Budaya Informal Budaya Sekolah

Budaya Kerja Keras, Cerdas, dan Ikhlas 780 5 x 3 = 15 =11,8 = 79 Baik Budaya Informal Budaya Memberi Penghargaan dan Menegur 522 5 x 2 = 10 = 7,9 = 79 Baik Budaya Jujur 265 5 x 1 = 5 = 4,0 = 80 Baik Jumlah 5516 110 = 84 = 76 Baik Tabel di atas menginterprestasikan setiap dimensi dan indikator dalam variabel Budaya. Pada dimensi pembentukkan budaya sekolah terdiri dari tiga indikator. Indikator seleksi dengan satu item soal dan memperoleh nilai persentase 65 yang berada pada katagori baik. Kemudian indikator manajemen puncak yang memiliki dua item soal dan memperoleh nilai persentase 84 yang berada pada katagori sangat baik. Selanjutnya adalah indikator sosialisasi yang terdiri dari dua item soal dan memperoleh nilai persentase sebesar 78 yang berada pada katagori baik. Bila dihitung secara keseluruhan, maka nilai prosentase dari lima item soal akan diperoleh persentase sebesar 77,88 dan berada pada katagori baik. Artinya budaya sekolah diterima oleh siswa, dan kepala sekolah sebagai manajemen puncak mampu menunjukan dan menanamkan norma-norma positif sebagai upaya untuk menjadikan prilaku siswa sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan dan berlaku di sekolah. Dimensi budaya formal terdiri dari lima indikator. Indikator budaya disiplin dengan empat item soal dan memperoleh nilai persentase 72 yang berada pada katagori baik. Kemudian indikator budaya membaca yang memiliki dua item soal dan memperoleh nilai persentase 77 berada pada katagori baik. Indikator budaya kreatif dengan tiga item soal dan memperoleh nilai persentase 73 yang berada pada kriteria baik. Indikator budaya berprestasi dengan dua item soal dan memperoleh nilai persentase 74 yang berada pada katagori baik. Selanjutnya adalah indikator kerja keras, cerdas dan ikhlas dengan tiga item soal dan memperoleh nilai persentase sebesar 79 berada pada katagori baik. Bila dihitung secara keseluruhan, maka nilai prosentase dari 14 item soal akan diperoleh persentase sebesar 74,57 berada pada katagori baik. Artinya, SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi memiliki budaya formal yang baik dan diikuti oleh siswa pada berbagi aktivitas belajar sehari- hari. Dimensi budaya informal terdiri dari dua indikator. Indikator budaya memberi penghargaan dan menegur dengan dua item soal dan memperoleh nilai persentase 79 yang berada pada kriteria baik. Kemudian indikator budaya jujur yang memiliki satu item soal dan memperoleh nilai persentase 80 berada pada katagori sangat baik. Bila dihitung secara keseluruhan, maka nilai prosentase dari tiga item soal akan diperoleh persentase sebesar 79,47. Artinya SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi memiliki budaya untuk membiasakan anggota perguruan berperilaku jujur serta memberi penghargaan dan menegur kepada setiap anggota perguruan dengan tujuan untuk memunculkan perilaku disiplin dan berprestasi dalam diri anggota perguruan. Bila dihitung secara keseluruhan, maka nilai prosentase variabel budaya sekolah yang terdiri dari 22 item soal akan memperoleh persentase sebesar 76 dan berada pada katagori baik, artinya kepala sekolah beserta pamong guru dan anggota perguruan Tamansiswa Bekasi dapat dinyatakan memiliki budaya sekolah yang baik dan mampu menjadikan nilai hidup bagi seluruh anggotanya.

3. Aktivitas Belajar

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, maka didapatkan beberapa data berupa aktivitas belajar siswa selama di kelas. Akivitas belajar di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi berlangsung selama 6 hari dan dimulai sejak pukul 07.00 wib sampai pukul 14.00 wib. Berdasarkan peraturan tata tertib siswa SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi, pada point 3 berbunyi “setiap siswa sudah harus hadir di perguruan sebelum jam belajar dimulai. ” dan pada point 4 yang berbunyi “setiap siswa wajib mengikuti seluruh mata pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh dari pelajaran pertama hingga pelajaran terakhir pada tiap- tiap hari sekolah.” 35 Agar siswa memiliki semangat belajar yang lebih, maka perlu adanya motivasi dan dukungan kuat bagi siswa dari pamong, kepala sekolah, perguruan dan orangtua atau walinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ki Setiyaka, untuk menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa strategi yang beliau pakai adalah “bekerjasama dengan orangtua dalam pengawasan dan menerapkan sistem among.” 36 Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, upaya untuk menumbuhkan minat belajar siswa saat di sekolah, Nyi Euis selaku wali kelas melaksanakan beberapa program-program, yakni: “Mengadakan program budi pekerti. Saya beri tanggung jawab penuh kepada siswa tentang kebersihan kelasnya, melatih siswa untuk memiliki sikap sopan santun. Ya membiasakan siswa untuk mau bekerja lebih keras secara mandiri. Lama-lama siswa akan terlatih menjadi disiplin dengan sendirinya walaupun awalnya pasti terpaksa.” 37 Sedangkan perguruan menjadikan pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi sebagi salah satu cara untuk membangun minat dan motivasi belajar siswa, ini tertuang dalam peraturan penghargaan siswa berprestasi yang berbunyi “Kepala Sekolah dan Komite Sekolah akan memberikan beasiswa berupa pembebasan SPP dan atau 35 -------, Tata Tertib Siswa SMP Tamansiswa Bekasi, loc.cit. 36 Hasil Wawancara pamong Ki Setiyaka, loc.cit. 37 Hasil Wawancara pamong Nyi Euis Setiawati, loc.cit. pembebasan separo SPP bagi siswa yang berprestasi dan atau siswa yang tidak mampu.” 38 Hal yang hampir serupa juga dilakukan oleh Ki Wana Sapto Ajie dalam menumbuhkan minat siswa yaitu dengan memberikan nilai atau point tambahan. Berikut ini adalah pernyataan yang dikemukakan oleh Ki Wana Sapto Ajie dalam menumbuhkan disiplin belajar, yakni: Memberikan nilai 100 untuk siswa yang hadir lebih awal. Jadi misalnya dia dapat nilai 85 tapi karena hadir lebih awal ke lab, atau ke kelas mengikuti kegiatan-kegiatan belajar lainnya lebih awal ya saya tambahkan atau dibulatkan menjadi 100. Jadi siswa lebih menghargai waktu belajar. Menurut saya cara seperti itu cukup efektif jadi dari dulu sampai sekarang saya masih menggunakan cara itu untuk siswa jadi lebih antusias ikut kegiatan belajar. 39 Selain menumbuhkan motivasi belajar siswa, perlu juga dibangun disiplin belajar siswa baik di sekolah ataupun selama di rumah. Untuk menumbuhkan disiplin belajar siswa selama di sekolah penerapannya melalui program budi pekerti dan harian seperti upacara bendera setiap hari senin, piket kelas, serta penerapan tata tertib sekolah ataupun kelas. Sedangkan untuk menciptakan disiplin belajar di rumah pihak sekolah melakukan kerjasama dengan orang tua di rumah. Diharapkan orang tua senantiasa mengarahkan dan mengawasi aktivitas belajar siswa namun apabila menemui kesulitan orang tua atau wali siswa diharapkan bersedia untuk datang ke sekolah dan berkonsultasi terhadap wali kelas dan guru bidang kesiswaan di sekolah. Sehingga nantinya akan ditemui penyelesaian yang tepat bagi siswa. Data yang terkumpul dari hasil angket yang telah disebar kepada 66 responden di SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi mengenai aktivitas belajar siswa kemudian diolah dengan tujuan untuk memberikan penjelasan sehingga mempermudah menganalisa data. Hasil pengolahan 38 -------, Peraturan Penghargaan Terhadap Siswa SMP Taman Dewasa Tamansiswa Bekasi Berprestasi, loc.cit. 39 Hasil Wawancara Pamong Ki Wana Sapto Ajie, loc.cit. penelitian ini akan dimasukkan ke dalam tabel ditribusi frekuensi sebagai berikut:

a. Prinsip Belajar

1 Perhatian dan Motivasi Tabel 4.29 Peran kepala sekolah dalam mendukung kegiatan siswa No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 26 Sangat Setuju 21 31,82 Setuju 36 54,55 Kurang Setuju 7 10,61 Tidak Setuju 2 3,03 Sangat Tidak Setuju Jumlah N 66 100 Dari tabel tersebut terlihat sebagian besar responden 86,37 atau 57 responden menyatakan jika kepala sekolah selalu mendukung kegiatan pramuka yang dilakukan siswa di sekolah. Hal ini terbukti dengan 36 responden 54,55 yang menjawab setuju dan 21 responden 31,82 menjawab sangat setuju. Sedangkan sebagian kecil responden 13,64 atau 9 responden menyatakan jika kepala sekolah tidak mendukung kegiatan pramuka yang dilakukan siswa di sekolah ini dapat dilihat dari 7 responden 10,61 menjawab kurang setuju dan 2 responden 3,03 menjawap tidak setuju. Berdasarkan daftar prestasi yang diperoleh, diketahui bahwa SMP Tamansiswa memeperoleh beberapa prestasi atau juara dalam beberapa perlombaan pramuka di Kota Bekasi, hingga kini sekolah masih selalu mengikuti berbagai perlombaan namun pada tahun ajaran 20152016 belum menjuari perlombaan apapun. lihat lampiran 9 Maka, jelas bahwa kepala sekolah selalu mendukung aktivitas kegiatan- kegiatan yang dilakukan siswa. Tabel 4.30 Peran kepala sekolah dan pamong dalam memotivasi siswa . No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 27 Sangat Setuju 11 16,67 Setuju 27 40,91 Kurang Setuju 23 34,85 Tidak Setuju 5 7,58 Sangat Tidak Setuju Jumlah N 66 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa lebih dari setengah responden 57,58 atau 38 responden menyatakan jika pada beberapa kesempatan kepala sekolah dan pamong melakukan sharing pengalaman untuk memotivasi siswa. Hal ini terbukti dengan 27 responden 40,91 yang menjawab setuju dan 16,67 atau 11 responden menjawab sangat setuju. Sedangkan hampir setengah responden 42,43 atau 38 responden menyatakan jika kepala sekolah dan pamong tidak melakukan sharing pengalaman untuk memotivasi siswa. Ini terlihat dari 23 responden 34,85 menjawab kurang setuju dan 5 responden 7,85 menjawab tidak setuju. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa adanya upaya pamong dalam memotivasi siswa melalui sharing pengalaman. Nyi Euis Setiawati, ia menyatakan “Untuk memunculkan motivasi siswa saya lebih sering memberi contoh secara langsung. Seperti memperlihatkan peristiwa atau biografi seseorang lewat cerita atau vidio dengan harapan siswa akan termotivasi dengan kisah-kisah yang disajikan saat selingan waktu belajar .” 40 Maka, dengan ini jelas bahwa adanya upaya untuk memotivasi siswa melalui kegiatan sharing pengalaman yang dilakukan oleh pamong. 40 Hasil Wawancara pamong Nyi Euis Setiawati, loc.cit. 2 Keaktifan Tabel 4.31 Keterlibatan siswa saat pelajaran berlangsung. No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 28 Sangat Setuju 22 33,33 Setuju 27 40,91 Kurang Setuju 15 22,73 Tidak Setuju 2 3,03 Sangat Tidak Setuju Jumlah N 66 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden 74,24 atau 49 responden menyatakan jika dirinya selalu berusaha mengeluarkan pendapat untuk menjawab pertanyaan pamong guru saat pelajaran berlangsung. Hal ini terbukti dengan 27 responden 40,91 yang menjawab setuju dan 33,33 atau 22 responden menjawab sangat setuju. Hanya saja, sebagaian kecil responden 25,76 atau 17 responden menyatakan jika dirinya tidak pernah mengeluarkan pendapat untuk menjawab pertanyaan pamong guru saat pelajaran berlangsung. Sedangkan dari observasi yang dilakukan diketahui bahwa siswa mengemukakan pendapat ketika diberikan kesempatan. Maka, jelas bahwa sebagian besar siswa aktif terlibat dalam aktivitas belajar disekolah. Tabel 4.32 Rendahnya minat siswa mengikuti GKS. No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 29 Sangat Setuju 24 36,36 Setuju 25 37,88 Kurang Setuju 11 16,67 Tidak Setuju 5 7,58