g. Selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga, orang lain dan diri sendiri.
19
Ini menjelaskan,
bahwa dengan
adanya budaya
sekolah memungkinkan untuk menjadikan seriap induvidu mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik sehingga meningkatkan kualitas dirinya.
3. Proses Pembentukkan dan Pengembangan Budaya Sekolah
Setiap sekolah haruslah memiliki budaya sebagai identitas bagi lembaganya dan sebagai nilai hidup seluruh individu di dalamnya.
Namun budaya sekolah haruslah dibentuk dan dikembangkan agar budaya sekolah dapat diterima dan bermanfaat bagi individu dalam
organisasi dan bagi organisasi itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa cara pembentukkan dan pengembangan budaya sekolah menurut
beberapa ahli.
Menurut Aan Komariah cara yang dapat dilakukan untuk membentuk sebuah budaya organisasisekolah bisa melalui tiga cara,
yaitu sebagai berikut: a. Seleksi
Menekankan sejak awal terhadap pegawai-pegawai bahwa hanya pegawai-pegawai yang memenuhi kriteria organisasi yang
dapat diterima.
b. Manajemen Puncak Pimpinan menjadi pendorong kuat bagi tumbuhnya perilaku
bawahan. Pemimpin mesti menetapkan norma-norma perilaku yang dapat diikuti bawahannya. Disamping itu apa yang
dilakukan atasan dapat diobservasi dan dinilai oleh bawahannya.
c. Sosialisasi Penanaman norma-norma yang ditetapkan organisasi dapat
dilakukan dengan cara membicarakannya dalam rapat-rapat, pertemuan-pertemuan, atau bahkan dengan alatmedia khusus.
20
19
Ibid.
20
Aan Komariah dan Cepi Triatna, op.cit., h.113.
Dalam bukunya, Dryanto dan Hery Tarno menjelaskan tentang bagaimana membangun sebuah budaya sekolah melalui gambar
model seperti berikut;
Gambar 2.1 Model dalam Membangun Budaya Sekolah
21
Model tersebut menggambarkan bahwa budaya dan iklim sekolah merupakan kumpulan niali-nilai, norma dan perilaku yang mengontrol
interaksi warga sekolah dengan orang-orang di luar sekolah. Budaya sekolah merupakan hasil interaksi nilai-nilai yang dianut individu di
dalam sekolah dan di luar sekolah secara sadar untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah.
21
Daryanto dan Hery Tarno, op.cit., 16.
Pemberdayaan Sekolah
Budaya Lingkungan
Fisik Sekolah Pemberdayaan
Sekolah
a. Nilai b. Norma
c. Perilaku a. Keindahan
b. Keamanan c. Ketentraman
d. Kebersihan a. Berbasis Mutu
b. Kepemimpinan Kepala Sekolah
c. Disiplin dan Tata Tertib d. Penghargaan
dan Insentif
e. Harapan Berprestasi f. Akses Informasi
g. Evaluasi h. Komunikasi
Intensif dan Terbuka
Budaya dan Iklim Sekolah
Budaya sekolah yang positif akan mendukung peningkatan mutu pendidikan yang positif dan sejalan dengan pelaksanaan manajemen
berbasis sekolah. Oleh sebab itu maka melalui kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, kepala sekolah diharapkan dapat
memberikan konstribusi yang positif dalam pengembangan budaya sekolah sehingga secara maksimal mampu mendukung peningkatan
mutu pendidikan.
4. Jenis-jenis Budaya Sekolah
Budaya sekolah secara umumnya didefinisikan sebagai cara hidup di sekolah yang sebenarnya dihasilkan oleh pelajar dan sebagian guru.
Budaya sekolah yang berlangsung sangatlah beranekaragam dan setiap sekolah memiliki budaya yang berbeda antara sekolahnya
dengan sekolah lain. Berikut ini adalah jenis-jenis budaya sekolah. Budaya sekolah berdasarkan jenisnya, menurut Daryanto dan
Hery Tarno terdapat dua jenis budaya sekolah, yaitu budaya formal dan
budaya informal. “Budaya formal ini mementingkan pencapaian akademik dan manfaat untuk mencapai tersebut. Budaya informal
ialah apa saja selain untuk mencapai kepentingan budaya formal sekolah seperti budaya bertutur kata, berpakaian, dan lain-lain.
”
22
Kedua jenis budaya sekolah pada dasarnya sama-sama untuk meningkatkan perilaku positif yang konsisten agar dapat menunjang
program sekolah secara kuat dan menjadikan siswa serta guru memiliki kualitas dan prestasi dengan budaya formal yang dimiliki.
5. Bentuk-bentuk Budaya Sekolah
Budaya sekolah merupakan komponen penting untuk memajukan sekolah, oleh karena itu sekolah haruslah menanamkan budaya
sekolah secara tepat dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sekolah. Bentuk-bentuk budaya sekolah yang diterapkan tiap-tiap sekolah pun
22
Ibid., h. 5.