Jenis-jenis Budaya Sekolah Bentuk-bentuk Budaya Sekolah

mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Secara kualitatif tinjauan mutu, belajar ialah proses memeroleh arti- arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada terciptanya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa. 28 Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan sebuah proses yang terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang secara sadar untuk memenuhi kebutuhannya dan akan membantunya memahami kemampuannya dan mengembangkannya dengan melibatkan pengalaman, sehingga menjadikan dirinya lebih berkualitas untuk menjalani kehidupannya dengan baik dan cara yang benar.

c. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut William , “aktivitas belajar adalah interaksi yang spesifik antara pembelajaran dengan orang lain menggunakan alat- alat dan sumber daya tertentu demi mencapai hasil tertentu .” 29 Kemudian Sardiman mengartikan aktivitas belajar sebagai aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkait. 30 Lebih lanjut lagi, Piaget menerangkan dalam buku Sardiman bahwa “seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa Perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. ” 31 Dapat dipahami, bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi siswa yang intens dengan guru dan seluruh warga sekolah. Aktivitas belajar yang baik 28 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Perspektif Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, cet. XIX, h. 90. 29 William, Tiga Tahun Dari Sekarang, Jakarta: Feliz Books, 2013, h. 155. 30 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014, cet. XXII, h. 100. 31 Ibid. harus melibatkan psikologi dan fisik peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil belajar dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik yang tentunya akan menjadikan peserta didik jauh lebih berkarakter dan memperbesar kemungkinan tercapainya tujuan belajar dan pendidikan.

2. Prinsip-prinsip Belajar

Banyak teori mengenai prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam bidang pendidikan yang masing-masing memiliki persamaan dan perbedaan. Dalam bukunya, Dimyati dan Mudjiono menyebutkan tujuh prinsip-prinsip belajar, yakni: a Perhatian dan motivasi, b Keaktifan, c Keterlibatan langsungberpengalaman, d Pengulangan, e Tantangan, f Balikan dan penguatan, serta g Perbedaan individual. 32 Kemudian Sukmadinata menyampaikan mengenai prinsip umum belajar yang telah dikembangkannya sebagai berikut: a Belajar merupakan bagian dari perkembangan, b Belajar berlangsung seumur hidup, c Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif, d Belajar mencangkup semua aspek kehidupan, e Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan waktu, f Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru, g Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi, h Pembentukkan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat kompleks, i Dalam belajar dapat terjadi 32 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. IV, h. 42. hambatan-hambatan, dan j Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain. 33 Selanjutnya Nanang dan Cucu mengemukakan prinsip-prinsip belajar yang sama dengan Sukmadinata dan menambahkan tiga prinsip-prinsip belajar, yaitu: a. Belajar dimulai dari yang faktual menuju konseptual. b. Belajar dari yang kongkret menuju yang abstrak. c. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. 34 Prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat dan mengembangkan sikap yang diperlukan dalam menunjang peningkatan belajar peserta didik. Selain itu, aktivitas belajar harus dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan, baik kedisiplinan guru terhadap teori dan prinsip-prinsip belajar ataupun kedisiplinan siswa terhadap kebijakan sekolah dan disiplin dalam belajar. Ini karena disiplin menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Moedjiarto dalam Dryanto dan Hery Tarno. Moedjiarto mengungkapkan bahwa “karakteristik dan tata tertib dan kebijakan disiplin sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi akademik siswa. ” 35 Secara umum Daryanto dan Hery Tarno mengartikan disiplin sebagai “suatu bentuk ketaatan pada peaturan dan sanksi yang berlaku dalam lingkungan sekolah.” 36 Disiplin belajar merupakan salah satu yang mempengaruhi kegiatan belajar. Menurut Bambang Sumantri, Disiplin belajar siswa bisa terjadi di rumah dan di sekolah: Disiplin belajar di rumah, antara lain meliputi: belajar setiap hari, mengerjakan pekerjaan rumah, membuat laporan, belajar berkelompok dan sebagainya. Sedangkan disiplin belajar di sekolah 33 Suyono dan Hariyanto, op.cit., h. 128. 34 Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2012,Ccet. III, h. 18. 35 Daryanto dan Hery Tarno, op.cit., h. 83. 36 Ibid., h. 22.