Kajian Konsep Sistem Pencernaan Makanan

Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon CH dan gugus karboksil -COOH. Molekul gliserol memiliki tiga gugus karboksil - OH dan tiap gugus karboksil berinteraksi dengan gugus karboksil asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:  Asam lemak jenuh, bersifat non-esensial karena dapat diseintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani, misalnya mentega dan gajih.  Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati, misalnya minyak goreng, minyak kedelai, dan minyak jagung. Lemak berfungsi diantaranya, pembawa zat-zat makanan yang esensial, sebagai sumber energi yang paling besar, pelindung alat-alat tubuh yang lunak dan melindungi tubuh dari suhu yang rendah, sebagai bahan penyusun membran sel, dan sebagai penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan waktu lebih lama. c Protein Protein menyusun kurang lebih 50 berat kering organisme. Protein bukan hanya sekedar bahan simpanan atau bahan struktural, seperti karbohidrat dan lemak, tetapi juga berperan penting dalam fungsi kehidupan. Protein merupakan makromolekul. Protein terdiri atas satu atau lebih polimer. Setiap polimer tersusun atas monomer yang disebut asam amino. Masing-masing asam amino mengandung satu atom karbon C yang mengikat satu atom hidrogen H, satu gugus amin NH 2 , satu gugus karboksil -COOH, dan lain-lain gugus R. Berbagai jenis asam amino membentuk rantai panjang molekul ikatan peptida. Ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil satu asam amino dengan gugus amin dari asam amino yang lain yang ada di sampingnya. Asam amino yang membentuk rantai panjang ini disebut protein polipetida. Polipeptida di dalam tubuh manusia disintesis di ribosom. Asam amino yang diperkukan tubuh ada 20 macam. Sepuluh di antaranya sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh, sehingga harus didapatkan dari luar tubuh, asam amino itu disebut asam amino esensial. Selain asam amino esensial, terdapat juga asam amino non-esensial. Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat dibuat di dalam tubuh manusia. Bahan bakunya berasal dari asam amino lainnya. Macam-macam asam amino esensial dan non-esensial disajikan dalam Tabel 2.4 berikut ini. Tabel 2.4 Macam-macam Asam Amino Esensial dan Non-esensial Asam Amino Esensial Asam Amino Non-esensial  Isoleusin  Leusin  Lisin  Metionin  Fenilalanin  Histidin  Treonin  Triptofan  Valin  Arginin  Alanin  Asparagin  Asam aspartat  Sistein  Glisin  Prolin  Serin  Tirosin  Asam glutamat  Glutamin Protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein yang berasal dari hewan protein hewani dan dari tumbuhan protein nabati. Protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap. Jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Protein yang berkaitan dengan penyusunan sel, jaringan ataupun organ disebut protein struktural. Dan protein yang berkaitan dengan enzim, antibodi, ataupun hormon disebut protein fungsional. Protein secara umum berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh. Fungsi protein lainnya di dalam tubuh adalah 1 mensintesis substansi- substansi penting seperti hormon, enzim, antibodi, dan kromosom; 2 mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh, mulai dari sel, jaringan, hingga organ; 3 memacu dan berpartisipasi dalam berbagai reaksi kimia dan biologis biokatalisator; 4 menyeimbangkan cairan dalam tubuh asam-basa karena bersifat amfoter dapat bersifat asam atau basa; 5 berfungsi sebagai sistem buffer penyangga pH yang efektif; 6 menyediakan energi; dan 7 membantu mengatur kemampuan tubuh mendetoksifikasi menawar racun zat-zat asing. d Mineral Mineral merupakan substansi anorganik dan pada umumnya ditemukan dalam bentuk ion. Mineral diperlukan oleh tubuh untuk berbagai fungsi, seperti menjaga keseimbangan asam-basa dan pembentukan struktur tubuh. Unsur-unsur mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu unsur makro dan unsur mikro. Macam-macam unsur, sumber, fungsi, dan pengaruhnya bagi tubuh dapat dilihat pada Tabel 2.5. 32 Tabel 2.5 Macam-macam Unsur Mineral Mineral Contoh Sumber Fungsi Gejala Defisiensi Kalsium Ca Susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging. Pembentukan tulang dan gigi, pembentukan darah, dan menjaga aktivitas saraf serta otot. Rakitis, kejang otot, osteoporosis, dan darah sukar membeku Fosfor P Susu, tepung, kacang- kacangan, daging, sayuran, telur, dan ikan. Pembentukan tulang dan gigi, kontraksi otot, dan aktivitas saraf. Lesu, tulang dan gigi menjadi rapuh Natrium Na Daging, garam, mentega, dan produk peternakan. Komponen enzim, DNA, RNA, dan ATP. Dehidrasi, kejang otot, syok, mual, dan kelelahan Zat Besi Fe Daging, sayuran hijau, buah, dan serealia. Transmisi saraf dan kontraksi otot, serta mengatur pH. Anemia, lesu, dan pusing Iodin I Makanan laut, telur, susu, dan garam beriodin. Pembentukan hemoglobin dan sintesis hormon Gondok 32 D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h. 138. tiroksin. Kalium K Sayuran, buah-buahan, kecap, dan daging unggas. Aktivitas kelenjar tiroid, mengatur detak jantung, serta memelihara keseimbangan air dan transmisi saraf. Gangguan jantung dan pernapasan, serta lemah otot. Magnesium Mg Kacang-kacangan, sayuran hijau, daging, makanan laut, dan serealia. Pembentukan tulang, serta menjalankan fungsi enzim, otot, dan saraf. Gangguan mental, emosi, dan otot e Vitamin Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup. Vitamin tidak disintesis dalam tubuh, kecuali vitamin K. Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi harus mengandung vitamin. Vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air vitamin B dan C dan vitamin yang larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K. Jenis-jenis vitamin, sumber, fungsi dan akibatnya jika tubuh kekurangan dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini. 33 Tabel 2.6 Jenis-jenis Vitamin, Sumber, Fungsi, dan Akibatnya jika Tubuh Kekurangan Vitamin Contoh Sumber Fungsi Akibat Avitaminosis A retinol Hati, susu, mentega, keju, margarin yang diperkaya, wortel, dan bayam. Menjaga kesehatan mata, hidung, mulut, pencernaan, dan sistem pembuangan air seni. Hemeralopia, xeroftalmia, dan keratomalasia. B1 thiamin, aneurin Ragi, nasi, roti, serealia, hati, unggas, telur, ikan, buah, dan sayur. Membantu metabolisme dan mengubah karbohidrat menjadi energi. Beri-beri, dan tubuh pegal- pegal. 33 Ibid., h. 136. B2 riboflavin Produk susu, hati, ragi, buah, gandum, serealia, sayuran, daging tanpa lemak, dan unggas. Membantu pengeluaran energi, serta menjaga kesehatan kulit, selaput lendir, dan susunan saraf. Keilosis bibir pecah-pecah, sudut mulut luka. B3 niasin Hati, ayam, kalkun, halibut, susu, tuna, telur, biji-bijian, buah dan sayuran, roti, dan serealia yang diperkaya. Membantu mengubah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi, penting untuk pertumbuhan, serta membantu persenyawaan hormon. Pelagra, diare, dementia, dan dermatitis. B6 peridoksin, piridoksamin Susu dan hati, daging tak berlemak, roti gandum, dan serealia. Membantu lebih dari 60 reaksi enzim. Pelagra, anemia, obstipasi, dan sembelit. Asam folat Hati dan berbagai jenis sayuran. Membantu produksi sel darah dan membantu mempertahankan susunan saraf. Diare, kehilangan selera makan, dan anemia. H biotin Hampir semua jenis makanan. Sebagai perantara metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein Dermatitis radang kulit Asam pantotenat Telur, hati, kacang merah, kacang tanah, biji-bijian, sayuran dan ikan. Membantu metabolisme karbohidrat, lemak, dan proteinproses oksidasi. Alergi, mual, dan sakit perut interitis. B12 Hati, daging, telur, dan susu. Membantu persenyawaan sel darah putih dan merah, serta membantu reaksi metabolisme. Anemia pernisiosa C asam askorbat Brokoli, taoge, jeruk besar, sayuran, dan buah segar. Membantu mempertahankan dan memperbaiki jaringan yang berhubungan, tulang, gigi, tulang Skorbut sariawan, pendarahan kulit, kerusakan sendi. rawan; serta mempercepat penyembuhan. D kolekalsiferon Susu yang diperkaya, minyak hati ikan, keju, dan kuning telur. Membantu metabolisme kalsium dan fosfor untuk kesehatan tulang dan gigi Rakitis dan osteoporosis E tokoferol Minyak nabati, biji- bijian, sayuran hijau, dan kecambah. Mencegah dan mempertahankan selaput sel Keguguran K Sayuran hijau, kedelai, dan hati sapi. Berguna dalam persenyawaan protrombin berguna untuk pembekuan darah Darah sukar membeku f Air Seseorang sering kali mengabaikan pentingnya minum air karena merasa tidak ada gunanya. Padahal, air merupakan senyawa yang sangat penting bagi tubuh. Air merupakan komponen utama protoplasma dan berperan penting dalam metabolisme sel. Tubuh manusia dalam sehari membutuhkan air rata-rata 2,5 liter yang dapat diperoleh dari air minum dan air yang terkandung dalam makanan yang kita makan. Air di dalam tubuh diatur oleh beberapa kelenjar hormon, misalnya kelenjar hipofisis, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar tiroid. Air dalam tubuh memiliki fungsi yaitu: 1 pelarut beberapa jenis bahan makanan dan vitamin, 2 menjaga tekanan osmosis dalam sel, 3 mengangkut makanan ke jaringan tubuh, 4 mengangkut sisa metabolisme ke luar tubuh, 5 medium berbagai rekasi kimia dalam tubuh, dan 6 menjaga keseimbangan suhu tubuh. 34 2 Sistem Pencernaan Makanan Manusia Pencernaan makanan pada saluran pencernaan manusia meliputi dua proses, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik adalah pencernaan yang dilakukan oleh gigi di dalam mulut, sedangkan pencernaan 34 Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 167. kimiawi adalah pencernaan yang melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan. Alat-alat pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan manusia terdiri dari mulut kavum oris, kerongkongan esofagus, lambung ventrikulus, usus halus, usus besar kolon, dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan. Kelenjar pencernaan terdapat di air liur atau ludah, lambung, pankreas, dan hati. 35 Gambar 2.1 Saluran pencernaan pada manusia 36 a Saluran Pencernaan  Rongga Mulut Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama pengunyahan, geligi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong, melumat, dan menggerus makanan, yang membuat makanan tersebut lebih mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya. Kehadiran makanan 35 Ibid. h. 168. 36 Eva Latifa Hanum, Widi Purwianingsih, dkk., Biologi 2 Kelas XI SMA dan MA, Jakarta: Pusat Perbukuan Dediknas, 2009, h. 143. dalam rongga mulut oral cavity akan memicu refleks saraf yang menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus saluran ke rongga mulut. 37  Gigi Gigi manusia ada tiga jenis dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu: Gigi seriinsisivus. Gigi seri pada manusia biasa jumlahnya ada 8 buah. 4 buah di bagian bawah dan 4 buah di bagian atas. Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan. Gigi taringkaninus. Gigi taring pada manusia dewasa jumlahnya ada 4 buah. Gigi ini berfungsi untuk menyobek makanan. Gigi geraham. Pada manusia dewasa jumlahnya ada 20 buah, dengan rincian, 8 buah geraham depan premolar dan 12 buah geraham belakang molar. Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan. Anak-anak memiliki susunan gigi berbeda dengan orang dewasa. Anak- anak mempunyai gigi sejumlah 20 buah atau sering disebut sebagai gigi susu. Gigi susu itu terdiri dari 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8 buah gigi geraham. 38 Gambar 2.2 Bagian-bagian gigi 39 37 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, BIOLOGY, San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings, 1999, Fifth Edition, h. 30. 38 Suparmin, Ririn Safitri, dkk., BIOLOGI XI untuk SMAMA, Surakarta: Mediatama, 2014, h. 144. 39 Eva Latifah Hanum, Op. cit., h. 145.  Lidah Lidah tertutup oleh selaput lendir dan tersusun dari otot lurik yang dilapisi oleh selaput mukosa. 40 Lidah berfungsi sebagai alat pengecap, selain itu juga berfungsi untuk membantu mencampur makanan dalam mulut, membantu menelan makanan, dan menghasilkan kelenjar ludah. 41  Kelenjar ludah Kelenjar ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Ada 3 bagian kelenjar ludah, yaitu: Glandula parotis: menghasilkan ludah yang berbentuk air. Glandula submaksilarissubmandibularis: menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Glandula sublingualis: menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. 42 Gambar 2.3 Letak kelenjar ludah 43  Kerongkongan Esofagus Makanan yang telah memasuki mulut kemudian menuju ke esofagus yang dindingnya dilapisi epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung yang 40 Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 169. 41 Suparmin, dkk., Loc. cit. 42 Suparmin, dkk., Op. cit., h. 145. 43 Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 144. panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir rongga mulut hingga ke lambung. 44 Dinding kerongkongan memiliki otot-otot yang dapat mengatur gerakan kembang kempis pada saat mendorong makanan yang berbentuk gumpalan- gumpalan bolus agar masuk ke dalam lambung. Gerakan otot demikian disebut gerak peristaltis. 45 Gambar 2.4 Gerak peristaltis pada kerongkongan 46  Lambung Ventrikulus Lambung berada pada sisi kiri rongga abdomen, persis di bawah diafragma. 47 Lambung sering dikatakan perut besar yang terdiri dari empat bagian, yaitu bagian kardiak, fundus, badan lambung, dan pilorus. Pada kedua ujung lambung terdapat klep sfingter. Klep pertama terletak pada ujung yang berbatasan dengan kerongkongan disebut sfingter esofageal. Fungsinya adalah untuk menjaga makanan agar tetap di lambung dan hanya akan terbuka saat makanan masuk atau pada saat muntah. Klep kedua terdapat pada ujung yang berbatasan dengan duodenum disebut sfingter pilorus. 48 Pencernaan di dalam lambung terjadi secara kimiawi, melibatkan enzim- enzim pencernaan. Enzim-enzim tersebut antara lain: 49 44 D.A. pratiwi, dkk., Op. cit., h.145. 45 Diah Aryulina, dkk., Op. cit., h. 170. 46 Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 147. 47 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 31. 48 Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 170. 49 Suparmin, Ririn Safitri, dkk.,Op. cit., h. 146.  Asam klorida HCl, membunuh kuman yang ikut bersama makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan menutupnya sfingter pilorus, dan merangsang sekresi getah usus.  Pepsin, memecah protein menjadi pepton.  Lipase, mencerna lemak.  Renin, menggumpalkan kasein dalam susu. Isi lambung yang telah masuk kemudian dicampur melalui kerja kontraksi otot polos. Seseorang bisa merasakan rasa lapar ketika lambung kosongnya berkontraksi. Sensasi lapar juga dikaitkan dengan pusat otak yang memonitor status nutrisi darah. Sebagai akibat pencampuran dan kerja enzim, makanan yang baru ditelan akan menjadi bubur nutrien yang dikenal dengan nama kim asam acid chyme. 50 Gambar 2.5 Bagian-bagian lambung 51  Usus Halus Intestinum Tenue Usus halus memiliki panjang 7 meter, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 52 Usus dua belas jariduodenum, dinamakan ini karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang disejajarkan. 50 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc,Op. cit., h. 32. 51 Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 148. 52 Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Loc. cit. Usus kosong jejunum, dinamakan ini karena pada orang yang telah meninggal bagian tersebut kosong. Usus penyerapan ileum, dinamakan ini karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh tubuh. Pada usus penyerapan dilapisi oleh tonjolan yang disebut vilus. Setiap vilus berbentuk seperti jari yang mengandung sebuah pembuluh limfe. Ada kira-kira lima juta vilus usus yang membuat permukaan usus menjadi sebesar 75.000 cm 2 . Gambar 2.6 Struktur usus halus 53  Usus Besar Kolon Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus. Kolon terdiri dari tiga bagian yaitu kolon naik, kolon datar, dan kolon turun. Kolon memiliki tambahan usus yang disebut umbai cacing atau apendiks. Pada pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat suatu penyempitan yang disebut klep ileosekum. Klep ini berfungsi untuk menjaga makanan yang sudah masuk ke dalam usus besar, tidak dapat kembali ke usus halus. 54 Satu fungsi penting kolon adalah untuk menyerap kembali air yang telah masuk ke dalam saluran pencernaan untuk berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai getah pencernaan. Secara keseluruhan sekitar 7 liter cairan disekresikan 53 Gerard J. Tortora and Bryan Derrickson, Principles of Anatomy and Physiology, United State of America: John Wiley and Sons, Inc, 2009, Twelfth Edition, h. 951. 54 Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 173. ke dalam lumen saluran pencernaan setiap hari. Sebagian reabsorpsi atau penyerapan kembali air terjadi bersama-sama dengan penyerapan nutrien dalam usus halus. Kolon menyelesaikan pekerjaan itu dengan menyerap kembali sekitar 90 air yang memasuki saluran pencernaan. 55 Gambar 2.7 Bagian-bagian kolon 56 Penyerapan dan penambahan air bertujuan agar feses kotoran dalam keadaan tidak cair dan juga tidak padat. Pembentukan feses pada usus besar dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Bagian akhir dari saluran pencernaan merupakan bagian menggelembung yang disebut rektum. Penyerapan air tidak lagi terjadi pada rektum. Rektum dapat berkontraksi yang aktivitas kontraksinya dapat menimbulkan defekasi, yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa hasil pencernaan makanan melalui anus. 57 55 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, etc, Op. cit., h. 36. 56 Eva Latifah Hanum, dkk., Op. cit., h. 151. 57 Diah Aryulina, dkk.,Op. cit., h. 174. b Kelenjar Pencernaan 58 Kelenjar pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Kelenjar pencernaan dalam sistem pencernaan manusia antara lain kelenjar saliva, kelenjar parotis, kelenjar submaksilarissubmandibularis, kelenjar sublingualis, pankreas, dan hati. Contoh kelenjar pencernaan pada manusia adalah pankreas dan hati. Keduanya bekerja sama dalam pengeluaran kadar gula darah. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Pankreas disebut sebagai kelenjar eksokrin karena menghasilkan getah-getah pankreas yang disekresikan usus halus. Sedangkan sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon, misalnya insulin dan glukagon. Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih dahulu. Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat makanan dalam darah dan sebagai penyekresi empedu. Empedu mengandung garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam empedu berfungsi menurunkan tegangan butir lemak agar dapat diemulsikan sehingga mudah diserap. Empedu juga menghasilkan pigmen bilirubin dan biliverdin. Pigmen ini memberi warna cokelat pada feses. Hati bekerja sama dengan insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh pankreas untuk mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah. Jika gula darah berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi normal kembali. Glukagon yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk merangsang hati untuk mengubah glikogen menjadi glukosa, dan mengeluarkan glukosa jika kadar glukosa dalam darah rendah. Hati bersama-sama hormon insulin dan glukagon bekerja sama memelihara keseimbangan gula darah. Insulin dan glukagon bekerja antagonis. 58 D. A. Pratiwi, dkk., Op. cit., h.148-149. 3 GangguanKelainan pada Sistem Pencernaan 59 Beberapa gangguankelainan pada sistem pencernaan yaitu:  Gastritis: peradangan mukosa lambung.  Konstipasisembelit: lambatnya pergerakan feses melalui usus besar.  Pankreasitis: peradangan pankreas.  Diare: pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar.  Flatus: masuknya gas-gas dalam saluran pencernaan.  Xerostomia: produksi air liur yang amat sedikit.  Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.  Apendisitis: keadaan apendiks yang meradang.  Hemaroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.  Tukak lambungulkus: luka pada dinding lambung yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu.  Peritonitis: peradangan pada selaput perutperitoneum.

B. Hasil Penelitian Relevan

Juniati, melakukan penelitian dengan tema “Pengaruh Strategi Pembelajaran Probex Predict, Observe, Explain terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Kalor Fisika ”. Penelitian ini dilakukan di SMPN 3 Purworejo dengan sampel sebanyak 24 orang, dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK. Hasil menunjukkan bahwa motivasi peserta didik meningkat dari siklus I 25 menjadi 52.5 pada siklus II. Nilai pretes dan postes unuk konsep kalor juga meningkat ketuntasan dari 33.3 menjadi 66.6 pada siklus I dan nilai pretes dan postes pada siklus II dengan ketuntasan 75 menjadi 95,8. 60 Zulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, And Explain Pada Materi Kalor Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan 59 Suparmin, Ririn Safitri, dkk., Op. cit., h. 153. 60 Juniati, Op. cit., h. 1. KPS siswa meskipun hasilnya tidak berbeda jauh antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 61 Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Strategi POE Predict-Observe-Explaindengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains”. Hasil Penelitian didapatkan bahwa strategi POE mampu meningkatkan pemahaman konsep yang lebih besar pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol begitu juga dengan KPS siswa. 62 Herni Budiati, Sugiyarto Sarwanto, dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran POE Prediction, Observation, Explanation Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains ”. Hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran POE dengan menggunakan metode eksperimen terkontrol dan sederhana mampu mempengaruhi KPS siswa. Model pembelajaran POE menggunakan eksperimen terkontrol memperoleh rerata KPS lebih tinggi jika dibandingkan model pembelajaran POE menggunakan eksperimen sederhana. 63 61 Z ulaeha, I Wayan Darmadi, dan Komang Werdhiana, “ Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe, And Explain Pada Materi Kalor Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balaesang”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako JPFT, Vol. 2 2, 2014, h. 6. 62 Puji Rahayu, Arif Widyatmoko, dan Hartono, “Penerapan Strategi POE Predict- Observe-Explain dengan Metode Learning Journals dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Pemahama Konsep dan Keterampilan Proses Sains”, Unnes Science Education Journal, Vol. 4 3, 2015, h. 1016 1019. 63 Herni Budiati, Sugiyarto Sarwanto, “Pengaruh Model Pembelajaran POE Prediction, Observation, Explanation Menggunakan Eksperimen Sederhana dan Eksperimen Terkontrol Ditinjau dari Keterampilan Metakognitif dan Gaya Belajar Terhadap Keterampilan Proses Sains . h. 153.

C. Kerangka Pikir

Beranjak dari masalah-masalah pada pembelajaran biologi siswa, diantaranya penggunaan model, metode, dan pendekatan dalam pembelajaran yang masih bersifat konvensional, sehingga membuat siswa akan merasa kesulitan dalam memahami suatu konsep materi dan hal ini tentu berpengaruh terhadap banyak hal, tidak hanya hasil belajar siswa tapi juga keterampilan- keterampilan siswa dalam proses belajar. Untuk itu peran guru sebagai pemberi ilmu sudah harus bergeser kepada peran baru yang lebih kondusif bagi siswa menyiapkan diri dalam persaingan global sesuai tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori-teori dengan menggunakan metode ceramah pendekatan ekspositori yang dilakukan di sekolah. Untuk mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada diri siswa. Keterampilan proses sains mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan cara mempraktikkan sendiri. Dengan menerapkan model pembelajaran yang lebih aplikatif dibanding hanya sekedar menyampaikan materi, dengan model pembelajaran POE seorang guru akan membantu siswa menemukan makna belajar sehingga tidak hanya pengetahuan saja yang meningkat tapi juga dapat mengasah juga semakin meningkatkan keterampilan proses siswa, dengan demikian siswa lebih dapat memaknai proses belajarnya. Model pembelajaran POE, yang meliputi proses memprediksi, mengobservasi dan menjelaskan, akan dipadupadankan dengan keterampilan proses yang meliputi observasi, menafsirkan, merencanakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan pertanyaan. Konsep sistem pencernaan perlu menggunakan penerapan model pembelajaran POE sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. Dengan penerapan model pembelajaran tersebut siswa dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan, keaktifan, kemampuan berpikir, sehingga terjadi peningkatan pada diri siswa. Jadi, diharapkan pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran POE dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran biologi konsep sistem pencernaan makanan. Gambar 2.8 Bagan kerangka pikir 1. Guru menggunakan pendekatan konsep 2. Keterampilan proses sains siswa tidak berkembang 3. Hasil belajar rendah Proses Pembelajaran Penggunaan Model Pembelajaran POE Konsep Sistem Pencernaan Makanan Keterampilan Proses Siswa Berkembang

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

1 25 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPAN.

0 2 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA - repository UPI T IPA 1103987 Title

0 0 2

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8