Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk dapat menjelaskan peran transformasi budaya disiplin di kalangan siswa dalam aktivitas belajar.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memiliki manfaat yaitu: a. Manfaat Teoritis: Dapat mengembangkan pemikiran dalam bidang manajemen pendidikan, menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga dapat memberikan konstribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu dan sebagai bahan pemahaman untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis: 1 Bagi Penulis a Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan transformasi budaya sekolah dan aktivitas belajar siswa; b Memberi kesempatan pada penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari. 2 Bagi Sekolah a Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi kepala sekolah atau sekolah guna mengambil langkah yang tepat dalam rangka mengembangkan budaya sekolah; b Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah atau kepala sekolah dalam mengembangkan budaya sekolah agar mampu melaksanakan aktivitas belajar siswa sesuai tujuan pendidikan yang hendak dicapai. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Transformasi

1. Pengertian Transformasi

Banyak pendapat ahli tentang pengertian Transformasi. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian transformasi. Transformasi merupakan kata yang berasal dari kata “Transform atau Transformation” yang berarti perubahan bentuk atau pergantian bentuk. 1 Begitu juga dengan yang tertera di dalam Kamus Bahasa Indonesia, bahwa “transformasi adalah perubahan rupa atau bentuk, sifat dan sebagainya. ” 2 Berdasarkan pengertian tersebut, maka dipahami bahwa transformasi dan perubahan adalah dua hal yang memiliki kesaaman makna, yaitu bentuk pergantian menuju keadaan yang lebih baik. Sedangkan menurut Wibowo, “perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang, suatu keadaan yang lebih baik. Transformasi atau perubahan merupakan suatu tanda dalam kehidupan yang selalu berlangsung secara tetap.” 3 Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Potts and La Mars dalam Wibowo bahwa “perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi menuju pada keadan yang diinginkan di masa depan. Transformasi atau perubahan dari keadaan sekarang dilihat dari sudut struktur, proses, oran g, dan budaya.” 4 Kedua pernyataan ini bermakna bahwa transformasi dilakukan untuk menjadikan sebuah 1 John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005, cet. 26, h. 601 2 Nur Azman kord., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Bandung: Penabur Ilmu, 2008, h. 487. 3 Wibowo, Manajemen Perubahan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, Cet. III, h. 1. 4 ------------, Manajemen Perubahan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 87. sistem atau kondisi menjadi lebih baik dari yang sebelumnya bagi seluruh aspek di dalam organisasi.

2. Tujuan Transformasi

Sebelum melakukan transformasi atau melakukan perubahan haruslah terlebih dahulu mengetahui mengapa perlu melakukan sebuah perubahan. Berikut merupakan beberapa pendapat ahli mengenai tujuan dari perubahan. Transformasi atau perubahan merupakan kebutuhan bagi setiap organisasi agar dapat selalu menyesuaikan diri dengan dunia di luarnya untuk dapat survive dan mengembangkan diri. 5 Menurut Robbins dalam Wibowo, “tujuan perubahan adalah untuk memperbaiki kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan di sisi lain mengupayakan perubahan perilaku karyawan.” 6 Kedua pernyataan ini memaknai tujuan transformasi atau perubahan sebagai sebuah upaya untuk menghadapi segala tantangan yang hadir dalam organisasi. Dengan sifat dinamis yang dimiliki oleh organisasi, maka sebuah organisasi dan aspek-aspek yang terdapat di dalamnya haruslah mampu mengikuti segala macam kondisi untuk menghadapi perubahan- perubahan di lingkungan organisasi. Menurut Musa Ali, usaha transformasi dilakukan untuk menjamin survival organisasi. Selain itu juga untuk memastikan kecakapan dan keberkesanan organisasi dalam menyampaikan perkhidmatan atau pengeluarannya. 7 Pernyataan ini mengartikan bahwa transformasi atau perubahan dilakukan sebagai upaya mempertahankan diri dari keadaan tertentu yang bersifat buruk, dan 5 Ibid., h. 115 6 Ibid., h. 90. 7 Musa Ali, Transformasi Organisasi: Konsep dan Teknik Pelaksanaan, Malaysia: Universiti Sains Malaysia, 2015, Cet. II., h. 2. juga untuk memastikan kecakapan dan efektivitas organisasi dalam memberikan layanan. Transformasi atau perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh sebuah organisasi, bahkan pada kondisi tertentu transformasi atau perubahan sangat perlu dilakukan dengan berbagai macam cara tetapi memiliki tujuan pasti, yaitu menjadikan kinerja organisasi lebih baik sehingga organisasi lebih bertahan dengan setiap kondisi yang berlangsung disekitarnya. Dengan kemampuan organisasi bertahan maka akan menjadikan organisasi tetap ada dan diakui.

3. Ruang Lingkup Transformasi

Upaya transformasi atau perubahan dalam organisasi terjadi pada beberapa area atau objek seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Wibowo, “sasaran atau objek suatu perubahan dapat diarahkan pada struktur organisasi, teknologi, pengaturan fisik, proses, orang, dan budaya dalam suatu organisasi. Namun sasaran transformasi atau perubahan tersebut pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi karena diantaranya saling memengaruhi. ” 8 Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Wibowo. Daft dan Marcic dalam Ismail Solihin, kemudian menambahkan dua area lain di dalam organisasi yang perlu mengalami perubahan, yakni: strategi strategy dan produk products. 9 Perubahan dilakukan untuk memperbaiki kondisi organisasi dengan rencana baru ketika kondisi organisasi berada dalam kondisi yang membahayakan keberlangsungan organisasi. Yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap perubahan pada hasil kerja organisasi. 8 Wibowo, op. cit., h. 93. 9 Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 119.