Tujuan dan Manfaat Belajar

membaca, budaya disiplin dan efisien, budaya bersih, budaya berprestasi, serta budaya memberi penghargaan dan menegur siswa akan terlibat langsung dalam pelakasanaannya yang secara perlahan akan merubah cara hidup, berpikir siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar yang positif dan memperoleh hasil belajar berupa prestasi belajar yang positif juga. Pembelajaran positif hanya berlangsung dalam budaya yang positif. Sekolah yang sehat akan mempengaruhi kesuksesan banyak siswa dan guru. Ini diperkuat dengan pernyataan dari Sudarwan Danim dan Khoril, menurutnya “Kultur sekolah yang positif mendorong orang dapat membangun komitmen kuat untuk mencapai sesuatu yang menarik secara bersama. Sebaliknya kultur sekolah yang negatif dapat mengganggu hubungan antarkomunitas sekolah.” 45 Kemudian Suyono dan Hariyanto juga nyatakan, bahwa: Pembudayaan adalah suatu proses di mana seseorang belajar tentang sesuatu yang diperlukan oleh budaya yang mengelilingi kehidupannya, sehingga dia memperoleh nilai-nilai dan perilaku yang sesuai dan diperlukan dalam budaya semacam itu. Pengaruh orang tua, orang dewasa lain seperti guru serta temen sebaya akan membantu pembentukkan individu dalam enkulturasi. Jika pengaruh ini berlangsung secara sukses, maka akan menghasilkan peningkatan kompetensi siswa dalam penguasaan bahasa, nilai-nilai yang dipegang, serta berbagai ritual terkait budaya tersebut, termasuk pemahaman dan peraktiknya dalam menghayati agama. 46 Pernyataan bahwa budaya sekolah memiliki peran dalam aktivitas dan prestasi belajar siswa juga diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Daryanto dan Hery Tarno. Menurutnya “siswa yang memiliki budaya mutu memiliki motivasi belajar, komitmen dan keranjinan yang tinggi dan sebaliknya menolak cara-cara yang tidak fair, seperti menyontek, dan sebagainya.” 47 45 Sudarwan Danim dan Khairil, op.cit., h. 225. 46 Suyono dan Hariyanto, op.cit., h. 135. 47 Daryanto dan Hery Tarno. op.cit., h. 40. Dari pernyataan di atas maka dapat dipahami bahwa, budaya sekolah memiliki peran penting terhadap keputusan dan pelaksanaan pendidikan yang berlangsung di sekolah asalkan sekolah mampu secara konsisten melaksanakan budaya sekolah yang telah menjadi cara hidup masyarakat sekolah. Dengan demikian maka peningkatan mutu sekolah yang diharapkan dapat tercapai. Karena jika budaya positif sudah ditransfer dan ditanamkan dalam aktivitas belajar, maka seluruh bagian dalam sekolah akan bergerak untuk berprestasi.

E. Penelitian Relevan

Di bawah ini akan dikemukakan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: 1. Hasil penelitian mengenai budaya sekolah yang dilakukan oleh Desi Widiasari dalam skripsi Universitas Negeri Malang 2013 dengan judul “Transformasi Budaya Disiplin Peserta Didik di SMKPGRI 3 Malang” menunjukkan bahwa peran warga sekolah dalam transformasi budaya disiplin peserta didik adalah karena adanya komitmen dari warga sekolah untuk mematuhi peraturan, guru yang memberikan teladan, guru wali yang memberikan konseling, orang tua menjadi kendali untuk anaknya ketika dirumah. Hubungan yang dimaksud adalah semakin besar peran lingkungan sekitar siswa dalam menerapkan disiplin, semakin tinggi pula nilai positif siswa. 2. Hasil penelitian mengenai budaya sekolah yang dilakukan oleh Ana Purnama dalam skripsi Universitas Indonesia 2013 dengan judul “Peran Budaya Sekolah Dalam Mendukung Prestasi Belajar Siswa” menunjukkan bahwa budaya sekolah yang dimiliki oleh SMA Sugar Group yang berperan sebagai pendukung prestasi belajar siswa, yaitu budaya private study time PST dan budaya berbahasa inggris. Budaya sekolah yang berperan sebagai pendukung prestasi belajar siswa lemah dan tidak sepenuhnya murni hasil proses sosialisasi dan internalisasi pihak sekolah. Daya dukung prestasi belajar pun lemah. Hubungan yang dimaksud adalah semakin baik penerapan budaya sekolah, maka semakin baik pula prestasi belajar siswa. 3. Hasil penelitian mengenai budaya sekolah yang dilakukan oleh Albertin Dwi Astuti dalam skripsi Universitas Negeri Yogyakarta 2015 dengan judul “Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Karakter Siswa Kelas X Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Klaten” menunjukkan bahwa budaya sekolah terhadap karakter siswa sebesar 30,2 yang termasuk dalam kategori cukup sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara budaya sekolah terhadap karakter siswa. Hubungan yang dimaksud adalah semakin positif budaya sekolah yang diterapkan maka semakin positif pula karakter siswa yang terbentuk.

F. Kerangka Berpikir

Lingkungan belajar merupakan hal yang penting bagi individu sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu atau pengetahuan. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Apabila ketiga macam lingkungan tersebut mendukung dan mendorong dalam proses belajar seorang siswa maka akan berdampak baik bagi prestasi belajar individu. Namun pada nyatanya tidak semua lingkungan belajar dalam kondisi yang kondusif, baik kondisi fisik maupun pelaksanaan aktivitas pendidikannya. Nyatanya penerapan visi sekolah, disiplin siswa, budi pekerti, lingkungan luar sekolah dan program pengajaran belum optimal. Serta masih rendahnya tingkat prestasi siswa dan kompetisi siswa. Jika kondisi seperti ini terus saja berlangsung tentunya dapat mempengaruhi prestasi belajar individu, harapan dan efektivitas aktivitas pendidikan di sekolah tersebut. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya memiliki harapan untuk mampu berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan