Tujuan Pendidikan Umum Transformasi

antara kemampuan siswa dengan karakter budi pekerti, serta menjadi sekolah yang sejuk dalam budaya budi pekerti yang luhur dan ideal berdasarksan wawasan wiyata mandala.

2. Budaya Sekolah

SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi merupakan salah satu cabang dari perguruan Tamansiswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara dan sejak awal pendiriannya hingga kini memiliki nilai hidup yang secara terus-menerus dianut, yaitu budi pekerti. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap Ki Setiyaka selaku kepala sekolah SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi, Ki Setiyaka memaparkan pemahamannya tentang budaya sekolah, yaitu “Budaya sekolah menurut saya adalah kebiasaan atau adat yang dilakukan secara terus-menerus dalam setiap kesempatan dan kondisi sehingga membentuk karakter siswa.” Selain itu, Ki Setiyaka juga menjelaskan budaya sekolah yang menjadi fokus utama dan nilai hidup di SMP Tamansiswa, sebagai berikut: “Budaya sekolah yang menjadi fokus utama dan nilai hidup untuk seluruh keluarga besar Tamansiswa dan perguruan Tamansiswa adalah budi pekerti. Belajar dalam suasana pondok budi pekerti.” 14 Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa budaya sekolah dapat membentuk karakter siswa dan budaya sekolah yang menjadi fokus utama adalah budi pekerti. Sedangkan penerapannya dituangkan dalam program-program sekolah yang diatur dalam peraturan dan tata tertib sekolah. Budaya sekolah yang diterapkan di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi oleh sebagian narasumber sudah dianggap sesuai untuk mengeksplorasi potensi-potensi peserta didik. Namun pada kondisi sebenarnya penerapan budi pekerti mengalami kontradiksi atau ketidaksesuaian. Ini berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh Nyi 14 Hasil wawancara pamong Ki Setiyaka, loc.cit. Euis Setiawati mengenai kesesuaian budaya sekolah yang diterapkan untuk mengeksplorasi potensi-potensi peserta didik, yakni: Praktek penerapan budi pekerti kontradiksi. Sebenarnya apa yang ditanamkan sejak awal jadi nilai Tamansiswa sudah baik dan bagus. Tetapi ternyata dalam perakteknya ditemui kesulitan. Siswa susah sekali dibentuk dengan budaya sekolah, lebih cenderung bersikap semaunya Kalau ditanya sesuai atau tidak, ya jelas sesuai karena budaya sekolah juga disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungannya. 15 Hal inilah yang menjadi kendala yang sering ditemukan dalam menerapkan budaya sekolah. Ini juga diperkuat dengan pernyataan Ki Setiyaka mengenai kendala yang ditemukan dalam mengembangkan budaya sekolah, yakni: “Kendala yang umumnya terjadi itu lebih cenderung muncul dari diri siswa, seperti pergaulan siswa di luar yang tidak mendukung masyarakat dan kebiasaan di keluarga yang kurang baik.” 16 Untuk menanggulangi hal itu, maka anggota perguruan mengupayakan siswa untuk mampu mengikuti dan melaksanakan norma yang berlaku di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi. Selain itu, untuk terus menciptakan belajar dalam suasana pondok budi pekerti anggota perguruan terus mensosialisasikan mengenai nilai-nilai Ketamansiswaan melalui beberapa kegiatan seperti menambahkan mata pelajaran Ketamansiswaan yang wajib diikuti seluruh siswa, mensosialisasikan melalui peraturan sekolah, serta para pamong guru yang memiliki peran untuk memberi contoh langsung kepada siswa mengenai nilai-nilai Ketamansiswaan. Data yang terkumpul dari hasil angket yang telah disebar kepada 66 responden di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi mengenai budaya sekolah kemudian diolah untuk mempermudah menganalisa data. Hasil pengolahan penelitian ini akan dimasukkan ke dalam tabel ditribusi frekuensi sebagai berikut: 15 Hasil wawancara pamongNyi Euis Setiawati, loc.cit. 16 Hasil wawancara pamong Ki Setiyaka, loc.cit.

a. Pembentukan

1 Seleksi Tabel 4.6 Alasan bersekolah di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 4 Sangat Setuju 7 10,61 Setuju 21 31,82 Kurang Setuju 24 36,36 Tidak Setuju 9 13,64 Sangat Tidak Setuju 5 7,58 Jumlah N 66 100 Dari tabel di atas menjelaskan bahwa hampir setengah responden atau 42,43 responden menyatakan memilih bersekolah di SMP Tamansiswa karena keluarganya merupakan bagian dari keluarga besar Tamansiswa. Ini terlihat dari jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 31,82 atau 21 responden dan responden yang menjawab sangat setuju 7 responden atau 10,61. Namun 57,58 responden atau lebih dari setengahnya menyatakan memilih bersekolah di SMP Tamansiswa bukan karena keluarganya merupakan bagian dari keluarga besar Tamansiswa. Ini terlihat dari 24 responden atau 36,36 yang menjawab kurang setuju, 13,64 atau 9 responden menjawab tidak setuju, dan 5 responden atau 7,58 menjawab sangat tidak setuju. Maka, dengan demikian jelas bahwa alasan siswa bersekolah di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi bukan karena keluarganya merupakan bagian dari keluarga besar Tamansiswa Bekasi. 2 Manajemen Puncak Tabel 4.7 Kepala sekolah menunjukkan perilaku disiplin waktu No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 5 Sangat Setuju 28 42,42