Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains

waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Siswa juga harus terampil berkomunikasi, keterampilan ini mencakup kemampuan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pernapasan termasuk berkomunikasi dalam pembelajaran IPA. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Selain itu termasuk ke dalam berkomunikasi juga adalah menjelaskan hasil percobaan, misalnya mempertelakan atau memerikan tahap-tahap perkembangan daun, termasuk menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual. Siswa juga harus terampil dalam berhipotesis. Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya. Apabila ingin diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh, dapat dibuat hipotesis: “Jika diberikan pupuk NPK, maka tumbuhan A akan lebih cepat tumbuh”. Dalam hipotesis tersebut terdapat dua variabel faktor pupuk dan cepat tumbuh, ada perkiraan penyebabnya meningkatkan serta mengandung cara untuk mengujinya diberi pupuk NPFC. Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Siswa juga harus dapat merencanakan suatu percobaan atau penyelidikan. Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila di dalam lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan berarti siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan tentang pengaruh pupuk terhadap laju pertumbuhan tanaman juga termasuk merencanakan penyelidikan. Selanjutnya menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga termasuk merencanakan penyelidikan. Sebagaimana dalam rencana penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dalam rencana penyelidikan pun terlibat kegiatan menentukan cara mengolah data sebagai bahan untuk menarik kesimpulan. Siswa juga harus mampu menerapkan konsep dalam melakukan suatu peneliitian. Misalnya, setelah memahami konsep pembakaraan zat makanan menghasilkan kalori, barulah seorang siswa dapat menghitung jumlah kalori yang dihasilkan sejumlah grambahan makanan yang mengandung zat makanan. Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru misal banjir dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki erosi dan pengangkutan air, berarti ia menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru. Siswa juga dituntut untuk terampil dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. Pertanyaan yang meminta penjelasan tentang pembahasan ekosistem menunjukkan bahwa siswa ingin mengetahui dengan jelas tentang hal itu. Pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana keseimbangan ekosistem dapat dijaga menunjukkan si penanya berpikir. Pertanyaan tentang latar belakang hipotesis menunjukkan si penanya sudah memiliki gagasan atau perkiraan untuk menguji atau memeriksanya. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran. 20 20 Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 80.

d. Indikator Keterampilan Proses Sains

Indikator keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 2.2 berikut ini: 21 Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya Keterampilan Proses Sains Indikator MengamatiObservasi 1 Menggunakan sebanyak mungkin indera. 2 Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang relevan. MengelompokkanKlasifikasi 1 Mencatat setiap pengamatan secara terpisah. 2 Mencari perbedaan, persamaan. 3 Mengontraskan ciri-ciri. 4 Membandingkan. 5 Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan. 6 Menghubungkan hasil-hasil pengamatan. MenafsirkanInterpretasi 1 Menghubungkan hasil-hasil pengamatan. 2 Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan. 3 Menyimpulkan. MeramalkanPrediksi 1 Menggunakan pola-pola hasil pengamatan. 2 Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati. Mengajukan Pertanyaan 1 Bertanya apa, bagaimana, dan mengapa. 2 Bertanya untuk meminta penjelasan. 3 Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Berhipotesis 1 Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari satu kejadian. 2 Menyadari bahwa suatu 21 Nuryani Y. Rustaman, Op. cit., h. 86. penjelasan perlu diuji kebenarannyadengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah. Merencanakan Percobaan 1 Menentukan alatbahansumber yang akan digunakan. 2 Menentukan variabelfaktor penentu. 3 Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat. 4 Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja. Menggunakan AlatBahan 1 Memakai alatbahan. 2 Mengetahui alasan mengapa menggunakan alatbahan. 3 Mengetahui bagaimana menggunakan alatbahan. Menerapkan Konsep 1 Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru. 2 Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi. Berkomunikasi 1 Mengubah bentuk penyajian. 2 Memerikanmenggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram. 3 Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis. 4 Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian. 5 Membaca grafik, tabel, atau diagram. 6 Mendiskusikan hasil kegiatan, suatu masalah atau suatu peristiwa.

e. Peranan Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Proses Sains

Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains. Menurut Harlen ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan keterampilan proses, yaitu seorang guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan proses dalam melakukan eskplorasi materi dan fenomena. Pengalaman langsung tersebut memungkinkan siswa untuk menggunakan alat-alat inderanya dan mengumpulkan informasi atau bukti-bukti untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pengajuan pertanyaan, merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang ada. Guru juga perlu memberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok- kelompok kecil dan juga diskusi kelas. Tugas-tugas dirancang agar siswa berbagi gagasan urun-rembuk, menyimak teman lain, menjelaskan dan mempertahankan gagasan sehingga siswa dituntut untuk berpikir reflektif tentang hal yang sudah dilakukannya, menghubungkan gagasan dengan bukti dan pertimbangan orang lain untuk memperkaya pendekatan yang direncanakan. Berbicara dan menyimak menyiapkan dasar berpikir untuk bertindak. Seorang guru juga harus mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari produk yang telah siswa buat untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk suatu gagasan. Dengan kata lain, aspek ketiga menekankan: membantu pengembangan keterampilan bergantung pada pengetahuan bagaimana siswa menggunakannya. Mendorong siswa mengulas review secara kritis tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. Merekajuga hendaknya didorong untuk mempertimbangkan cara-cara alternatif untuk meningkatkan kegiatan para siswa. Membantu siswa untuk menyadari keterampilan-keterampilan yang siswa perlukan adalah penting sebagai bagian dari proses belajar. Guru juga memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam observasi dan pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu rinci dikembangkan dalam komunikasi. Begitu pula dalam penggunaan alat, karena mengetahui bagaimana cara menggunakan alat tidak sama dengan menggunakannya. Menggunakan teknik secara tepat berarti memerlukan pengetahuan bagaimana cara menggunakannya. 22

3. Tinjauan Konsep Sistem Pencernaan Makanan

a. Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD Konsep Sistem

Pencernaan Makanan Konsep Sistem Pencernaan Makanan yang dipelajari di SMAMA memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut. 23 Tabel 2.3 Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD Konsep Sistem Pencernaan Makanan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan danatau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas. 3.3. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainanpenyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan misalnya ruminansia.

b. Kajian Konsep Sistem Pencernaan Makanan

Pola makan yang bermasalah dapat menyebabkan penyakit, termasuk penyakit defisiensi kekurangan zat gizi tertentu. Untuk mencegah hal itu beberapa negara membuat slogan menu sehat untuk masyarakatnya. Misalnya Amerika Serikat dengan seven basic-nya. 24 Manusia memerlukan makanan yang seimbang yang sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk menjaga agar hidup tetap sehat. Makanan yang dimakan biasanya dalam bentuk molekul-molekul besar. Molekul-molekul besar tidak dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh secara langsung untuk memperoleh 22 Wynne Harlen, Op. cit., h. 73. 23 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DaftarStandar Isi SK-KD Biologi SMA. 2006, h. 456. 24 D. A. Pratiwi, dkk., Biologi SMAMA Jilid 2 untuk Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 124.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKLASIFIKASIKAN

0 9 32

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

0 0 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

1 25 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES IPA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 1 BANGUNTAPAN.

0 2 90

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA - repository UPI T IPA 1103987 Title

0 0 2

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

0 0 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN MATERI HIDROLISIS GARAM

0 0 11

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8