Dari ulasan diatas mengenai transformasi atau perubahan penulis menyimpulkan bahwa transformasi atau perubahan terjadi pada semua
bagian dalam organisasi tanpa bisa dihindari dan dapat terjadi kapan saja. Saat melakukan transformasi atau perubahan haruslah melihat
pengalaman transformasi atau perubahan yang terjadi sebelumnya untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan keberhasilan dan
kegagalan dari transformasi atau perubahan yang dilakukan.
B. Budaya Sekolah
1. Pengertian Budaya Sekolah
Menurut Aan Komariah dan Cepi Triatna, “Bedasarkan asal usul
katanya etimologis, bentuk jamak dari budaya adalah kebudayaan yang berasal dari bahasa sansekerta budhayah yang merupakan bentuk
jamak dari budi yang artinya akal atau segala sesuatu yang berhubungan dengan akal pikiran manusia.
”
10
Sedangkan menurut Koentjaraningrat dalam Daryanto dan Hery Tarno, “budaya sebagai keseluruhan sistem gagasan tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.” Kemudian
Koentjaraningrat dalam Daryanto dan Hery Tarno membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yaitu:
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan lain-lain;
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan;
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
11
10
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 96.
11
Daryanto dan Hery Tarno, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah, Yogyakarta: Gava Media, 2015, h.1.
Sehingga budaya atau kultur dapat diartikan sebagai suatu kualitas kehidupan dalam sebuah kelompok atau organisasi yang
diwujudkan dalam aturan-aturan atau norma, tata kerja, hasil karya, pengalaman, gaya kepemimpinan seorang atasan maupun bawahan,
tradisi yang mengakar dan mempengaruhi sikap perilaku setiap orang yang ada dalam kelompok termasuk mempengaruhi nilai, sikap dan
perilaku yang ada di lingkungan sekolah sebagai cerminan kepribadian sekolah yang ditunjukkan oleh prilaku individu dan
kelompok dalam komunitas sekolah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Aan Komariah dan Cepi Triatna, yaitu:
“budaya sekolah sebagai karakteristik khas sekolah yang dapat diidentifikasi
melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasan- kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan-tindakan yang
ditunjukkan oleh seluruh personel sekolah yang membentuk satu kesatuan khus
us dari sistem sekolah.”
12
Beberapa pendapat mengenai budaya sekolah yang senada dengan yang dikemukakan di atas juga dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya: “Budaya sekolahmadrasah merupakan sesuatu yang
dibangun dari hasil pertemuan antara nilai-nilai values yang dianut oleh kepala sekolahmadrasah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai
yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada dalam sekolahmadrasah tersebut.”
13
Menurut Suprapto, “budaya sekolah sebagai keseluruhan nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh
sekolah yang meliputi visi, misi, dan tujuan sekolah, etos belajar, integrasi, norma agama, norma hukum dan norma sosial.”
14
Dari beberapa pengertian budaya sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan norma, nilai
12
Aan Komariah dan Cepi Triatna, op.cit., h.102
13
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listiyo Prabowo, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan SekolahMadrasah, Jakarta: Kencana, 2012, Cet. IV, h. 48.
14
Suprapto, dkk., Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan: Pengaruh Budaya Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pena Citasatria, 2008, h. 17.