52
dijadikan responden di daerah Cianjur berjumlah lima orang, sedangkan 5 pedagang pengecer luar daerah yakni sebanyak empat orang.
4.4 Metode Pengolahan Data
Penelitian ini mengunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keadaan
sistem tataniaga yang meliputi analisis fungsi tataniaga, lembaga dan saluran tataniaga, dan struktur pasar. Analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi analisis
pendapatan usahatani, marjin tataniaga, farmer’s share, rasio keuntungan dan biaya serta analisis efisiensi tataniaga. Data yang telah diperoleh dari lapangan
kemudian dianalisis. Sebelum data dianalisis langkah awal yang dilakukan yakni mengolahnya terlebih dahulu. Caranya yakni dengan melakukan pengeditan dan
pentabulasian data mentah. Data tersebut kemudian dikelompokan sesuai indikator-indikator yang akan dijadikan ukuran penelitian. Data kuantitatif yang
terkumpul diolah dengan menggunakan alat hitung kalkulator dan bantuan komputer.
4.5 Analisis Data
Setelah data diolah selanjutnya adalah dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani dan tataniaga pertanian.
4.5.1 Analisis Pendapatan Usahatani
Usahatani adalah kegiatan yang ditujukan untuk menghasilkan output penerimaan dengan input fisik, tenaga kerja dan modal sebagai korbanannya.
Penerimaan total adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu.
53
Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua input yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan total
pengeluaran Soekarwi et al, 1986. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah sebagai berikut :
TR = Py X Qy TC = TFC + TVC
Π = TR – TC Dimana :
TR = total penerimaan usahatani
TC = total biaya usahatani
Π = pendapatan tau keuntungan usahatani
Py = harga output
Qy = jumlah output
TFC = total biaya tetap
TVC = total biaya variabel Pengeluaran total dapat dibedakan menjadi dua yaitu, biaya tetap dan tidak
tetap biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang tidak digunakan untuk proses produksi tetentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya
produksi seperti biaya pengeluaran tenaga kerja. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya produksi seperti biaya penyusutan alat-alat
pertanian, pajak dan lain-lain. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi
selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai, dengan rumus sebagai berikut :
54
Biaya penyusutan = Nb – Ns n
Keterangan :
Nb = nilai pembelian Rp.
Ns = tafsiran nilai sisa Rp.
N =
jangka usia
ekonomis tahun
Suatu usaha dikatakan efisien secara ekonomis dari usaha lain apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain. Retum and
Cost Ratio R per C ratio merupakan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya atau perbandingan antara penerimaan usahatani dengan pengeluaran
usahatani. Dalam penelitian ini untyuk mengetahui keuntungan dari usahatani padi
dipergunakan R per C ratio dengan rumus yang digunakan oleh Soeharjo dan Patong 1973, yaitu :
R per C ratio = Jumlah penerimaan Rp. Jumlah
Biaya Rp.
4.5.2 Analisis Lembaga dan Saluran Tataniaga