Uji Homogenitas Pengujian Prasyarat
kognitif yang sering muncul melalui pengalaman konkrit, wacana kolaboratif, dan interpretasi. Belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun
pengetahuannya.
1
Model pembelajaran POE ini termasuk dalam teori belajar konstruktivisme, sehingga lebih banyak menuntut keaktifan siswa dalam
mendapatkan sendiri konsep-konsep pembelajaran. Sehingga tugas guru tidak lagi memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring
siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen serta menemukan fakta dan konsep sendiri.
Penulis bertindak sebagai guru dan menerapkan model pembelajaran POE yang diterapkan di SMA Negeri 1 Parung. Penelitian ini dilakukan selama tiga
kali pertemuan pada konsep Sistem Pencernaan Makanan yang dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas XI IPA 2 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran POE, dan kelas XI IPA 1 berjumlah 35 siswa yang diajarkan dengan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan konsep
dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Peneliti bertindak sebagai motivator dan fasilitator bagi kelas eksperimen
dan kontrol, apabila terdapat hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa dalam kelompok, sehingga setiap kelompok dapat memecahkan solusi dari
permasalahan yang ada secara bersama-sama. Penulis bertindak sebagai guru dalam pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran POE adalah diawali dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari lima sampai tujuh orang yang telah dibuat guru secara
heterogen, menyampaikan materi dasar mengenai konsep sistem pencernaan makanan oleh guru kepada seluruh siswa, membagikan lembar kerja pada setiap
kelompok, meminta kelompok untuk mengadakan pengamatan sesuai petunjuk LKS, meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompoknya dalam menjawab
lembar kerja siswa dan mengkomunikasikannya. Data yang diperoleh melalui pretest kedua kelas memiliki rata-rata yang
tidak berbeda signifikan. Kelas eksperimen dengan rata-rata 55.94, nilai tertinggi
1
I Wayan Santyasa, “Model-Model Pembelajaran Inovatif”, Makalah Pelatihan PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA, Nusa Penida, 29 Juni s.d. 1 Juli 2007, h. 1.
72, dan nilai terendah 40. Sedangkan kelas kontrol dengan rata-rata 51.60, nilai tertinggi 70, dan nilai terendah 36. Setelah diberikan perlakuan, nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh melalui posttest,kelas eksperimen dengan rata-rata 77.88,
nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 50. Sedangkan, kelas kontrol dengan rata- rata 66.22, nilai tertinggi 80, dan nilai terendah 40.
Data nilai N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 0,51. Siswa yang mempunyai nilai dengan
kategori tinggi sebanyak 14 orang, sedang sebanyak siswa 12, dan rendah sebanyak 9 siswa. Begitu pula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam
kategori sedang yaitu sebesar 0,33. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi tidak terdapat satu
siswa, sedang sebanyak 21 siswa, dan rendah sebanyak 14 siswa. Dengan demikian, siswa kelas eksperimen mempunyai hasil rata-rata dan kategori N-
gain lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil analisis keempat aspek KPS pada kelompok eksperimen yang telah
dilakukan model pembelajaran POE dengan metode eksperimen praktikum, rata-rata memiliki peningkatan KPS yang lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol. Dilihat dari segi hasil tes pada kelas eksperimen memiliki rata-rata peningkatan N-gain sebesar 0.53 dengan kriteria sedang,sedangkan kelas kontrol
sebesar 0.49 dengan kriteria sedang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perolehan nilai KPS kelas eksperimen
yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran POE berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Model pembelajaran
POE memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan KPS siswa. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran POE memiliki keunggulan yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas fisik dan mental secara optimal seperti melakukan prediksi, diskusi untuk
menjelaskan hasil pengamatan , lalu kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat refleksi dalam bentuk tulisan tentang pengalaman belajar yang telah