Pembelajaran Geometri Model Van Hiele

cara mereka sendiri, dan dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi diantara para siswa dalam bidang investigasi, banyak hubungan antar objek menjadi jelas. 5. Fase 5:Integrasi Integration Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini penting, tetapi kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya Pierre H. Van Hiele: 1959, Clements Battista: 1992, dan Van Hiele, dalam Ismail: 1998. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan fase pembelajaran geometri model Van Hile untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi matematis dan rasa percaya diri pada materi jarak dalam ruang dimensi tiga.

2.1.6. Alat Peraga

Menurut Estiningsih dalam Pujiati, 2004 alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sedangkan alat peraga matematika seperti yang diungkapkan oleh Djoko Iswadi dalam Pujiati, 2004, didefinisikan seperangkat benda kongret yang dirancang, dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip- prinsip dalam matematika. Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep, agar siswa mampu memahami arti dari konsep tersebut. Salah satu contohnya adalah menggunakan model bangun ruang yang dibuat dari kertas karton, mika, kawat, atau bahan lain untuk menjelaskan tentang materi dimensi tiga. Alat peraga dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Pada penelitian ini alat peraga berupa model kerangka kubus sebagai penunjang fase-fase pembelajaran Van Hiele.

2.1.7. Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam dunia pendidikan, komunikasi memiliki peran yang penting karena dengan komunikasi guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajarnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2010, komunikasi dapat diartikan sebagai menyampaikan atau memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio, visual, atau audio visual. Komunikasi ini merupakan bagian yang terpenting dalam pendidikan matematika, karena dengan komunikasi kita dapat berbagi ide maupun memperjelas pemahaman. Dari pengertian di atas dan pengertian matematika yang telah dijelaskan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan gagasan atau ide- ide matematika dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah serta mendiskusikannya dengan orang lain. Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM 1989 adalah sebagai berikut. 4. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; 5. Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya; 6. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. Kemampuan komunikasi matematis dibagi menjadi dua, yakni kemampuan komunikasi matematis tertulis dan kemampuan komunikasi matematis lisan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

2.1.7.1. Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan

Kemampuan komunikasi matematis lisan sangan perlu untuk dimiliki siswa. Hal itu dikarenakan dengan memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik, siswa dapat menggambarkan ide matematis yang telah dimiliki sehingga dapat menyampaikan dan menjelaskan secara detail kepada orang lain. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis lisan pada peserta didik diperlukan adanya indikator. Adapun indikator kemampuan komunikasi lisan adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan mengeksprsesikan ide-ide matematis melalui lisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.