Kemudian Ki Wana Sapto Ajie selaku pamong menjelaskan pemahamannya tentang
konsep transformasi, menurutnya “Transformasi perubahan prilaku, perubahan pola berpikir dari yang negatif ke hal yang
positif. Kalau di sekolah bisa melalui pengenalan, pembiasaan siswa mentaati peraturan dan budaya sekolah yang ada di sisni.”
10
Maka diketahui bahwa proses transformasi terhadap perilaku siswa dilakukan
melalui penerapan peraturan sekolah yang dalam pelaksanaannya mendapatkan bimbingan dari pamong.
Pernyataan serupa juga diutarakan oleh Nyi Euis Setiawati yang menyatakan “Transformasi sih lebih kepada merubah siswa untuk lebih
sesuai dengan tujuan pendidikan atau budi pekerti. Tapi kalau dilihat di sini siswa lebih memiliki sikap sendiri sejak awal dan ngeyel. Sulit untuk
melakukan transformasi.”
11
Namun dari pernyataan ini, dapat diketahui bahwa pada kondisi sebenarnya sulit untuk melakukan transformasi karena
siswa enggan berpartisipasi terhadap proses transformasi yang di lakukan sekolah.
Berikut ini adalah data yang terkumpul dari hasil angket yang telah disebar kepada 66 responden di SMP Taman Dewasa Tamansiswa
Bekasi yang kemudian diolah dengan tujuan untuk memberikan penjelasan sehingga mempermudah menganalisa data. Hasil pengolahan penelitian ini
akan dimasukkan ke dalam tabel ditribusi frekuensi sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan Umum
Tabel 4.2 Peran kepala sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju
15 22,73
Setuju 33
50,00 Kurang Setuju
13 19,70
10
Hasil Wawancara Pamong Ki Wana Sapto Ajie, 1 Juni 2016.
11
Hasil Wawancara Pamong Nyi Euis Setiawati, 1 Juni 2016.
Tidak Setuju 4
6,06 Sangat Tidak Setuju
1 1,52
Jumlah N 66
100 Dari tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar responden
77,73 atau 48 responden menyatakan kepala sekolah selalu memahami kebutuhan sekolah untuk mengembangkan intelektual siswa
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini terlihat dari jawaban responden yang menjawab setuju sebesar 50,00 atau 33 responden,
dan 22,73 atau 15 responden menyatakan sangat setuju. Sedangkan sebagian kecil responden 27,28 atau 18 responden menyatakan jika
kepala sekolah
tidak memahami
kebutuhan sekolah
untuk mengembangkan intelektual siswa. Ini terlihat dari jawaban responden
sebesar 19,70 atau 13 responden menjawab kurang setuju, 4 responden 6,06 menjawab tidak setuju, dan 1 responden 1,52
menjawab sangat tidak setuju. Selain itu, jika dilihat pada dokumen perguruan Tamansiswa Bekasi tentang jenis sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah tersedia beberapa media dan berbagai fasilitas untuk mendukung kegitan pembelajaran di sekolah dan aktivitas non
akademik siswa.
12
lihat lampiran 7 Maka, dengan demikian jelas bahwa kepala sekolah sudah melaksanakan peran tanggung jawabnya
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tabel 4.3 Peran pamong guru dalam mengembangkan kepekaan sosial.
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
2 Sangat Setuju
15 22,73
Setuju 37
56,06 Kurang Setuju
11 16,67
Tidak Setuju 3
4,55 Sangat Tidak Setuju
12
-------, Program Kerja SMP Tamansiswa Bekasi Tahun Ajaran 20152016, op.cit., h. 12.