Tujuan dan Manfaat Penelitian

adalah peserta didik mempresentasikan hasil diskusi penjelasan dari pengamatan membuat rangkuman. 3 Tahapan POE yaitu terlebih dahulu siswa diajak untuk memprediksi apa yang akan terjadi, siswa tidak diperkenankan untuk mengobservasi secara mendetail. Lalu siswa diminta untuk menuliskan apa yang menjadi motivasi dalam membuat prediksi untuk mengetahui jawabannya. Siswa menanyakan kepada siswa lain alasan prediksi berdasarkan teori yang telah disampaikan. Hal ini akan bermanfaat untuk menemukan adanya miskonsepsi atau perkembangan pengetahuan yang siswa miliki. Hal tersebut memberikan informasi untuk merancang urutan pembelajaran berikutnya. Setelah itu, baru guru dapat memperoleh penjelasan dan evaluasi tentang prediksi siswa dan mendengarkan prediksi siswa lain untuk memulai mengevaluasi pemahaman para siswa dan mengkonstruksi pengetahuan yang baru.

b. Paham Konstruktivisme sebagai Landasan Model Pembelajaran POE

Konstruktivisme adalah teori tentang bagaimana seseorang mengetahui dan belajar, menyatakan bahwa pengetahuan tidak ditransmisikan secara langsung tetapi harus aktif dibangun oleh peserta didik. 4 Belajar menurut pandangan konstruktivisme berarti membangun, yaitu siswa dapat membangun mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajaran. Teori belajar konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang menekankan pada penemuan makna meaningfullness. 5 Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa harus siswa sendiri yang menemukan dan mentransformasikan sendiri suatu informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi miliknya. 6 Pendekatan 3 Juniati, loc. cit. 4 Wu Tsai, Effect of Constructivist-Oriented Instruction on Elementary School Student’ Cognitive Structures, Journal of Biology Education, 39 3, 2005, h. 113. 5 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatatullah Jakarta, 2009, h. 119. 6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. Ke-3, h. 74. konstruktivis dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya. 7 Para ahli konstruktivis beranggapan bahwa satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan melihat, mendengar, mencium, menjamah, dan merasakannya. Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberi penekanan bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri. Selanjutnya menurut Suparno, terdapat prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain, 1 pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2 tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, 3 mengajar adalah membantu siswa belajar, 4 tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, 5 kurikulum menekankan partisipasi siswa, 6 guru sebagai fasilitator. 8 Pandangan konstruktivisme tersebut erat kaitannya dengan model pembelajaran POE, sebab hal ini dikarenakan siswa mengkonstruksi pemahamanpengetahuan dengan pengetahuan awal yang mereka miliki sebelumnya, sehingga bukan disebabkan transfer ilmu oleh guru semata. Dengan menggunakan kemampuan indera serta pengetahuan yang dimiliki, pengetahuan yang baru dapat dibangun oleh diri siswa sendiri, sehingga guru atau pendidik hanya membantu siswa belajar untuk membantu membangun pengetahuan para siswa.

2. Keterampilan Proses Sains KPS

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep 7 Ibid., h. 74-75. 8 Ibid., h. 75-76.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

1 25 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPAN.

0 2 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA - repository UPI T IPA 1103987 Title

0 0 2

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8