Prinsip-prinsip Belajar Aktivitas Belajar

dapat diperoleh dari kegiatan belajar yang dilakukan mausia secara terus-menerus.

4. Bentuk-bentuk Belajar

Begitu banyak aktivitas belajar yang dapat dilakukan dan diterima peserta didik di dalam kelas. Berikut merupakan bentuk-bentuk aktivitas belajar yang bisa dilakukan. Gage dalam Ratna Wilis Dahar mengungkapkan ada lima bentuk belajar, yaitu: a Belajar Responden, b Belajar Kontiguitas, c Belajar Operant, d Belajar Observasional, dan e Belajar Kognitif. 42 Kemudian Nanang Cucu Suhana mengungkapkan, bahwa aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut: a Kegiatan-kegiatan visual, b Kegiatan-kegiatan lisan oral, c Kegiatan-kegiatan mendengarkan, d Kegiatan-kegiatan menulis, e Kegiatan-kegiatan menggambar, f Kegiatan-kegiatan metrik, g Kegiatan-kegiatan mental, dan h Kegiatan-kegiatan emosional. 43 Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan disekolah sangat ditentukan oleh model-model pengajaran yang diberikan oleh guru. Pada dasarnya bentuk belajar disesuaikan dengan model pembelajaran guru dan mengaktifkan indera yang dimiliki siswa sehingga membuat siswa lebih terlatih. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik dan psikis yang berprinsip dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individu. Dalam kegiatan belajar banyak terdapat macam-macam kegiatan yang berbeda satu dengan yang lainnya dan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi manusia yang melakukan belajar. 42 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 4. 43 Hanafiah, Nanang Cucu Suhana, loc. cit. Pada dasarnya bentuk belajar disesuaikan dengan model pembelajaran guru. Tujuannya tetap sama, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, untuk penanaman konsep dan keterampilan, serta untuk pembentukkan sikap dan upaya mencapai prestasi siswa.

D. Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Aktivitas Belajar

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan tempat kegiatan belajar mengajar yang bertujuan meningkatkan kualitas anak didik. Tidak hanya menjadikan seseorang memiliki kecerdasan akademik, tetapi juga kecerdasan dalam mengolah pikiran dan sikapnya. Kecerdasan selalu diidentikkan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah. Menurutnya, ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yaitu: a. Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa; b. Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; c. Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi- materi pelajaran. 44 Kondisi lingkungan sekolah bisa dipengaruhi oleh budaya sekolah yang berlangsung. Budaya sekolah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah sebab merupakan suatu yang dapat menjelaskan, menggambarkan, dan mengidentifikasi mengenai sekolah tersebut. Pentingnya membangun budaya sekolah berkenaan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah. Jika dikaitkan dengan prestasi dalam aktivitas belajar, budaya sekolah memiliki sumbangan yang sangat berharga dalam menunjang aktivitas belajar. Melalui budaya positif yang diterapkan disekolah, seperti budaya jujur, budaya saling percaya, budaya kerja sama, budaya 44 Muhibbin Syah, op.cit., h.145. membaca, budaya disiplin dan efisien, budaya bersih, budaya berprestasi, serta budaya memberi penghargaan dan menegur siswa akan terlibat langsung dalam pelakasanaannya yang secara perlahan akan merubah cara hidup, berpikir siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar yang positif dan memperoleh hasil belajar berupa prestasi belajar yang positif juga. Pembelajaran positif hanya berlangsung dalam budaya yang positif. Sekolah yang sehat akan mempengaruhi kesuksesan banyak siswa dan guru. Ini diperkuat dengan pernyataan dari Sudarwan Danim dan Khoril, menurutnya “Kultur sekolah yang positif mendorong orang dapat membangun komitmen kuat untuk mencapai sesuatu yang menarik secara bersama. Sebaliknya kultur sekolah yang negatif dapat mengganggu hubungan antarkomunitas sekolah.” 45 Kemudian Suyono dan Hariyanto juga nyatakan, bahwa: Pembudayaan adalah suatu proses di mana seseorang belajar tentang sesuatu yang diperlukan oleh budaya yang mengelilingi kehidupannya, sehingga dia memperoleh nilai-nilai dan perilaku yang sesuai dan diperlukan dalam budaya semacam itu. Pengaruh orang tua, orang dewasa lain seperti guru serta temen sebaya akan membantu pembentukkan individu dalam enkulturasi. Jika pengaruh ini berlangsung secara sukses, maka akan menghasilkan peningkatan kompetensi siswa dalam penguasaan bahasa, nilai-nilai yang dipegang, serta berbagai ritual terkait budaya tersebut, termasuk pemahaman dan peraktiknya dalam menghayati agama. 46 Pernyataan bahwa budaya sekolah memiliki peran dalam aktivitas dan prestasi belajar siswa juga diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Daryanto dan Hery Tarno. Menurutnya “siswa yang memiliki budaya mutu memiliki motivasi belajar, komitmen dan keranjinan yang tinggi dan sebaliknya menolak cara-cara yang tidak fair, seperti menyontek, dan sebagainya.” 47 45 Sudarwan Danim dan Khairil, op.cit., h. 225. 46 Suyono dan Hariyanto, op.cit., h. 135. 47 Daryanto dan Hery Tarno. op.cit., h. 40.