65
Tabel 8. Karakteristik Petani Padi Pandan Wangi
No Uraian
Pemilik Penggarap
n=14 Penggarap
n=13 1 Status
Usaha a.
Mata pencaharian utama 85,72
84,62 b.
Mata pencaharian sampingan 14,28
15,38 2 Usia
petani tahun 50,71
47,61 3 Pendidikan
petani a.
SD 64,28
61,54 b.SLTP
23,08 c.SLTA
28,58 7,69
d. Perguruan Tinggi
7,14 7,69
4 Pengalaman bertani
a. 0‐5 tahun
23,08 b.
5‐15 tahun 14,28
c.15 ‐25 tahun
28,58 30,77
d. 25 tahun
57,14 46,15
5 Jumlah anggota keluarga
a. 1‐2
7,14 15,38
b. 3‐4
35,71 38,47
c. 5‐6
57,15 46,15
Ket : n = jumlah responden
Sumber : Data primer, diolah Persentase terhadap harga konsumen
5.2.1 Status Usaha
Pada umumnya responden menjadikan pekerjaan usahatani padi pandanwangi sebagai mata pencaharian utama. Tampak pada Tabel 8, persentase
petani pemilik penggarap maupun petani penggarap yang menjadikan usahatani sebagai mata pencaharian pokok lebih besar dibandingkan dengan responden lain
yang sekedar mejadikannya sebagai mata pencaharian sampingan.
66
5.2.2 Usia
Kisaran usia yang produktif untuk menjalankan usaha pertanian berada pada kisaran usia 15-50 tahun Soeharjo dan Patong, 1973, dalam Setianingsih et
al, 1993. Pada Tabel 8 tampak usia rata-rata petani pemilik penggarap yaitu 50,71 tahun, sedangkan petani penggarap 47,61 tahun. Maka, petani penggarap
dapat dikatakan lebih produktif karena rataan usia respondennya berada pada kisaran usia produktif dalam berusahatani. Jika dilihat dari rata-rata usia petani
pemilik penggarap dan penggarap, juga dapat diketahui bahwa rata-rata responden telah lama berkecimpung dalam usahatani tersebut.
5.2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan petani responden sangat berpengaruh terhadap hasil produksi terutama dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan. Pendidikan baik
yang dimiliki responden akan menghasilkan proses produksi yang baik pula. Sebagian besar responden di daerah penelitian telah mengikuti pendidikan formal.
Mulai dari pendidikan dasar SD hingga Perguruan Tinggi PT. Selain dari mengikuti pendidikan formal mereka juga pernah mengikuti pendidikan
nonformal seperti pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus yang berhubungan dengan pertanian. Pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus ini, sebagian besar
diadakan oleh Dinas Pertanian bersama PPL setempat. Mayoritas tingkat pendidikan responden adalah tamatan Sekolah Dasar petani pemilik penggarap
maupun petani penggarap. Tabel 8 menunjukkan data rataan tingkat pendidikan responden petani pemilik penggarap dan penggarap. Dari Tabel tersebut dapat
diketahui bahwa 64,28 persen petani pemilik penggarap merupakan tamatan SD;
67
28.58 persen tamatan SLTA dan 7,14 persen tamatan Perguruan Tinggi PT. Sementara petani penggarap terdiri dari 61,54 persen tamatan SD; 23,08 persen
tamatan SLTP; 7,69 persen tamatan SLTA dan 7,69 persen tamatan PT.
5.2.4 Pengalaman Usaha