Pembahasan Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan. Kegiatan tersebut membuat peserta didik akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar.
2
Pembelajaran dengan model pembelajaran POE dalam desain metode eksperimen memiliki prinsip konstruktivisme yang kuat sehingga diperlukan
adanya dukungan keterampilan metakognitif untuk mengontrol proses kognitif dalam kegiatan belajar siswa.
Kemampuan keterampilan proses sains yang optimal akan mampu diperoleh peserta didik apabila kemampuan mengontrol proses kognitif pada peserta didik
tersebut telah berkembang dengan baik.
3
KPS dapat membantu peserta didik memiliki pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan
kemampuan mental yang lebih tinggi, seperti berpikir kritis dan keputusan pemecahan masalah.
4
Keterampilan-keterampilan proses biasa terlihat dalam kegiatan yang memusatkan pembelajaran pada peserta didik seperti melakukan eksperimen.
Untuk melihat rincian kegiatan yang memuat keterampilan proses sains siswa antara model pembelajaran POE dengan kegiatan pembelajaran eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, disajikan pada Tabel 4.11 berikut.
2
Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE Predict- Observe-Explain dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education Journal, Vol 4 3, 2015, h. 1019.
3
Herni Budiati, Sugiyarto Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE Prediction, Observation, Explanation Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol
Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains . h. 156.
4
Dwi Untari Ningsih, Slamet Santosa Bowo Sugiharto, “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas X-8 SMA Negeri Sukoharjo Tah un Pelajaran 20102011”, Jurnal Pendidikan
Biologi, Vol. 3 No. 2, h. 55-64.
Tabel 4.11 Aspek KPS dilihat dari Keterlaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran
POE dan EEK
Tahapan Aspek KPS
Total Observasi
Klasifikasi Interpretasi
Komunikasi I
II III
I II
III I
II III
I II
III POE
- Predict
Siswa diminta membuat prediksi atas permasalahan yang disajikan
oleh guru -
Observe Siswa melakukan kegiatan
eksperimentasi pengamatan di laboratorium untuk membuktikan
prediksi yang telah dibuat sebelumnya
- Explain
Siswa membuat penjelasan dan mendiskusikan
prediksi dan
pengamatan yang telah dilakukan √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ 25
EEK - Eksplorasi
Siswa melakukan
kegiatan pengamatan di laboratorium
- Elaborasi Siswa
melaporkan hasil
eksplorasi - Konfirmasi
Guru memberikan konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ 12
Aspek keterampilan proses sains dilihat dari pelaksanaan model pembelajaran POE dan kegiatan EEK yang disajikan pada Tabel 4.11, terdapat
perbedaan antara keduanya dalam pencapaian aspek KPS siswa. Dalam model pembelajaran POE, siswa harus melakukan kegiatan prediksi terlebih dahulu.
Keuntungannya adalah siswa menjadi lebih aktif karena pada kegiatan tersebut siswa harus menggunakan daya nalar dan pengetahuan yang dimiliki untuk
membuat sutau ramalan dan menghubungkannya dengan pemahaman konsep yang telah didapatkan saat pembelajaran di kelas. Berbeda dengan kegiatan
EEK, khususnya pada tahap eksplorasi, siswa sudah langsung diinstruksikan oleh guru untuk melakukan kegiatan pengamatan observasi tanpa terlebih
dahulu membuat ramalanprediksi yang mungkin muncul pada saat kegiatan observasi berlangsung, sehingga ada kecenderungan ke-pasif-an dari siswa.
Selain itu, pada tahap akhir yaitu explain menjelaskan siswa mendapatkan kesempatan penuh untuk mencurahkan segala pengetahuan yang dimiliki,
menghubungkan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam menterjemahkan hasil-hasil dari observasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Sehingga, pada
tahap ini baik guru maupun siswa lainnya dapat memberikan penilaian dan tanggapannya terhadap penjelasan hasil-hasil eksperimentasi yang disampaikan.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran POE tidak selalu mudah diterapkan, sulitnya pengelolaan kelas ketika kegiatan eksplorasi
mengakibatkan siswa seringkali menyepelekan dan bergantung kepada temannya. Penerapan model pembelajaran POE biasanya cenderung melakukan
eksperimen secara berkelompok sehingga guru akan kesulitan memantau keaktifan siswa secara menyeluruh.
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE.Guru
bidang studi dan teman sebaya yang berperan sebagai observer atau pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu
pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran POE dan aspek-aspek KPS.
5
Hasil observasi pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran POE yang dilakukan, menciptakan bentuk pengajaran yang lebih bervariasi, agar
siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Pengalaman yang diperoleh dapat mengembangkan kemampuan dasar siswa menjadi kreatif, aktif, terampil dalam
berpikir dan terampil dalam memperoleh pengetahuannya. Model pembelajaran POE ini selain dapat mengasah keterampilan proses sains, bisa juga mengasah
pola berpikir dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan data hasil observasi kelas eksperimen pada aspek
mengamati, setiap kegiatan kelompok yang diberikan mendapatkan persentase sebesar 82.15. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa terampil
5
Lampiran 20, h. 155-160.
dalam hal mengamati dan mengumpulkan data-data sesuai pengamatan. Begitu pula pada aspek mengklasifikasi, setiap kegiatan kelompok yang diberikan
mendapatkan persentase sebesar 82.15. Ini menunjukkan bahwa siswa juga terampil dalam hal mengklasifikasi dan mampu mengelompokkan data-data
yang mereka peroleh saat pengamatan. Aspek menafsirkan hasil pengamatan setiap kegiatan kelompok yang
diberikan mendapatkan persentase sebesar 67.86. Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan siswa belum memahami teknik dalam menafsirkan data, sehingga
penilaian observer menyatakan siswa belum terampil dalam hal menafsirkan hasil pengamatan.
Aspek berkomunikasi
setiap kegiatan
kelompok yang
diberikan mendapatkan persentase sebesar 70.24. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
cukup terampil dalam hal berkomunikasi. Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS. Dalam penelitian ini, terdapat perbedaan antara LKS pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. LKS pada
kelas eksperimen, terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran POE, siswa sebelum melakukan praktikum eksperimen di dalam laboratorium
harus memprediksi predict apa yang akan terjadi atau hal-hal yang sekiranya akan muncul, kemudian setelah memprediksi siswa melakukan tahapan
observasi observe untuk membuktikan prediksi yang siswa lakukan. Selanjutnya, baru kemudian siswa mempresentasikan atau menjelaskan explain
temuan dari hasil observasi yang telah dilaksanakan.
6
Guru memiliki peran sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa, sedangkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dengan
EEk yang diterapkan pada kelas kontrol, dengan menggunakan pendekatan konsep sehingga siswa cenderung dituntut mengingat konsep bukan diajak
melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya penyimpanan
pengetahuan di dalam memori siswa.
6
Lampiran 3, h. 93-100.
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
7
Hal ini bisa dilihat dari perolehan hasil LKS pada kelas kontrol, nilai yang diperoleh lebih kecil jika dibandingkan
dengan perolehan nilai LKS pada kelas eksperimen.
8
Pengujian hipotesis
menyatakan bahwa
adanya pengaruh
model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses sains siswa KPS termasuk
hasil belajar. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka dari itu pengujian
hipotesis menggunakan “t” test. “t” test yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan proses
sains siswa. “t” test dilakukan dengan membandingkan posttest pada masing- masing kelas.
Perbedaan rata-rata keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari hasil belajar biologi yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
pembelajaran POE lebih baik dibandingkan pembelajaran dengan model scientific EEK yang menggunakan pendekatan konsep. Karena berdasarkan
nilai rata-rata posttest siswa kelas eksperimen 78.40 lebih tinggi daripada nilai rata-rata posttest
kelas kontrol 66.00. Dengan menggunakan “t” test nilai posttest kedua kelas diperoleh juga t
hitung
t
tabel
yaitu 4.04 1.99. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran POE terhadap keterampilan
proses sains KPS siswa, sehingga pada kelas eksperimen hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Hasil
penelitian ini senada dengan Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono.
9
Hasil perhitungan pengujian hipotesis menunjukkan “t” test didapatkan t
hitung
= 4.04 dengan dk derajat kebebasan sebesar 68 maka diperoleh t
tabel
pada taraf signifikansi 0.05 sebesar 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya model pembelajaran POE berpengaruh terhadap keterampilan proses sains KPS siswa, yang bisa juga dilihat dari perolehan
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2013, h.71.
8
Lampiran 8, h. 114.
9
Puji Rahayu, dkk.,Op. cit., h. 1020.
hasil belajar siswa di kelas eksperimen. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Giarti.
10
Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulaeha, dkk.
11
10
Sri Giarti, “Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA Predict, Observe, Explain,
Write, Aplication ”, Boyolali, h. 8.
11
Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, And Explain Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Balaesang Pada Konsep Kalor ”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako JPFT, Vol. 2 2, 2014, h. 8.
70