Alat Peraga Percaya Diri

Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM 1989 adalah sebagai berikut. 4. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; 5. Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya; 6. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi. Kemampuan komunikasi matematis dibagi menjadi dua, yakni kemampuan komunikasi matematis tertulis dan kemampuan komunikasi matematis lisan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

2.1.7.1. Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan

Kemampuan komunikasi matematis lisan sangan perlu untuk dimiliki siswa. Hal itu dikarenakan dengan memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik, siswa dapat menggambarkan ide matematis yang telah dimiliki sehingga dapat menyampaikan dan menjelaskan secara detail kepada orang lain. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis lisan pada peserta didik diperlukan adanya indikator. Adapun indikator kemampuan komunikasi lisan adalah sebagai berikut. 1. Kemampuan mengeksprsesikan ide-ide matematis melalui lisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual. 2. Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis secara lisan, maupun dalam bentuk visual lainnya. 3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.

2.1.7.2. Kemampuan Komunikasi Matematis Tulisan

Selain kemampuan komunikasi lisan, siswa juga harus memiliki kemampuan komunikasi tulisan yang baik. Berikut ini adalah indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis tulisan. 1. Kemampuan mengekspresikan, mendemonstrasikan ide-ide matematis melalui tulisan, dan menggambarkannya secara visual. 2. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis melalui tulisan. 3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide. Sesuai dengan penjelasan di atas, pada penelitian ini akan dianalisis tentang kemampuan komunikasi matematis siswa SMK kelas X ditinjau dari gaya kognitif.

2.1.8. Percaya Diri

Menurut De Angelis 1997, Rakhmat 2000, dan Fatimah 2006 percaya diri adalah sikap positif seseorang terhadap dirinya sendiri untuk mengembangkan penilaian positif terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Seseorang yang percaya diri akan merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri Anita Lie, 2004: 4. Pendapat ini didukung oleh Alfred Adler dalam Peter Lauster, 2005: 14 yang menyatakan bahwa percaya diri merupakan kebutuhan manusia yang paling penting selain rasa superioritas. Seseorang yang rasa percaya dirinya rendah akan memandang dirinya rendah dan bersikap pesimistis Hendra Surya, 2005: 70-71. Das Salirawati 2012: 219 menambahkan ciri lain yang biasanya dimiliki oleh orang yang percaya dirinya rendah adalah selalu dihantui dengan perasaan takut gagal, mudah putus asa, merasa diri tidak mampu dan selalu bimbang atau ragu-ragu dalam memutuskan persoalan. Menurut Inge Pudjiastuti A 2010: 40, beberapa ciri anak yang percaya dirinya rendah adalah meremehkan bakat atau kemampuannya sendiri. Hal ini membuat seseorang menjadi ragu-ragu, takut dan malu untuk melakukan sesuatu. Lauster 2005: 14 menyebutkan ciri-ciri orang yang tidak memiliki percaya diri diantaranya: a merasa malu, b kebingungan, c rendah hati yang berlebihan, d kemasyhuran yang besar, e kebutuhan yang berlebihan untuk pamer, f keinginan yang berlebih-lebihan untuk dipuji. Berkebalikan dengan orang yang percaya dirinya rendah, orang yang memiliki percaya diri tinggi akan memiliki ciri-ciri perilaku yakin kepada diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tidak ragu-ragu, merasa diri berharga, tidak menyombongkan diri, dan memiliki keberanian untuk bertindak Anita Lie, 2004: 4. Selain itu, Syaifullah 2000 mengungkapkan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki sikap percaya diri diantaranya adalah sebagai berikut. a. Tidak mudah mengalami putus asa. Pribadi yang percaya diri akan selalu antusias dalam melakukan suatu tindakan, memiliki tekad, tekun dan pantang menyerah. b. Bisa menghargai pendapatnya sendiri. c. Mengutamakan usahanya sendiri tidak tergantung dengan orang lain. d. Berani menyampaikan pendapat. Berpendapat merupakan suatu hak yang dimiliki oleh setiap orang, tetapi tidak semua orang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat, rasa takut dan khawatir untuk berbicara merupakan salah satu ciri-ciri sikap tidak percaya diri dengan kemampuannya. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri diantaranya adalah berani untuk menyampaikan pendapat yang dimilikinya didepan orang banyak. e. Tanggung jawab dengan tugas-tugasya. Pribadi yang percaya diri akan selalu memiliki taggung jawab pada dirinya sendiri yaitu selalu mengerjakan apa yang menjadi tugas dalam menjalankan suatu tindakan. Di kerjakan dengan tekun dan rajin. f. Memiliki cita-cita untuk meraih prestasi. Sifat percaya diri hanya di miliki oleh orang yang bersemangat berjuang dan memiliki kemauan keras, berusaha dan merealisasikan mimpi-mimpinya untuk menjadi kenyataan. g. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang akan selalu bersosialisasi dan berinteraksi. Interaksi merupakan suatu hal yang tak dapat dipisahkan oleh manusia. Manusia dilahirkan dan hidup tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seseorang membutuhkan orang lain karena tanpa adanya kerja sama dan bantuan orang lain seorang individu tidak bisa menopang hidupnya untuk memenuhi kebutuhannya. Peneliti memakai semua pendapat-pendapat tentang ciri-ciri percaya diri tersebut dan merumuskannya menjadi beberapa indikator percaya diri, yaitu: a. Keyakinan akan kemampuannya Indikator ini menunjukkan bahwa siswa tidak ragu-ragu atau mengalami kebingungan. Sebaliknya, siswa optimis dalam melakukan sesuatu. b. Kemandirian Kemandirian yang dimaksud adalah siswa melakukan sesuatu tanpa dibantu atau bergantung pada orang lain. c. Memiliki rasa positif terhadap dirinya Indikator ini mencakup konsep diri dan harga diri, bahwa siswa tidak merasa rendah diri tetapi merasa bahwa dirinya berharga. d. Keberanian dalam bertindak Indikator ini menunjukkan bahwa siswa tidak merasa malu atau takut dalam melakukan sesuatu. e. Tidak memiliki keinginan untuk dipuji secara berlebihan Indikator ini menunjukkan bahwa siswa tidak sombong dan tidak suka pamer.

2.1.9. Gaya Kognitif

Salah satu hal yang mempegaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa adalah gaya kognitif. Gaya kognitif adalah karakteristik seseorang dalam menerima, menganalisis dan merespon suatu tindakan kognitif yang diberikan. Menurut Bas sey 2009, “Cognitive style is the control process or style which is self generated, transient, situationally determined conscious activity that a learner uses to organize and to regulated, receive and transmite information and ultimate behaviour ”. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif merupakan proses kontrol atau gaya yang merupakan manajemen diri, sebagai perantara secara situasional untuk menentukan aktivitas sadar sehingga digunakan seorang pelajar untuk mengorganisasikan dan mengatur, menerima dan menyebarkan informasi dan akhirnya menentukan perilaku. Sedangkan menurut Witkin, gaya kognitif adalah perbedaan cara siswa memproses informasi dan memberlakukan lingkungan. Gaya kognitif merujuk pada bagaimana seseorang memproses informasi dan menggunakan strategi untuk merespon suatu tugas. Pendapat ahli lain, Woolfolk menunjukkan bahwa di dalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat, mengenal, dan mengorganisasi suatu informasi. Setiap individu akan memilih cara yang disukai dalam memproses dan mengorganisasi informasi sebagai respon terhadap stimuli lingkungannya. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diringkas bahwa gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam menentukan sikap terhadap informasi, cara mengolah informasi, menyimpan informasi, memecahkan masalah, serta membuat keputusan. Gaya kognitif memengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika baik dalam mempresentasikan ide tertulis maupun mengkomunikasikan ide lisan.

2.1.9.1. Macam-macam Gaya Kognitif