Tes Objektif Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih. Valid atau tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. 8 Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biserial. 9 Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: r pbis i : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor I dengan skor total X i : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor I X t : rata-rata skor total semua responden S t : standar deviasi skor total semua responden p i : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i q i : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan ANATES. Berdasarkan perhitungan uji validitas maka dari 13 soal tes yang diuji cobakan pada kelas XII terdapat 8 soal yang valid dan diberikan kepada sampel sebagai pretest dan posttest, yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12.

2. Uji Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penelitian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu: 10 r 11 = 8 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2006, h. 105. 9 Ibid., h. 109-110. 10 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 115. Keterangan: r 11 : reliabilitas tes secara keseluruhan p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q=1-p ∑pq : jumlah hasil perkalia antara p dan q N : banyak item S 2 : stadar deviasi dari tes Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: a Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi b Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi c Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup d Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah e Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah Instrumen tes biologi yang telah diujicobakan dihitung reliabilitasnya menggunakan ANATES, diperoleh informasi bahwa untuk n=13 reliabilitas dari 8 soal yang telah diuji cobakan tergolong memiliki reliabilitas tinggi 0,78.

3. Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus: 11 P = Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N : Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi Indeks Kesukaran: 0,00 – 0,25 : soal termasuk kategori sukar 0,26 – 0,75 : soal termasuk kategori sedang 0,76 – 1,00 : soal termasuk kategori mudah Hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan ANATES, diperoleh soal kategori sangat sukar terdapat 1 yaitu nomor 13. Soal kategori sukar berjumlah 2 yaitu nomor 8 dan 12. Soal kategori sedang berjumlah 8 11 Ahmad Sofyan, Op. Cit., h. 103. yaitu 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, dan 11. Soal kategori mudah terdapat 2 yaitu nomor 1 dan 6. Dan tidak terdapat soal untuk soal kategori sangat mudah.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut: 12 Keterangan: J : jumlah peserta tes J A : banyaknya jumlah peserta kelompok atas J B : banyaknya jumlah peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar Klasifikasi harga daya pembeda DP: D : 0,00 – 0,20 = jelek poor D : 0,20 – 0,40 = cukup satisfactory D : 0,40 – 0,70 = baik good D : 0,70 – 1,00 = baik sekali excellent Hasil perhitungan daya pembeda masing-masing butir soal dihitung menggunakan ANATES, diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar 0,22 termasuk dalam kategori cukup, dan tertinggi sebesar 4,22 termasuk dalam kategori baik sekali. 12 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 228-232.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

1 25 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPAN.

0 2 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA - repository UPI T IPA 1103987 Title

0 0 2

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8