3.4.5. Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbimbing. Wawancara terbimbing ialah wawancara yang topiknya telah
ditentukan dalam garis besar, kemudian peneliti mengembangkan pertanyaan selama wawancara berdasarkan topik yang telah ditentukan. Wawancara
digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulisan dalam pembelajaran geometri model Van Hiele berbantuan alat peraga.
3.4.5.1. Validitas dan Reliabilitas Pedoman Wawancara Sebagai sebuah instrumen, pedoman wawancara yang dibuat harus valid
dan reliabel. Pedoman wawancara dikatakan valid jika memenuhi syarat validitas isi dan validitas konstruk. Untuk itu validasi pedoman wawancara pada penelitian
ini akan dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru pengampu sebagai pakar. Pedoman wawancara dikatakan reliabel jika memenuhi syarat eksternal
konsistensi, yaitu dengan cara menggunakan pedoman wawancara secara berulang dan memberikan hasil yang konsisten dalam rentang waktu tertentu.
3.4.5.2. Prosedur Penyusunan Pedoman Wawancara Adapun penyusunan pedoman wawancara dilakukan melalui langkah
berikut: 1 menyusun aspek yang hendak diukur, 2 menyusun butir pertanyaan yang mengukur aspek, 3 menyiapkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan, 4 melakukan uji coba, 5 melakukan revisi perbaikan, dan 6 menyiapkan pedoman yang telah disempurnakan.
Wawancara digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika lisan dan tulisan dalam pembelajaran geometri model Van Hiele
berbantuan alat peraga. Aspek yang dinilai dalam pedoman wawancara ini tertera pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Aspek yang Dinilai pada Pedoman Wawancara No
Aspek yang Dinilai
1. Tujuan wawancara terlihat jelas
2. Urutan pertanyaan dalam setiap bagian terurut secara sistematis
3. Butir-butir pertanyaan menggambarkan arah tujuan yang diinginkan
4. Butir-butir pertanyaan menggambarkan arah tujuan yang dilakukan
peneliti 5.
Rumusan butir pertanyaan menggambarkan arah tujuan yang dilakukan peneliti
6. Rumusan butir pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran ganda
7. Rumusan butir pertanyaan mendorong peserta didik memberikan
penjelasan tanpa tekanan 8.
Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan bagaimana mengekspresikan ide-ide matematis
9. Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan
bagaimana mendemonstrasikan ide-ide matematis 10.
Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan bagaimana menggambarkan ide-ide matematis
11. Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan
bagaimana menginterpretasikan ide-ide matematis 12.
Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan bagaimana mengevaluasi ide-ide matematis
13. Rumusan butir pertanyaan mengarah responden untuk menjelaskan
bagaimana menggunakan instilah-istilah, notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide
Untuk pedoman wawancara selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 8.
3.4.6. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran dibuat sebagai persiapan dalam kegiatan pembelajaran. Sebelumnya validator menuliskan penilaian, saran, dan
komentarnya pada lembar validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD. Untuk Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran dan Lembar Kerja Peserta didik masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Adapun penilaian untuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran terdiri dari 5 kategori, diantaranya: tidak baik skor 1, kurang baik skor 2, cukup baik skor 3, baik skor 4, dan sangat baik skor 5. Sedangkan
kriteria penilaian lembar validasi RPP ada pada Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10. Kriteria Penilaian Perangkat Pembelajaran Skor
Kategori
Tidak Baik Kurang Baik
Cukup Baik
Sangat Baik
Penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari 4 aspek. Pertama, aspek perumusan tujuan pembelajaran yang terdiri dari kejelasan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, kesesuaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dengan tujuan pembelajaran, ketepatan penjabaran Kompetensi
Dasar ke dalam indikator, kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran, serta kesesuaian indikator dengan tingkat perkembangan siswa.