Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No Indikator KPS Indikator Soal Aspek Kognitif ∑ Soal Yang digunakan C1 C2 C3 C4 C5 C6 1 Menyebutkan sebanyak mungkin indera observasi Menyebutkan urutan organ yang terlibat dalam proses pencernaan 1, 2 3 2 2 Mencari perbedaanpersamaan klasifikasi Mengelompokkan jenis kelainan pada sistem pencernaan 4 1 Mengelompokkan sumber karbohidrat yang menjadi makanan pokok di Indonesia 5 1 membandingkan Menkelompokkan makanan seimbang 6 3 Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Interpretasi Menghubungkan kandungan zat makanan dengan penyakit 7 1 Menghubungkan proses pencernaan dengan enzim pencernaan 8 menyimpulkan Menyimpulkan kandungan dari beberapa jenis makanan 9 1 4 Mengubah bentuk penyajian berkomunikasi Mendiagramkan bahan makanan berdasarkan jumlah kandungannya 10 1 Menyusun jumlah kandungan energi berdasarkan kebutuhan usia 11 1 Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian berkomunikasi Menentukan makanan yang cocok untuk seseorang yang ingin membentuk otot 12 Memprediksi kelainan pada sistem pencernaan 13 Jumlah 2 3 1 2 3 2 8 Keterangan: C1 : Ingatan recalling C4 : Analisis analysis C2 : Pemahaman comprehension C5 : Sintesis synthesis C3 : Penerapan application C6 : Evaluasi evaluation 6 Nomor soal yang bertanda bintang adalah nomor soal yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan.

2. Lembar Observasi

Teknik nontes penelitian ini berupa observasi. Pengamatan atau observasi observation adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. 7 Observasi yang dilakukan di sini adalah observasi langsung, yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan proses sains yang diamati dengan menggunakan panca indera secara langsung. Analisis persentase tiap aspek keterampilan proses sains siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Persentase = Skor yang diperoleh X 100 Skor ideal yang diharapkan

G. Kalibrasi Instrumen

Instrumen yang akan digunakan diuji terlebih dahulu pada kelompok siswa yang dianggap sudah mengikuti pokok bahasan yang akan disampaikan. Setelah itu, instrumen diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen tersebut dapat dipakai atau tidak. 6 Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2012 Edisi 2 Cet. Ke-1, h. 131-133. 7 Ibid., h. 45.

1. Uji Validitas

Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. 8 Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial. 9 Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: r pbis i : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor I dengan skor total X i : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor I X t : rata-rata skor total semua responden S t : standar deviasi skor total semua responden p i : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i q i : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan ANATES. Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 13 soal tes yang diuji cobakan pada kelas XII terdapat 8 soal yang valid dan diberikan kepada sampel sebagai pretest dan posttest, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12.

2. Uji Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penelitian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu: 10 r 11 = 8 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2006, h. 105. 9 Ibid., h. 109-110. 10 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 115.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

1 25 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPAN.

0 2 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA - repository UPI T IPA 1103987 Title

0 0 2

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8