Dokumentasi Lembar Pengamatan Aktivitas

dengan sumbu t dan sumbu f, sehingga akan membentuk empat kelompok siswa yang digambarkan sebagai berikut. Gambar 3.1 Grafik Pengelompokan Anak Reflektif dan Impulsif

3.4.2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan komunikasi matematika tulisan didik pada meteri dimensi tiga. Soal tes tersebut sebelumnya diujicobakan pada kelas uji coba. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan dan keabsahan tes yang meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda dari tiap-tiap butir soal. untuk instrumen tes kemampuan komunikasi matematis selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 2. Berbeda dengan tes tertulis, tes lisan hanya akan diberikan kepada 4 orang siswa yang 2 diantaranya memiliki gaya kognitif impulsif, sedangkan 2 siswa lainnya memiliki gaya kognitif reflektif. Empat siswa tersebut dipilih berdasarkan tes yang telah dilakukan sebelumnya dengan instrumen MFFT. f t Median t Median f Impulsif Reflektif Cepat-Akurat Lambat-Tidak Akurat Berdasarkan hasil tes, akan dianalisis bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab tes lisan maupun tulisan. Sehingga nantinya diperoleh data mengenai kemampuan komunikasi matematika siswa dengan gaya kognitif impulsif dan kemampuan komunikasi matematika siswa dengan gaya kognitif reflektif. 3.4.2.1. Kriteria Tes dan Butir Tes Sebagai sebuah instrumen, tes harus memenuhi kriteria valid dan reliabel demi ketercapaian tujuan dan fungsi tes tersebut. Disamping itu, untuk memperoleh kualitas soal yang baik diperlukan adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan serta daya pembeda soal. Berikut ini penjelasan tentang kriteria-kriteria tersebut. 1. Validitas Tes Tes disebut valid jika memenuhi kriteria validitas isi, validitas konstruk, validias empiris, dan validitas prediksi Arikunto: 2009. Dalam penelitian ini, tes disusun dengan tidak bersifat prediktif karena tes ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan komunikasi matematika siswa, dan bukan untuk memprediksi sesuatu. Validitas isi yaitu tentang mampu tidaknya tes mengukur ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan. Sedangkan validitas konstruk berkaitan dengan kemampuan masing-masing butir soal untuk membangun tujuan tes. Tujuan tes tercapai jika setiap butir tes mampu mengukur indikator yang berkaitan. Untuk mengetahui validitas isi dan validitas konstruk dilakuakan dengan pengecekan oleh ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan guru pengampu. Sedangkan validitas empiris dilakukan melalui tes uji coba.