui first differencing . Transformasi akan sulit dilakukan jika data memiliki tingkat integrasi yang berbeda, misalnya dua variabel yang terintegrasi pada tingkat level [ I0 ] dan tingkat satu [ I1 ]. 5. Koefisien individual dalam estimasi model VAR seringkali sulit diterjemahkan, sehingga digunakan Impulse Response Function IRF 14 untuk melacak dampak suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dari rangkaian pembentukan ACU dan simulasi untuk pemilihan nilai tukar setiap negara anggota ASEAN+3, ada sebuah proses sebelum menuju Kesatuan Integrasi Regional. Salah satunya adalah menurut Baharumshah et al 2006, yang mengatakan bahwa suatu kawasan dapat mencapai terjadinya kesatuan moneter regional harus memenuhi kondisi OCA agar integrasi ekonomi yang terjadi dapat lebih efisien. Oleh karena itu berikut akan dituliskan beberapa tinjauan terkait mengenai OCA.

2.4. Optimum Currency Area OCA

Pada dasarnya teori Optimum Currency Areas terkait dengan bagaimana perekonomian suatu negara dengan wilayahnya diberikan independensi ataupun kebebasan dengan tujuan membentuk intergrasi moneter untuk berbagi satu mata uang bersama. Dalam perdagangan internasional, penggunaan mata uang yang berbeda dengan satuan nilai yang berbeda menghasilkan ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara. Sehingga, mata uang dapat menjadi suatu alat kebijakan untuk kompensasi ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran ketika hal tersebut diperbolehkan untuk mengapresiasi dan mendepresiasi nilai relatif yang berhubungan dengan mata uang tersebut. Akan tetapi, ekonomi yang lebih kecil terkadang mengalami kesulitan untuk mengizinkan mata uangnya mengambang bebas dalam pasar uang. Depresiasi suatu mata uang dapat 14 IRF melacak respon variabel dependen dalam system VAR atas shock yang diberikan pada error-nya. 33 meningkatkan ekspor dan neraca perdagangan negaranya, tetapi perekonomian negara kecil tidak mampu mendukung tekanan nilai-nilai yang menjatuhkan mata uangnya sebelum keadaannya stabil kembali. Depresiasi mata uang domestik akan mengurangi daya beli lokal sedangkan daya beli dari asing akan meningkat. Oleh karena itu, banyak perekonomian yang lebih kecil boleh menentukan dan menerapkan nilai tukar tetap dimana mata uang mereka ditetapkan oleh mata uang negara lain, biasanya digunakan dollar Amerika. Apabila hal itu merupakan sebuah kasus, pertanyaannya adalah apakah semua negara dengan perekonomian kecil perlu mengadopsi satu sistem nilai tukar tetap untuk menstabilkan nilai dari mata uang mereka. Teori mengenai OCA pertama kali dikemukan oleh Robert A. Mundell dengan tulisannya yang berjudul A Theory of Optimum Currency Areas. Teori ini